TRIBUNNEWSWIKI.COM - Iran merupakan satu di antara negara-negara yang terkena dampak besar virus corona.
Hingga Rabu (25/3/2020), tercatat sudah lebih dari 27 ribu kasus Covid-19 ditemukan di Iran.
Dan sudah lebih dari 2 ribu orang yang meninggal dunia akibat terpapar virus corona tersebut.
Sebelum adanya wabah virus corona ini, Iran sudah membuat geger dunia saat berseteru dengan Amerika serikat.
Bahkan kedua negara tersebut sudah menyulut adanya Perang Dunia III.
Meskipun kini Iran sedang kelabakan dengan virus corona, perseteruan kedua negara masih berlanjut.
Bahkan Iran justru menyebut Amerika Serikat adalah biang keladi dari virus corona ini.
Baca: Kanselir Jerman Angela Merkel Dikarantina, setelah Tau Dokternya Positif Terjangkit Corona
Baca: Pandemi Virus Corona Buat Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi Kompak di Luar Lapangan
Dilansir oleh Daily Mirror, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, baru-baru ini memberikan pernyataan keras kepada AS.
Hal tersebut menanggapi adanya tawaran AS untuk membantu Iran dalam menghadapi wabah Covid-19.
Ayatollah berbicara di televisi dalam pidatonya ketika krisis Covid-19 menimpa negaranya.
Dia mengklaim ada kecuriagaan bahwa virus itu dibuat oleh AS.
Selain itu dia juga menyebut tindakan AS yang ingin menolong Iran terkesan sangat aneh.
"Bagaimana bisa negara yang kewalahan menahan Covid-19, menawarkan bantuan pada negara lain," klaim Ayatollan Khamenei dikutip dari Daily Mirror.
Khamenei, juga mengatakan bahwa, "Hari ini musuh Iran yang paling menyeramkan adalah Amerika Serikat."
"Kami tidak kekurangan musuh, para pejabat AS itu serakah dan pembohong," katanya.
"Mereka juga kejam, kami memiliki musuh yang melawan kami hari ini," jelasnya.
Khamenei menjelaskan bahwa AS berulang kali menawarkan bantuan pada Iran, namun mereka menolak bantuan itu.
"Beberapa kali AS menawarkan bantuan, mengendalikan virus tapi kami curiga mereka yang menciptakan virus," katanya.
"Saya tidak tahu apakah itu benar, tapi aneh rasanya jika mereka membantu Iran," imbuhnya.
"Selain itu, Amerika saja kewalahan dalam menahan wabah ini, lalu bagaimana caranya mereka bisa memberikan kami bantuan," pungkasnya.
Saat ini Iran adalah negara di Timur Tengah paling terdampak akibat wabah Covid-19.
Jumlah infeksi di Iran sudah mencapai lebih dari 27.000 orang, sebut pejabat kesehatan di Iran beberapa waktu lalu.
Lebih dari 2.000 orang tewas di Iran setelah terinfeksi Covid-19, dengan rasio kematian 1 orang setiap 10 menit.
Pemimpin tertinggi di Iran yang dijadwalkan berbicara pada perayaan tahun baru di Teheran telah dibatalkan akibat wabah menyerang negara tersebut.
Lebih dari 100 orang tewas hanya dalam waktu 24 jam, menjadikannya negara dengan jumlah kematian tertinggi setelah China.
AS sendiri berulang kali menawarkan bantuan ke Iran namun ditolak.
Brian Hook pewakilan AS untuk Iran menawarkan catatan diplomatik ke Teheran, namun mereka dengan cepat merespon penolakan.
Sementara di AS situasinya juga tak jauh berbeda dengan Iran, dilaporkan 26.000 terinfeksi virus corona, dan 348 orang meninggal.
Baik Iran dan AS telah memutuskan untuk menghentikan spekulasi perang, karena kedua negara berada dalam masalah yang sama akibat Covid-19.
Baca: Setelah Mekkah, Kini Makam Suci Imam Reza Iran Ditutup dari Aktivitas Ziarah, Dampak Corona
Baca: Kapan Batuk dan Sesak Napas Muncul sebagai Gejala Virus Corona? Ini Penjelasannya dari Hari ke Hari
(Intisari/Afif Khoirul M)(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Farid)
Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul "Negaranya Babak Belur Akibat Covid-19, Iran Marah Besar Pada Amerika Serikat, 'Hari Ini Musuh Iran Paling Menyeramkan Adalah AS'"