TRIBUNNEWSWIKI.COM - Beberapa wilayah di Indonesia memutuskan untuk melakukan lockdown atau karantina wilayah akibat Covid-19.
Langkah tersebut diterapkan untuk mencegah penyebaran wabah virus corona atau Covid-19 di Indonesia.
Menariknya, langkah lockdown tersebut dilakukan oleh beberapa wilayah menggunakan berbagai cara.
Salah satunya cara unik dilakukan sebuah desa di Purworejo, Jawa Tengah.
Warga rela menggunakan pakaian seperti hantu pocong.
Penjagaan dengan kostum pocong itu dilakukan agar masyarakat tidak berkeliaran dan tetap berada di rumah.
Warga membalut dirinya dengan kain kafan hingga menutup muka.
Dalam foto tersebut, terlihat dua warga yang berkostum pocong sedang duduk di tengah jalan.
Adanya berita tersebut menjadi perhatian publik.
Bahkan, salah satu portal berita di Korea Selatan, SBS.co.kr ikut memberitakan kisah tersebut.
Menggunakan huruf Hangul, SBS merilis berita berjudul 'Pencegahan Covid-19, Desa di Indonesia Sampai Dijaga Hantu Pocong'.
Tak hanya itu, dalam menuliskan pemberitaan tentang pocong tersebut SBS juga menuliskan pocong dalam tulisan hangul dan menambahkan kata 'gwisin' atau hantu.
SBS juga menjelaskan arti pocong dan memberikan penggambaran kepada masyarakat Korea.
“Prosedur pemakaman Islam di Indonesia itu adalah dengan membungkus tubuh dari atas sampai bawah dengan selembar kain dan mengikat enam tempat dari kepaa hingga kaki. Tubuh yang diikat itu disebut pocong,” kata SBS.
“Sebelum dimakamkan, petugas pemakaman harus melepas talinya dulu. Jika tidak dilepas, maka jiwa orang yang meninggal itu tak ingin meninggalkan tubuhnya yang sudah dimakamkan dan menjadi gentayangan atau jadi setan,” tulisnya di paragraf berikut.
Baca: Video Viral Seorang Memakai Kostum Dinosaurus Belanja di Mall & Naik Tesla, Dijuluki T-rex Sultan
Baca: Viral Polisi Marahi Pemilik Warung Kopi dan Puluhan Pengunjung Karena Nekat Berkerumun
Dalam tulisan tersebut juga menyebutkan bahwa pocong merupakan hantu Indonesia yang unik.
“(Pocong) itu dianggap bisa teleportasi dan terbang. Orang Indonesia takut dengan pocong. Jadi tampaknya dengan adanya pocong itu, orang-orang itu jadi takut untuk keluar,” katanya.
Mengetahui hal tersebut, banyak warganet Indonesia di Twitter yang cukup kaget namun tergelitik karena pocong yang merupakan hantu lokal bisa debut di Korea Selatan.
Polisi India Pakai Helm Virus Corona
Dikutip dari Kompas.com, polisi di India menggunakan helm berbentuk virus corona.
Rajesh Babu, seorang polisi berpangkat inspektur mengenakan helm yang dibentuk menyerupai virus ketika menghentikan masyarakat yang masih melintas.
Helm itu ditutupi oleh duri merah dengan gelembung di pangkalnya. Persis seperti bentuk virus corona yang diambil menggunakan mikroskop elektron.
Seniman lokal B Gowtham, pendiri organisasi Art Kingdom, mengaku mempunyai ide itu ketika melihat masih rendahnya kesadaran warga untuk menaati lockdown.
"Mereka tidak cukup higienis," keluh Gowtham.
"Pemerintah sudah meminta jangan keluar. Tetap, kami masih melihat lalu lalang orang yang tak pakai perlindungan, seperti masker," kata dia.
Dia mengungkapkan, dia mengira orang-orang tidak menganggap serius wabah ini karena bagi mereka, penyakit ini tidak kasat mata.
Baca: Polisi Bubarkan Resepsi Pernikahan di Jember, Tenda Dibongkar, Makanan Dibungkus Dibagi ke Warga
Oleh karena itu, ide kreatif tersebut ia gunakan untuk menunjukkan wabah tersebut kepada masyarakat.
Menurutnya dengan hal itu warga akan ketakutan.
Dengan mengenakan "Helm Virus Corona" itu, Babu menghentikan mobil atau motor, terutama jika mereka ketahuan tidak mengenakan masker.
Kepada warga yang masih "keluyuran", Babu meminta mereka untuk tidak keluar rumah kecuali keperluan mendesak, dan memperingatkan agar warga melakukan social distancing.
"Jika Anda berani keluar, maka saya akan masuk," ancam Babu.
Ia juga menyebut bahwa warga memberikan tanggapan positif dan berterima kasih serta bersedia tinggal di rumah.
(TRIBUNNEWSWIKI/Afitria/Kompas.com)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Peringatkan Warga agar Tak "Keluyuran" Saat Lockdown, Polisi India Pakai Helm Virus Corona