Pandemi COVID-19 Sebabkan Produksi Kondom Dunia Menurun, PBB Turun Tangan

Pandemi virus corona atau COVID-19 menyebabkan produksi kondom di dunia menurun.


zoom-inlihat foto
kondom-123.jpg
Pixabay
Pandemi virus corona sebabkan produksi kondom dunia menurun, Perserikatan Bangsa-Bangsa bunyikan alarm


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pandemi virus corona atau COVID-19 menyebabkan produksi kondom di dunia menurun.

Dilaporkan banyak pabrik-pabrik produksi kondom ditutup untuk mencegah penyebaran virus corona, kata sejumlah pimpinan perusahaan kontrasepsi top dunia.

Lebih dari setengah umat manusia di dunia terisolasi di dalam rumah mereka saat virus corona yang mudah menular ini berada di mana-mana, sementara banyak pemerintah di dunia yang mengeluarkan kebijakan untuk menutup sejumlah pabrik lantaran dianggap dapat menimbulkan kontak fisik.

Malaysia, salah satu produsen karet top dunia dan eksportir besar kondom diketahui memberlakukan lockdown pada bulan lalu akibat angka infeksi melonjak dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara.

Pembatasan produksi perusahaan kontrasepsi raksasa Malaysia, Karex ikut menjadi memengaruhi angka penurunan produksi kondom.

Baca: Bukan untuk Hubungan Badan, Kondom di 2 Negara Ini Ludes Diborong karena Wabah Virus Corona

Kondom dan cara pemakaian b65
Kondom dan cara pemakaian (Unsplash)

Karex yang merupakan satu dari lima produsen kondom dunia terhitung memproduksi 200 juta kondom dari pertengahan Maret hingga April.

Angka ini lebih sedikit dari produksi biasanya.

Perusahaan yang memasok kondom ke banyak perusahaan di dunia ini harus menutup tiga pabriknya di Malaysia pada periode awal kebijakan Lockdown dilakukan hingga 14 April mendatang.

Sejak saat itu, perusahaan hanya diizinkan untuk beroperasi namun hanya dengan menggunakan 50 persen tenaga kerjanya.

Karex dan para produsen kondom lain di seluruh dunia saat ini menghadapi sejumlah hambatan, termasuk kesulitan konsumen ke toko karena masalah transportasi, tutupnya pusat perbelanjaan, dan kurangnya produksi.

"Dunia tentu akan melihat angka penurunan kondom," kata Kepala Eksekutif Karex, Goh Miah Kia, kepada AFP, Rabu (8/4/2020).

"Ini menantang, tetapi sekarang kami sedang berusaha lakukan yang terbaik yang kami bisa. Ini jelas menjadi perhatian utama - kondom adalah perangkat medis yang penting

"Sementara saat ini kita sedang memerangi COVID-19, ada juga masalah serius lain yang perlu kita perhatikan," katanya, seraya menerangkan dirinya khawatir pasokan kondom ke negara-negara berkembang.

Baca: Kondom Bekas Bikin Bisnis Seks Short Time Terungkap, Alert bagi Orangtua, Pelanggannya Pelajar

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) (Instagram.com/@unitednations)

Respons PBB

Perserikatan Bangsa-Bangsa turut memberi perhatian terkait menurunya produksi kondom di seluruh dunia.

PBB bersama sejumlah organisasi kesehatan seksual dan reproduksi membunyikan alarm memperingatkan bahwa saat ini produksi yang tersedia hanyalah sekitar 50-60 persen dari pasokan.

"Penutupan perbatasan (negara) dan sejumlah kebijakan pembatasan lainnya memengaruhi transportasi dan produksi di sejumlah negara dan kawasan lain," kata juru bicara UN Population Fund.

PBB akan mengambil langkah-langkah untuk menambah produsen baru untuk membantu kebutuhan yang sedang diperlukan.

Organisasi dunia ini juga akan bekerja sama dengan pemerintah di seluruh dunia untuk terus mendukung kampanye keluarga berencana.

PBB juga mengatakan bahwa kekhawatiran utama dari turunnya produksi kondom dapat berefek pada kalangan populasi miskin.

"Kekurangan kondom, atau kontrasepsi jenis apa pun dapat mengarah pada peningkatan kehamilan yang tidak diinginkan, dengan konsekuensi kesehatan dan sosial yang juga berpotensi dapat merusak perempuan remaja, dewasa dan pasangan serta keluarga mereka," kata juru bicara tersebut.

PBB juga menyebut akan adanya peningkatan aborsi yang tidak aman dan peningkatan risiko infeksi seksual yang menular , serta HIV.

Saat Produksi Turun, Permintaan Justru Meningkat

Dilaporkan di kala banyak pabrik produsen kondom ditutup karena pandemi corona, permintaan kondom justru meningkat.

Kepala Eksekutif Karex, Goh Miah Kiat menyebut permintaan meningkat disebabkan karena orang-orang di seluruh dunia terisolasi di rumah mereka.

India, sebuah negara di Asia mencatat bahwa penjualan kondom telah melonjak 25-35 persen dalam sepekan.

Negara yang memiliki penduduk sekitar 1.3 miliar orang ini juga telah mengumumkan penguncian negaranya untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19.

Harapan Dari China

Terlepas adanya peringatan PBB atas kekurangan produksi kondom, muncul sinyal positif dari produsen kondom di China, tempat virus ini pertama kali muncul pada tahun lalu.

Produsen besar di sana telah memulai kembali operasi sejumlah pabrik kondom lantaran otoritas berwenang telah melonggarkan pembatasan penyebaran virus yang telah menewaskan lebih dari 80.000 orang di seluruh dunia.

Produsen kondom HBM Protections yang menghasilkan lebih dari satu miliar kondom dalam setahun menyatakan bahwa operasi pabriknya akan kembali ke tingkat normal.

Mereka menyebut akan mempercepat rencana perusahaan sebelumnya yang akan melipatgandakan jumlah jalur produksi pada akhir tahun.

Produsen kondom lainnya, Shanghai Mingbang Rubber Products, bersedia meningkatkan ekspor kondom.

"Jika pasar internasional mengalami masalah seperti itu,... kami akan bersedia untuk mengekspor lebih banyak," kata kepala eksekutif, Cai Qijie.

-

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

  • Film - Patah Hati yang

    Patah Hati yang Kupilih adalah sebuah film drama
  • Film - Mr. Bean Kesurupan

    Mr. Bean Kesurupan Depe adalah sebuah film Indonesia
© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved