TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pandemi Covid-19 telah membuat Amazon menyesuaikan kondisi kerja baru sebagai respons atas virus yang telah merenggut hampir 300 ribu nyawa di seluruh dunia.
Amazon telah merekrut setidaknya 175.000 orang untuk ditugaskan dalam bidang pemenuhan dan pengiriman barang-barang.
Dalam waktu dekat, Amazon juga akan merekrut tenaga kerja untuk ditempatkan dalam layanan antar-jemput di unit Whole Foods miliknya.
Pada Kamis (30/4/2020), Amazon mengatakan telah membeli setidaknya 100 juta masker wajah dan 31.000 termometer yang siap digunakan untuk memeriksa suhu tubuh pekerja per hari.
Baca: Kebiasaan Belanja Konsumen Berubah ke Sistem Online, Raksasa Retail Amazon Siap Ambil Untung
Biaya perusahaan terhitung melonjak drastis, dengan ongkos pengiriman naik sekitar 49% menjadi hampir 11 Miliar USD.
Tentu ongkos yang dikeluarkan ini membebani laba perusahaan yang turun 29% dari tahun sebelumnya menjadi 2,5 Miliar USD, lebih rendah dari yang diperkirakan para analis.
Saham yang telah melonjak lebih dari 30% pada tahun ini, merosot dalam bursa perdagangan pada waktu setelah jam kerja.
Namun demikian, analis ekonom eMarketer, Andrew Lipsman menyebut Amazon dapat mengambil keuntungan jangka panjang dari pergeseran kebiasaan konsumen yang terjadi sekarang.
Adanya peningkatan belanja online membuat pasar Amazon juga meningkat.
"(Kondisi) ini akan menjadi acuan berpikir jangka pendek saja atas apa yang terjadi pada kuartal sekarang ini," katanya.
Terlepas dari merosotnya ekonomi dunia, penjualan Amazon dinilai relatif stabil dari penurunan saat ini, tambahnya.
"Jika kita berhasil keluar dari masa resesi ini, orang-orang dapat kembali (belanja) normal, maka saat itulah Amazon dan juga yang lain, akan menerima tamparan balik," katanya.
Baca: Dilema Raksasa Retail Amazon di Tengah Pandemi: Angka Penjualan Naik, Ongkos Bertambah Besar
Meningkatnya Angka Penjualan
Sejak tiga bulan terakhir lockdown diterapkan, angka penjualan Amazon melonjak cukup signifikan.
Kenaikan angka ini dipengaruhi meningkatnya permintaan konsumen seperti; bahan makanan, obat-obatan, dan layanan cloud-computing selama masa lockdown.
Tercatat angka penjualan Amazon naik 26% dari tahun sebelumnya dan diperkirakan oleh perusahaan akan meningkat 28% pada kuartal berikutnya.
Namun demikian, banyaknya permintaan konsumen ini justru membuat tegang raksasa retail tersebut.
Baca: Bos Amazon dan Orang Terkaya di Dunia, Jeff Bezos Sumbang Rp 136,9 Triliun Atasi Perubahan Iklim
Pasalnya, korporasi milik Jeff Bezos ini dimungkinkan akan membayar ongkos penjualan (bruto) sebanyak 4 Miliar USD untuk kebutuhan selama pandemi hingga Juni 2020.
Ongkos tersebut dialokasikan untuk sejumlah kebutuhan seperti; kenaikan upah buruh, pembelian masker dan alat pelindung diri (APD), hingga biaya pembersihan gudang dan sejumlah bangunan kantor.
Diketahui perusahaan Amazon telah menerapkan langkah-langkah pembatasan sosial / social distancing di lingkungan kerjanya.