TRIBUNNEWSWIKI.COM - Merosotnya harga minyak mentah dunia berimbas pada harga bahan bakar minyak (BBM).
Permintaan pasar yang menurun menjadi penyebab utama menurunnya harga minyak mentah dunia sejak pandemi Virus Corona yang menyebabkan Covid-19 melanda sejumlah negara.
Meski demikian, pemerintah belum mengumumkan penurunan harga BBM di Indonesia, baik di SPBU Pertamina maupun SPBU swasta lainnya.
Hal ini menimbulkan pertanyaan dari berbagai pihak perilah belum ada keputusan apapun dari Kementerian ESDM terkait hal ini.
Usut punya usut, ternyata ada aturan yang menghambat penentuan harga BBM yang diatur dalam Keputusan Menteri ESDM No 62K/MEM/2020 tanggal 28 Februari 2020 tentang formula dasar penentuan harga BBM.
Aturan baru ini penentuan harga jual BBM dalam negeri dua bulan atau setiap tanggal 25 dua bulan sebelumnya sesudah harga minyak dunia berubah.
Baca: Harga BBM Turun Per 1 Februari 2020, Simak Daftar Harga Lengkap Semua Provinsi
Termasuk perhitungan harga setiap 1 liter BBM di SPBU berubah.
Harga BBM di Indonesia dihitung mengacu pada MOPS (Mean Of Platts Singapore).
Formulasinya:
BBM sampai RON 92: harga MOPS + Rp 1.800 (naik dari sebelumnya Rp 1.000) + margin (keuntungan) 10 persen.
BBM di atas RON 92: harga MOPS + Rp 2.000 (naik dari sebelumnya Rp 1.000 dan Rp 1.200) + margin (keuntungan) 10 persen.
Berdasarkan formula tersebut dan penurunan harga minyak dunia sejak Februari lalu bisa disimpulkan bahwa harga BBM akan ikut menurun.
"Jadi nanti 1 Mei, harusnya Pertamina dan badan usaha lainnya harus jual (Pertamax) Rp 7 ribu per liter.
Pun dengan Juni nanti Rp 5.650 per liter," kata Rudi Rubiandini Mantan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Pak Rudi berbicara ketika konferensi per secara daring alias teleconferens pada Senin (27/4/20).
Jadi, itu yang melatarbelakangi pemerintah belum menurunkan harga bensin atau BBM.
Sedangkan di Malaysia sudah turun karena di sana dilakukan setiap dua minggu sekali perubahannya mengikuti harga minyak dunia.
Harga minyak mentah dunia kembali anjlok
Harga minyak mentah dunia kembali merosot pada perdagangan Selasa (28/4/2020) waktu setempat.
Penurunan dialami oleh minyak jenis West Texas Intermediate (WTI).
Kekhawatiran investor terhadap tidak cukupnya kapasitas penyimpanan minyak dunia menjadi sentimen utama yang mendorong harga minyak turun.
Minyak mentah AS, WTI untuk pengiriman Juni turun 3,5 persen ke level 12,33 dollar AS per barel.
Hal tersebut terjadi utamanya diakibatkan keputusan United States Oil Fund yang akan menjual kontrak kepemilikan minyak pengiriman Juni.
United States Oil Fund berencana untuk mengganti kontrak kepemilikan yang lebih baru.
"Aksi jual kepemilikan kontrak Juni merupakan imbas dari fasilitas penyimpanan yang terisi dengan sangat cepat," ujar Chief Global Markets Strategist AxiCorp, Stephen Innes, dikutip dari CNN, Rabu (29/4/2020).
Baca: Terapkan Sistem Baru, SPBU Pertamina Tak Akan Layani Isi BBM Full Tank Lagi, Ini Penjelasannya
Keputusan tersebut juga menunjukan seberapa tinggi dampak pandemi Covid-19 terhadap permintaan global, sehingga mengakibatkan ruang penyimpanan semakin minim.
"Industri minyak dihadapi disrupsi pasokan dan permintaan dalam skala yang tidak pernah terjadi sebelumnya," ujar CEO BP Bernard Looney.
Harga minyak jenis WTI bahkan sempat pada berada di bawah 0 dollar AS per barel pada perdagangan pekan lalu.
Meski semula WTI diproyeksi akan mengalami penguatan pada kontrak pengiriman Juni, namun sejak awal pekan ini harga minyak patokan AS ini terus terkoreksi.
Berbeda dengan WTI, harga minyak patokan global, Brent justru berhasil mengalami penguatan sebesar 1 persen ke levl 20,22 dollar AS per barel.
Baca: Harga BBM Turun! Mulai dari Pertamina, Shell hingga Total, Mana yang Paling Murah? Cek Daftarnya
Baca: Harga BBM di Indonesia Paling Mahal Tapi Kualitas Paling Rendah, KPBB Sebut Rakyat Dibohongi
(Motorplus-online.com/Galih Setiadi, Kompas.com/Rully R. Ramli) (TribunnewsWiki.com/Niken Aninsi)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Harga Minyak Dunia Kembali Anjlok".