TRIBUNNEWSWIKI.COM - Virus Corona ( Covid-19) makin masif dan menjangkit sejumlah negara dan tidak sedikit korban yang dinyatakan positif terinfeksi virus ini.
Virus yang berasal dari Wuhan, China ini telah menyebar ke lebih dari 100 negara di dunia.
Total kasus infeksi yang telah dikonfirmasi per Jumat (13/3/2020) sebanyak 128.343 kasus dengan 4.720 kematian dan 68.324 pasien sembuh.
Hingga saat ini belum ditemukan obat maupun vaksin yang dapat membunuh virus ini.
Selain itu, metode penularan yang belum jelas juga membuat Virus Corona semakin sulit dibendung.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menghantikan laju wabah virus corona salah satunya yakni dengan penguncian (lockdown).
Beberapa negara telah melakukan aksi lockdown ini dan menutup akses baik ke luar ataupun masuk ke wilayah tersebut.
Namun, apa itu lockdown?
Dikutip dari Cambridge, lockdown adalah sebuah situasi di mana orang tidak diperbolehkan untuk masuk atau meninggalkan sebuah bangunan atau kawasan dengan bebas karena alasan sesuatu yang darurat.
Sementara itu, Profesor Hukum Kesehatan dari Washington College of Law Lindsay Wiley, seperti dikutip Vox, Selasa (3/3/2020), mengatakan, istilah lockdown atau penguncian bukan istilah teknis yang digunakan oleh pejabat kesehatan masyarakat atau pengacara.
Baca: Turki Positif 2 Kasus Corona, Semua Universitas Diliburkan 3 Minggu dan Beri 3 GB Internet Gratis
Lockdown dapat digunakan untuk merujuk pada apa saja dari karantina suatu wilayah.
Keputusan lockdown atau penguncian bisa dibuat di tingkat kota, maupun negara.
Hal-hal yang diterapkan saat penguncian bisa berupa menunda atau membatalkan pertemuan massal seperti event olahraga, konser, atau pertemuan keagamaan.
Selain itu, bisa juga menutup sekolah dan mendorong pembelajaran jarak jauh selama wabah meluas.
Masyarakat juga diminta tetap berada di rumah jika sakit, menutup mulut atau mengenakan masker saat batuk dan bersin, serta membiasakan cuci tangan.
Wilayah yang melakukan aksi lockdown
1. Provinsi Hubei, China
Kota Wuhan yang terletak di provinsi Hubei yang menjadi 'kampung halaman' Virus Corona telah melakukan lockdown sejak 23 Januari 2020 lalu.
Pemerintah China memutuskan untuk menutup seluruh akses dari dan maupun ke kota Wuhan.
Sejak hari pertama penguncian, pukul 10:00 , pemerintah memuntuskan untuk menangguhkan segala macam angkutan umum untuk berhenti beroperasi.
Bandara dan stasiun kereta api pun ditutup, penduduk Wuhan juga tidak diizinkan untuk meninggalkan kota tanpa izin dari pihak berwenang.
Menjelang sore, pihak berwenang mulai menutup jalan raya utama yang menjadi akses meninggalkan Wuhan.
Menyusul peguncian Wuhan, kota lain di provinsi Hubei juga ikut ditutup.
Sebanyak 12 kabupaten lain ke kota-kota tingkat prefektur di Hubei, termasuk Huangshi, Jingzhou, Yichang, Xiaogan, Jingmen, Suizhou, Xianning, Qianjiang, Xiantao, Shiyan, Tianmen dan Enshi, diberlakukan pembatasan perjalanan pada akhirnya dari 24 Januari, membawa jumlah orang yang terkena pembatasan menjadi lebih dari 50 juta.
2. Italia
Dikutip dari Kompas.com, Perdana Menteri Giuseppe Conte mengumumkan lockdown atau penguncian secara nasional untuk membatasi penyebaran virus pada Senin (9/3/2020) malam,.
"Tidak akan ada zona merah. Tapi akan ada Italia, seluruh zona terlindungi," kata Conte, dilansir dari Aljazeera.
