WHO Kecam Penyebutan Virus Corona dengan Bahasa yang Dapat Menstigmatisasi Etnis Tertentu

Pernyataan Donald Trump yang menyebut virus corona sebagai "Chinese Virus" mendapatkan kecaman dari berbagai pihak


zoom-inlihat foto
presiden-amerika-serikat-donald-trump.jpg
AFP / NICHOLAS KAMM
ILUSTRASRI - Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat berpidato di acara kampanye akbar Pilpres 2020 di Greenville, Carolina Utara, Rabu malam (17/7/2019).


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Seorang pejabat tinggi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Rabu mengutuk penggunaan bahasa yang dapat menstigmatisasi kelompok etnis tertentu terkait pandemi virus corona, sebagaimana yang telah dilakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

"Sangat penting bahwa kita berhati-hati dalam bahasa yang kita gunakan agar tidak mengarah ke profil individu yang terkait dengan virus," kata Mike Ryan, kepala program darurat kesehatan WHO.

 "Ini adalah sesuatu yang harus kita hindari,” lanjutnya.

Sebagimana diketahui, Trump beberapa waktu yang lalu menyebut virus corona dengan sebutan “Chineese Virus”.

Hal itu diungkapkan Trump melalui kicauannya di Twitter Senin (16/3/2020) lalu.

"AS akan secara penuh mendukung industri, seperti maskapai penerbangan dan lainnya, yang terdampak oleh Chinese Virus ini," kata dia dilansir BBC Selasa (17/3/2020).

Dikutip dari SCMP, setelah virus corona (Covid-19) meluas ke berbagai penjuru dunia, serangan verbal maupun fisik terhadap etnis Tionghoa maupun warga

Weijia Jiang, seroang koresponden Gedung Putih untuk CBS News mengatakan, seorang pejabat administrasi telah menggunakan istilah "Kung-Flu" di depannya.

"Saya yakin siapa pun akan menyesal membuat profil virus (corona)di sepanjang garis etnis," kata Ryan, yang tidak menyebut nama Trump.

Baca: Untuk Pertama Kalinya China Laporkan Nol Kasus Baru Virus Corona yang Berasal dari Transmisi Lokal

Baca: Donald Trump Sebut Corona Sebagai Virus China, Hubungan Tiongkok-Amerika Memanas

Ryan menambahkan bahwa ini adalah waktu untuk solidaritas, dan ini adalah waktu untuk bergerak maju bersama.

Sedangkan Trump sendiri mengkalim bahwa ia menggunakan istilah tersebut karena China telh mencoba menyalahkan virus corona pada tentara AS.

"Karena itu berasal dari Cina. Itu sama sekali tidak rasis, tidak, tidak sama sekali. Itu berasal dari China, itu sebabnya. Saya ingin akurat," kata Trump, Rabu lalu seperti dikutip dari CNN.

"Saya memiliki cinta yang besar untuk semua orang dari negara kita, tetapi seperti yang Anda tahu Cina mencoba mengatakan pada satu titik ... bahwa itu disebabkan oleh tentara Amerika. Itu tidak bisa terjadi. akan terjadi, tidak selama saya Presiden. Itu berasal dari China," jelasnya.

Trump juga menolak saran bahwa penggunaan istilah tersebut merupakan bentuk stigma.

Kemudian, saat ditanya tentang pendaptnya terkait pejabat Gedung Putih, yang tidak disebutkan namanya, yang telah menyebut coronavirus sebagai "Kung Flu”, Trump justru mengatakan bahwa orang China mungkin akan setuju.

Reaksi Beijing

Istilah yang digunakan Presiden Donald Trump untuk menyebut viirus corona telah membuat marah para pejabat China dan sejumlah besar kritik.

Juru bicara kementerian luar negeri Geng Shuang menyatakan, twit yang dibuat Trump jelas-jelas merupakan stigmatisasi terhadap negaranya.

"Kami mendesak kepada pemerintah AS untuk memperbaiki kesalahan ini dan berhenti memberi tuduhan tak berdasar kepada kami," katanya.

Media pemerintah, Xinhua dalam ulasannya menyatakan, ucapan Trump itu rasis serta mengandung xenofobia.

"Komentar dari politisi yang tidak kompeten dan tak bertanggung jawab meningkatkan risiko ketakutan terhadap virus itu," ujar Xinhua.

Baca: Virus Corona Semakin Menyebar, China Nyatakan Siap Bantu Indonesia Lawan Pandemi Covid-19

Baca: ‘Perlombaan Global’ Ciptakan Vaksin Corona: China Kembangkan 9 Vaksin, AS Siap Uji Coba

Tidak hanya dari China, kritikan juga datang dari Negeri "Paman Sam" sendiri.

Yakni dari Wali Kota New York Bill de Blasio.

Ia mengatakan, perkataan yang diluncurkan oleh Trump bisa menjadi "bahan bakar" bagi tindakan rasialis terhadap warga Asia-Amerika.

Mantan wakil presiden AS Joe Biden, yang kemungkinan akan menjadi lawan Trump di pemilu AS pada Novembe nanti, juga mengkritik Trump yang terus menggunakan istilah "Chineese Virus".

“Hentikan ketakutan xenophobia. Jujur. Ambil tanggung jawab. Lakukan pekerjaan Anda, ” twit Biden pada hari Rabu.

Orang Asia-Amerika telah melaporkan insiden penghinaan rasial dan penganiayaan fisik karena persepsi keliru bahwa China adalah penyebab virus corona yang telah ditetapkan sebagai pandemi global oleh WHO.

Scott Kennedy, seorang ahli China di Pusat Studi Strategis dan Internasional menyebutkan , penggunaan istilah tersebut dapat memicu  narasi di China tentang kebencian Amerika yang lebih luas dan ketakutan tidak hanya Partai Komunis Tiongkok tetapi juga China dan rang-orang Tiongkok pada umumnya.

"Mengingat catatan panjang pernyataan dan tindakan pemerintah Trump mengenai imigrasi, imigran, dan masalah ras, penggunaan istilah ini tidak bisa tidak diartikan sebagai xenophobia dan diwarnai dengan nada rasis," kata Kennedy seperti dikutip dari New York Times.

Selain itu, para ahli juga mengatakan, pelabelan terhdap virus tersebut juga telah meningkatkan tensi hubungan antara kedua negara.

(Tribunnewswiki.com/Ami Heppy)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved