TRIBUNNEWSWIKI.COM - Selasa, (14/4/2020) Korea Utara menembakkan salvo berupa proyektil diduga rudal jarak pendek ke laut bagian timur Korea Utara.
Diberitakan oleh Yonhap, aktivitas militer tersebut dibenarkan oleh pihak Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS).
Pemilihan hari penembakan rupanya tepat satu hari sebelum hari ulang tahun presiden pertama Korea Utara sekaligus kakek dari Kim Jong Un yaitu Kim Il Sung.
Kim Il Sung diketahui lahir pada 15 April 1912 dan meninggal dunia pada 8 Juli 1994.
Baca: Kim Il Sung, Presiden Korea Utara 1972-1994
Baca: Kim Jong Un Ancam Pejabatnya dengan Konsekuensi Serius Jika Corona Sampai Infeksi Korea Utara
Tak hanya itu peluncuran rudal diduga sekaligus 'menyambut' pemilu Korea Selatan yang diagendakan akan dilaksanakan Rabu, (15/4/2020).
Meskipun sebenarnya pemilu telah dilaksanakan beberapa hari lebih awal untuk mengurangi aktifitas keramaian lantaran pandemi corona masih terjadi.
Rudal yang diluncurkan bisa tembak kapal dari daratan
Dikatakan oleh otoritas JCS, jenis proyektil diduga rudal tersebut adalah surface-ti-ship cruise missile.
Yaitu sejenis rudal yang dioperasikan di daratan namun bisa mencapai target kapal yang berada di laut.
Beberapa istilah lain dari proyektil jenis ini adalah anti-ship missiles atau rudal anti kapal.
Uji coba dilakukan di sekitar pesisir timur di laut Kota Munchon, Provinsi Kangwon, Korea Utara sekitar pukul 7 pagi waktu setempat selama 40 menit.
JCS menerangkan proyektil tersebut telah melempar rudal dengan jangkauan sekitar 150 km sebelum jatuh ke perairan di laut timur.
"Saat ini pihak militer terus memantau uji coba dengan cermat dan mempersiapkan apakah akan dilakukan uji coba lanjutan," terang JCS.
Uji coba tersebut merupakan aktivitas militer terbaru yang dilakukan Korea Utara untuk memperkuat militer negera tersebut.
Sebelumnya perundingan denuklirisasi dengan Amerika Serikat telah dilakukan.
Namun perundingan tersebut terhenti karena adanya pandemi corona yang juga berdampak pada Amerika Serikat.
Uji coba serupa pernah dilakukan 8 juni 2018
Uji coba senjata jelajah serupa pernah dilakukan pada 8 Juni 2018 lalu.
Yaitu ketika Korea Utara melakukan percobaan senjata pertahanan jenis baru yaotu Kumsong-3 di Wonsan, Provinsi Kangwon, Korea Utara.
Senjata yang disebut oleh Amerika Serikat sebagai KN-19 tersebbut pertama kali dipamerkan dalam parade peryan ulang tahun Kim Il Sung ke-105 pada 15 April 2017.
"Proyektil yang digunakan Selasa ini memiliki kemiripan jenis dengan sistem yang pernah diuji coba pada Juni 2017 lalu, sekarang pihak Korea Selatan dan otoritas intelijen AS masih melakukan analisa mendalam," jelas ofisial JCS.
Selama uji coba pada 2017, Korea Utara menembakkan empat proyektir yang mengudara hingga 200 km.
Rudal jelajah laut jarak dekat memang sulit dideteksi namun memiliki akurasi yang tinggi dalam membidik target.
Hal tersebut lantaran proyektil dilengkapi dengan manuver waypoint sehingga senjata bisa merubah arah sendriri selama penerbangan agar tetap tepat sasaran.
Latihan militer Korea Utara sempat terhenti karena pandemi corona
Seperti yang diberitakan KCNA, Korea Utara sebenarnya tak terlalu aktif melakukan latihan militer selama pandemi corona memanas beberapa waktu lalu.
Sehingga peluncuran rudal yang dilakukan hari ini dilakukan untuk 'menebus' latihan yang sempat tertunda.
Pada Jumat lalu, Kim Jong Un juga telah mulai mengawasi latihan menembak mortir jarak dekat.
Dua hari kemudian, sang supreme leader juga melakuka n inspeksi mendadak di pangkalan udara Korea Utara.
"Belakangan kami memperhatikan adanya peningkatan kegiatan militer Korea Utara terutama angkatan udara tepatnya di wilayah dekat dengan demakrkasi dengan Tiongkok, sekitar Laur Kuning," terang seorang otoritas militer kepada KCNA.
Dengan demikian, Korea Utara sejak Maret hingga saat ini telah melakukan latihan militer baik artileri maupun uji coba senjata besar sebanyak empat kali.
Pada 29 Maret lalu, Korea Utara melakukan uji coba dua proyektil jarak pendek dari sistem roket berjenis The Army Tactical Missile System (ATACMS).
Latihan militer yang dilakukan oleh Korea Utara diperkirakan dilakukan untuk memperketat disiplin militer meskipun pandemi corona masih belum berakhir.
Sebelumnya diberitakan jika Korea Utara sempat mengadakan rapat tingkat tinggi untuk membahas mengenai Covid-19.
Meskipun mengatakan siap melawan Covid-19, hingga saat ini Korea Utara belum mengumumkan secara resmi adanya kasus pasien positif terinfeksi virus corona.
Para ahli juga memprediksi jika sanksi internasional turut menjadi alasan mengapa Korea Utara terus memperkuat kekuatan militer mereka.
Terlebih ketika tahun baru, Kim Jong Un sempat mengumumkan telah memiliki senjata strategis baru yaitu Intercontinental Ballistic Missile (ICBM).
Yaitu rudal balitik yang memiliki jangkauan serang hingga antarbenua.
Tak hanya itu Korea Utara juga menyatakan pihaknya kini memiliki senjata yang bisa diluncurkan melalui kapal selam.
Yaitu berjenis Submarine Launched Ballistic Missile (SLBM).
Pengumuman tersebut secara tidak langsung telah membuktikan bahwa Korea Utara tidak mengindahkan imbauan dari Dewan Keamanan PBB.
Baca: Korea Utara Tak Makamkan Jenazah Covid-19 dengan Layak Malah Mayatnya Dijadikan Pupuk Tanaman
Baca: Kim Jong Un Ketahuan Buat Rumah Sakit Darurat Khusus Virus Corona, Begini Pengakuan Korea Utara
Baca: Kim Jong Un Dikabarkan Tinggalkan Pyongyang sejak Februari demi Hindari Tertular Virus Corona
(TRIBUNNEWSWIKI/Magi)