Publik hanya diperbolehkan pergi ketika ada situasi kerja yang mendesak serta alasan kesehatan.
Penangguhan juga berlaku bagi acara olahraga dan upacara seperti pemakaman dan pernikahan.
Orang-orang diminta untuk menjaga jarak sekitar satu meter dari satu sama lain.
Museum, bioskop, dan teater semuanya ditutup.
Meski demikian, bandara tetap beroperasi dan penerbangan masih terus berlanjut.
Syaratnya, publik harus mengisi dokumen yang menjelaskan alasan mereka melakukan perjalanan itu.
Bagi mereka yang berbohong, hukuman penjara hingga tiga bulan atau denda 206 euro atau sekitar 225 dollar AS, atau sekitar Rp 2,9 juta.
Baca: Bantu Lawan Corona, China Kirim Paramedis dan 30 Set ICU ke Roma: Italia Tak Sendirian Malam Ini
3. Denmark
Denmark menjadi negara kedua di Eropa setelah Italia yang menerapkan penguncian diri usai lonjakan kasus virus corona di negara itu.
Pemerintah akan menutup sekolah, universitas, dan fasilitas-fasilitas Day Care dalam beberapa hari ke depan.
Bahkan, para pekerja di sektor publik yang tidak penting akan dikirim pulang mulai Jumat (13/3/2020).
Perdana Menteri Denmar Mette Frederiksen menyebut situasi yang dialami negaranya sebagai situasi luar biasa.
"Dalam keadaan normal, pemerintah tidak akan mengeluarkan langkah-langkah yang jauh seperti itu tanpa memiliki solusi yang siap untuk banyak orang Denmark. Tetapi kita berada dalam situasi yang luar biasa," kata Frederikseon, dilansir dari Metro.
"Kita perlu membatasi aktivitas dalam masyarakat sebanyak mungkin, tanpa membiarkan masyarakat kita berhenti," sambungnya.
4. Filipina
Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Kamis (12/3/2020) mengumumkan penguncian ibu kota Manila untuk menjinakkan virus corona.
Duterte juga menyetujui resolusi yang memungkinkan sejumlah langkah pemerintah, termasuk larangan pertemuan massal, penutupan institusi pendidikan selama satu bulan dan karantina masyarakat.
Ia bahkan mengancam akan memenjarakan pejabat lokal yang menentang perintah pemerintah pusat.
Di antara langkah pemerintah adalah melarang orang asing dari negara-negara dengan transmisi domestik untuk memasuki Filipina.
"Tak ada perebutan kekuasaan di sini. Ini masalah mempertahankan dan melindungi Anda dari Covid-19," kata Duterte, dilansir dari Reuters (12/3/2020).
Baca: Turki Positif 2 Kasus Corona, Semua Universitas Diliburkan 3 Minggu dan Beri 3 GB Internet Gratis
5. Irlandia
Pemerintah Irlandia akan menutup semua institusi pendidikan dan kantor publik sebagai tanggapan atas pandemi global virus corona.
Penguncian nasional akan dimulai pada Kamis (12/3) jam 6 malam sampai 29 Maret mendatang.
Transportasi umum akan terus beroperasi dan toko-toko akan tetap buka, namun orang-orang akan disarankan untuk menjaga jarak yang ditetapkan satu sama lain.
Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar mengatakan, situasi itu baru pertama kali terjadi di negaranya.
Ia pun akan mengambil langkah tepat agar situasi tak semakin memburuk.
"Kami belum menyaksikan pandemi seperti ini dalam memori hidup dan ini adalah wilayah yang belum dipetakan bagi kami," kata Varadkar, dilansir oleh Mirror (12/3/2020).
"Kami mengatakan kami akan mengambil tindakan yang tepat pada waktu yang tepat dan kami harus bergerak sekarang agar memiliki dampak terbesar," sambungnya.
Baca: Satu Pasien Positif Virus Corona di RSUP Persahabatan Kabur, Diduga Takut Tertular Pasien Lain
Baca: Kim Jong Un Dikabarkan Tinggalkan Pyongyang sejak Februari demi Hindari Tertular Virus Corona
(TribunnewsWiki.com/Niken Aninsi)