TRIBUNNEWSWIKI.COM - Diketahui sebelumnya bahwa jenazah perawat RSUP Kariadi yang meninggal akibat virus corona terpaksa dipindahkan ke Bergota makam keluarga RSUP Kariadi.
Hal tersebut terjadi karena adanya penolakan dari warga yang mendesak agar jenazah tidak dimakamkan di dekat daerah tempat tinggalnya.
Setelah itu, entah dari mana akun Facebook yang diduga sosok penolak jenazah pun menjadi bulan-bulanan netizen.
Pemilik akun tersebut diduga menjadi orang yang sangat keras menolak pemakaman jenazah perawat RSUP Kariadi Semarang yang terpapar virus Covid-19.
Baca: Pengusaha di Tasikmalaya Hibahkan 1 Hektar Tanah Untuk Pemakaman Korban Virus Corona
Baca: Update Pasien Virus Corona hingga 11 April 2020 di Seluruh Dunia, Total 102.753 Orang Meninggal
Awalnya, jenazah tersebut akan di makamkan di dekat makam ayahnya, di TPU Siwarak, Suwakul, Kelurahan Bandarjo, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.
Namun, sebelum jenazah dimakamkan sejumlah warga pun melakukan protes untuk tidak memakamkan jenazah di TPU tersebut.
Bahkan, foto dan video penolakan jenazah tersebut menjadi viral di berbagai media sosial.
Saat itu, pelaku mengenakan kaos oblong, ia mengatakan kalau jenazah dimakamkan (di TPU tersebut) akan mengakibatkan efek yang jauh.
"Setelah dimakamkan, efeknya nanti jauh Pak," ucapnya dalam video berdurasi 7 detik tersebut.
Diketahui, laki-laki itu adalah RT setempat.
Baca: Penolakan Pemakaman Jenazah Positif Covid-19: Perawat Pakai Pita Hitam, Ganjar Pranowo Minta Maaf
Penolakan pemakaman jenazah virus corona tersebut terjadi pada Kamis (9/10/2020) sore.
Padahal sebelumnya prosesi pemakaman sudah disetujui pihak pemangku tempat tersebut, bahkan liang lahat sudah disiapkan.
Namun, saat jenazah tiba sekelompok masyarakat pun protes dan meminta jenazah dimakamkan di tempat lain.
Wakil Bupati, BPBD serta TNI Polri yang mengawal pun tidak mampu mengubah keinginan warga.
Akhirnya jenazah dibawa ke TPU Bergota, makam keluarga RSUP Kariadi.
Sementara itu, ketua RT 6 Dusun Suwakul, Badajo, Ungaran Barat, Kabupaten Seatang, Purbo mengaku sempat menangis saat warganya menolak adanya pemakaman perawat tersebut.
Namun, ia pun tidak bisa membantah para warganya yang ngotot.
Baca: 2 Pemuda Singapura Lakukan Prank Menyebarkan Virus Corona dengan Meminum Jus Botol di Supermarket
Baca: Gunung Anak Krakatau Erupsi, Warga Heboh Dengar Suara Dentuman, PVMBG Belum Bisa Pastikan Asalnya
"Mereka meminta untuk tidak dimakamkan di sini. Karena saya Ketua RT, maka saya punya tanggung jawab moral untuk warga saya di sini," jelas Purbo saat menemui ketua DPW PPNI Jateng, Edy Wuryanto, di Kabupaten Semarang, Jumat (10/4/2020).
"Mereka kepanikan, karena banyak mobil. Saya sudah tidak masalah, tetapi warga punya pendapat sendiri," lanjutnya.
Purbo mengaku tak sampai hati meneruskan aspirasi warganya.