TRIBUNNEWSWIKI.COM - Jumat (21/2/2020) sore peristiwa nahas terjadi pada ratusan siswa SMP Negeri 1 Turi, Sleman, Yogyakarta.
256 siswa dikabarkan terseret arus sungai Sungai Sempor, di dekat lingkungan sekolah ketika melakukan kegiatan Pramuka berupa susur sungai.
Akibatnya, pada Sabtu, (22/2/2020) diinformasikan bahwa terdapat 8 siswa dinyatakan meninggal dunia.
Sedangkan hingga saat ini, tim SAR Gabungan masih melakukan pencarian terhadap 2 orang siswa yang terbawa arus.
21 siswa diinformasikan masih menjalani rawat jalan dan 2 lainnya masih menjalani perawatan di Puskesmas Turi.
Baca: Viral Pembina Pramuka SMPN 1 Turi Beri Jawaban Ini Saat Diingatkan Warga Lakukan Susur Sungai
Baca: Kronologi Banjir Bandang Sebabkan Ratusan Siswa SMPN 1 Turi Sleman Hanyut Saat Susur Sungai
Menteri Sosial janjiakan santunan 15 juta pada keluarga korban meninggal dunia
Menteri Sosial (Mensos) Republik Indonesia, Juliari Batubara meninjau kondisi para korban selamat yang masih dirawat di Puskesmas Turi pada Sabtu (22/2/2020).
Juliari diketahui melakukan tinjauan ditemani oleh Bupati Sleman, Sri Purnomo.
Informasi tersebut diperoleh Tribunnews.com, dari Humas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman, Dwijo Anggono.
"Iya (ada kunjungan Menteri Sosial) di Puskesmas Turi," kata Dwijo Anggono dalam keterangan tertulis pada Tribunnews.com.
Tak hanya itu, berdasarkan siaran pers yang diterima Tribunnews.com, Mensos Juliari mengatakan seluruh korban meninggal akan diberi bantuan sebesar 15 juta per keluarga.
Menurut Juliari, saat ini kondisi korban yang masih dirawat sudah membaik.
“Para siswi yang masih dirawat kondisinya bagus dan besok sudah bisa pulang,” kata Juliari, Sabtu, (22/2/2020) seperti yang dikutip dari Tribunnews.com.
Mensos tinjau posko bencana di Donokerto, Turi
Tidak hanya mengunjungi para korban selamat di Puskesmas Turi, Juliari juga meninjau posko bencana di Dusun Dukuh,Donokerto, Kecamatan Turi.
Posko tersebut merupakan base pencarian para siswa SMP N 1 Turi yang masih belum ditemukan.
Juliari berharap, peristiwa yang dialami siwa-siswi SMP Negeri 1 Turi ini dapat diselidiki secara menyeluruh.
“Karena ada nyawa yang hilang tentu harus ada investigasi, kenapa hal ini terjadi, apakah ada unsur kelalaian misalnya, dan sebagainya,” terang Juliari.
Lebih lanjut, Juliari menyampaikan apresiasi setingginya bagi seluruh pihak yang bertugas di lapangan dan ikut dalam upaya pencarian sejak Jumat (21/2/2020).
Disisi lain, Kapolres Sleman AKBP, Rizky Ferdiansyah menyebut pihaknya saat ini tengah fokus menangani korban.
Meskipun demikian, proses investigasi telah dilakukan dengan mengumpulkan keterangan dari beberapa saksi.
“Saat ini kita semua fokus kepada korban. Untuk perihal investigasi, kita sudah mengumpulkan keterangan dari beberapa orang sebagai investigasi awal,” kata Rizki dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Sabtu (22/2/2020).
Sri Sultan Hamengku Buwono X tuntut tanggung jawab pihak sekolah
Peristiwa yang menimpa ratusan siswa SMP N 1 Turi tersebut kemudian menjadi sorotan publik, terutama masyarakat Yogyakarta.
Hal tersebut lantaran kegiatan susur sungai ketika musim hujan berada di puncaknya dinilai cukup tak masuk akal.
