Seberapa Efektifkah Pemeriksaan Suhu Tubuh dalam Mengidentifikasi Virus Corona?

Menurut para ahli, thermal gun dan kamera skrinning termal yang mengukur suhu tubuh seseorang, tidak akan menangkap semua orang yang terinfeksi Corona


zoom-inlihat foto
pencegahan-virus-corona-untuk-wisatawan-di-mesir.jpg
gyptianstreets.com
Juru bicara Kementerian Kesehatan dan Kependudukan Khaled Megahed menyatakan bahwa pihaknya telah berhasil menemukan kasus tersebut karena rencana darurat dan rencana pencegahan kementerian, yang bergantung pada registrasi elektronik dan pemantauan orang-orang yang datang dari negara yang terkena virus coronavirus.(gyptianstreets.com)


TRIBUNNEWSWIKI.COM – Virus corona terus menyebar luas ke berbagai belahan dunia.

Melansir dari peta persebaran COVID-19, Coronavirus COVID-19 Global Cases by John Hopkins CSSE, hingga Rabu (4/3/2020) siang, jumlah pasien yang sembuh tercatat sebanyak 50.690 pasien.

Sementara itu, jumlah kasus virus corona di seluruh dunia sendiri telah mencapai 93.158 kasus dengan korban meninggal sebanyak 3.198 orang.

Terkait hal tersebut, upaya pencegahan penyebarluasan virus corona pun terus dilakukan.

Salah satu hal yang kerap dilakukan sebagai upaya dini deteksi virus corona adalah dengan pengecekan suhu tubuh seseorang.

Pemeriksaan suhu tubuh pun sudah menjadi hal yang normal dilakukan di lingkungan bandara, perkantoran, hingga lingkungan istana negara.

Seperti yang dilakukan di Kompleks Istana Kepresidenan yang mulai melakukan pemeriksaan suhu tubuh baik pegawai maupun tamu yang datang.

Alat yang digunakan untuk mengecek suhu tubuh adalah thermal gun.

Alat ini bisa melihat kisaran suhu tubuh seseorang dengan 'menembaknya' ke dahi.

Termometer inframerah genggam, non-kontak, atau 'thermal gun' telah muncul sebagai perangkat populer untuk menyaring orang-orang yang demam selama merebaknya wabah virus corona.

Baca: Takut Sakit Justru Bisa Memudahkan Terjangkit Virus, Kok Bisa?

Baca: Donald Trump Donasikan Gaji Kuartal Keempatnya untuk Bantu Melawan Virus Corona di AS

Dilansir oleh South China Morning Post, meskipun thermometer tembak dapat dengan cepat mengukur suhu tubuh permukaan tanpa menyentuh kulit manusia, para ahli mengatakan penggunaan perangkat non-kontak untuk menghindari penyebaran infeksi kurang akurat.

"Secara umum, termometer inframerah jarak jauh telah terbukti kurang dapat diandalkan," kata James Lawler, Profesor Kedokteran di Universitas Nebraska.

"Seperti termometer kontak kulit, ada masalah termasuk berkeringat dan kehilangan panas yang dapat mempengaruhi pembacaan suhu," jelasnya.

Dia mengatakan, termometer telinga elektronik dan termometer oral mungkin lebih akurat tetapi pembacaan suhu akan memakan waktu lebih lama dan menimbulkan risiko kontaminasi silang yang lebih tinggi.

Sementara itu, Raina MacIntyre, profesor keamanan hayati global di Universitas New South Wales di Sydney mengatakan bahwa kontak langsung bukan cara yang baik dalam pencegahan infeksi.

"Kontak (langsung) bukanlah ide yang baik untuk pencegahan infeksi, bahkan dengan masker sekali pakai," ujar MacIntyre.

Seberapa efektifkah pemeriksaan suhu tubuh dalam mendeteksi Covid-19?

Menurut para ahli, ‘thermal gun’ dan kamera skrinning termal yang mengukur panas yang keluar dari seseorang, tidak akan menangkap semua orang yang terinfeksi Covid-19.

Hal itu lantaran ada beberapa yang terinfeksi tetapi tidak menunjukkan gejala.

"Orang-orang yang tidak menunjukkan gejala sama menularnya dengan mereka yang mengalami demam atau gejala lainnya," kata MacIntyre.





Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved