Hari Ini dalam Sejarah 13 April 1970: Tangki Oksigen Meledak, Misi Apollo 13 ke Bulan Dibatalkan

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Misi Apollo 13 yang bertujuan mengeksplorasi bulan akhirnya dibatalkan karena tangki oksigen meledak pada 13 April 1970.

Padahal pesawat antariksa itu dijadwalkan akan memasuki orbit bulan sehari kemudian.

Para awak angkasa berada sekitar 200.000 mil dari Bumi dan harus bertahan dalam kondisi kekurangan oksigen dan energi.

Namun, mereka berhasil menanganinya dan kembali ke Bumi dengan selamat pada 17 April 1970.[1]

Baca: Hari Ini Dalam Sejarah, 11 April 2015 - Presiden AS & Kuba Bertemu Pertama Kali Sejak 50 Tahun Lebih

Baca: Hari Ini Dalam Sejarah, 10 April 1919: Pemimpin Revolusioner Meksiko, Emiliano Zapata Ditembak Mati

Apollo 13 adalah misi pendaratan dan penjelajahan yang ketiga di bulan.

Pada awalnya misi ini dijadwalkan pada Juli 1969 dan akan diberangkatkan pada Maret 1970.

Namun, keberangkatan digeser pada bulan April dan tiga astronot sudah ditugaskan untuk misi ini.

Mereka adalah James A. Lovell (pemimpin) dengan Fred Haise dan John Swigert.

Target mereka di bulan adalah Formasi Fra Mauro, tempat diadakannya penyelidikan.

Pada Maret 1970, selama demonstrasi tes untuk Apollo 13, insinyur Kennedy Space Center menemukan masalah dengan sebuah tangki gas di service module (SM).

Pesawat angkasa ini membawa dua tangki yang tiap tangkinya berisi 145 kg oksigen.

Oksigen itu digunakan untuk atmosfer command module (CM) dan tiga sel bahak bakar yang menjadi sumber energi listrik.

Selain itu, reaksi kimia di sel juga menghasilkan air untuk minum para astronot dan mendinginkan komponen elektronik.

Namun, setelah beberapa kali dites, tangki yang sempat bermasalah itu diputuskan tetap dipakai.[1]

Baca: Hari Ini Dalam Sejarah, 11 April 2015 - Presiden AS & Kuba Bertemu Pertama Kali Sejak 50 Tahun Lebih

Apollo 13 diberangkatkan di Kennedy Space Center Launch Complex 39 pada 11 April 1970 pukul 19.13 GMT.

Antara 000:00:12.6 dan 000:00:32.1, pesawat terbang dari azimuth 90 derajat ke azimuth 72.043 derajat.

Kondisi udara maksimum selama kenaikan adalah 108,13 knot pada 252 derajat dari utara pada ketinggian 44.540 kaki.

Pada 003:06:38.9, CSM dipisahkan dari S-IV B dan tv onboard dimulai pada 003:09 selama 72.

Tv ini akan memperlihatkan pemandangan interior, eksterior, docking, dan ejection di CM.[3]

Manuver transposisi yang dijalankan dengan baik dan Apollo meluncur ke bulan melalui jalur yang akurat.

Kemudian, pesawat menjalankan manuver transfer hybrid untuk memfasilitasi pendaratan di Frau Mauro yang susah.

Hari kedua, 12 April, tidak ada insiden yang yang terjadi pada misi Apollo.[4]

Baca: Hari Ini Dalam Sejarah, 10 April 1919: Pemimpin Revolusioner Meksiko, Emiliano Zapata Ditembak Mati

Pada 13 April pukul 21.30 EST, Apollo 13 sudah berjarak lebih dari 200.000 mil dari Bumi.

Kru sudah menyelesaikan penyiaran televisi dan sedang memeriksa Aquarius, nama Landing Module (LM).

Apollo 13 dijadwalkan memasuki orbit bulan sehari kemudian.

Namun, pukul 09.08, tangki oksigen nomor 2 meledak dan menganggu suplai oksigen, listrik, cahaya, dan air.

Lovell kemudian melaporkan ke pengendali misi bahwa ada masalah dan kru mulai menyelidiki.

Setelah mengetahui bahwa oksigen CM bermasalah, misi pendaratan diputuskan dibatalkan.

Karena CM kehilangan tekanan, sel bahan bakar juga mati dan kru pindah ke LM yang memiliki oksigen cukup.

Daya listrik di LM dimaksudkan untuk menunjang dua orang selama 45 jam.

Jika tiga kru Apollo tersebut ingin kembali ke Bumi, LM harus bisa menunjang tiga orang setidaknya selama 90 jam.

Mereka harus bertahan dengan cara mengurangi penggunaan air dan energi.

Pada 14 April, mereka harus melakukan manuver sulit dan LM akan membakar energi selama lima menit agar memberikan dorongan kembali ke Bumi sebelum energi habis.

Namun, mereka berhasil melakukannya dan Apollo 13 menuju ke Bumi.

Tiga hari kemudian, CM berhasil dinyalakan dan dipisahkan dari CM.

Pesawat tersebut memasuki atmosfer Bumi sebelum pukul 13.00 dan parasut para astronot terlihat.

Mereka berhasil mendarat dengan aman di Samudra Pasifik.[5]

(TribunnewsWiki/Febri)