Termasuk Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X yang menyampaikan keprihatinannya.
Rekaman perkataan Sri Sultan Hamengku Buwono X diunggah dalam akun Twitter Humas Pemda DIY sebagai berikut:
Hamengku Buwono X mengatakan sangat menyayangkan adanya aktivitas menyusuri sungai yang dilakukan ketika musim hujan.
"Saya prihatin kenapa justru pada musim hujan ada aktivitas menyusuri sungai," ucap Hamengku Buwono X.
Tak hanya itu Hamengku Buwono X mengatakan dan memohon dengan tegas agar pihak pimpinan sekolah untuk bertanggung jawab.
"Saya mohon pimpinan sekolah bisa bertanggung jawab atas musibah ini," tegasnya.
Selain itu Hamengku Buwono X mengimbau agar seluruh kegiatan baik yang dilakukan oleh sekolah, organisasi dan kelompok masyarakat lainnya tidak melakukan kegiatan serupa.
"Itu jelas sangat berbahaya," imbau Hamengku Buwono X tegas.
Klarifikasi pihak SMP N 1 Turi
Pihak SMP N 1 Turi memberikan klarifikasi melalui konferensi pers terkait peristiwa hanyutnnya 256 siswanya dalam kegiatan susur sungai.
Konferensi pers tersebut diadakan di lingkungan SMP N 1 Turi, pada Sabtu (22/2/2020).
Dikutip dari Kompas.com, Acara tersebut dihadiri oleh Kepala SMP Negeri 1 Turi, Tutik Nurdiyana.
"Kami atas nama sekolah mohon maaf atas terjadinya musibah ini yang benar-benar tidak kami prediksi dari awal, tidak menduga," ujar Tutik dalam konferensi pers di sekolahnya, Sabtu (22/2/2020) seperti dikutip dari Kompas.com.
Setelah meminta maaf Tutik memberikan penjelasan jika dirinya adalah Kepala Sekolah SMP N 1 Turi yang baru menjabat selama 1,5 bulan.
Tutik menerangkan jika kegiatan susur sungai yang menjadi program kegiatan rutin untuk ekstrakurikuler Pramuka telah ada sejak dirinya belum menjabat.
Pramuka memnag satu dari ekstrakurikuler SMP N 1 Turi yang kerap memiliki kegiatan dan selalu digelar setiap hari Jumat dari pukul 13.30 WIB sampai 15.30 WIB.
Kepala sekolah SMPN 1 Turi mengaku tak mengetahui adanya kegiatan susur sungai
Mengejutkan, Tutik mengaku tidak mengetahui adanya program kegiatan susur sungai nahas yang dilakukan pada Jumat (21/2/2020) sore.
Hal tersebut lantaran dirinya tidak mendapatkan laporan rencana kegiatan dari para pendamping dan pembina Pramuka.
"Jujur, saya tidak mengetahui adanya program susur sungai di hari kemarin itu, mereka tidak matur (laporan). Karena mungkin menganggapnya anak-anak biasa, anak Turi susur sungai itu hal biasa," kata Tutik.
Tutik juga menjelaskan jika para siswanya yang kebanyakan warga Turi tersebut cukup familiar dengan lingkungan sekitar sungai.
Sehingga susur sungai bukan menjadi kegitan yang asing bagi para siswa.
"Bagi kami, mungkin anak-anak penduduk Turi, mereka familiar dengan lingkungan Turi, jadi bukan hal yang khusus," terang Tutik.
Baca: Hamengku Buwono X Tuntut Tanggung Jawab, Kepala Sekolah SMP Turi Tak Tahu Ada Kegiatan Susur Sungai
Baca: Peristiwa Susur Sungai SMPN 1 Turi, Sri Sultan Hamengku Buwono X Minta Sekolah Tanggung Jawab
(TRIBUNNEWSWIKI/Magi, TRIBUNNEWS/Widyadewi Metta, KOMPAS/Wijaya Kusuma)