TRIBUNNEWSWIKI.COM - 31 perawat di Wuhan harus rela mengorbankan rambut panjangnya untuk dipotong demi merawat pasien virus corona.
Saat ini virus corona menjadi wabah yang menakutkan bagi seluruh dunia.
Dilansir oleh South China Morning Post, hingga hari ini, Jumat (7/2/2020), jumlah orang yang sudah infeksi virus corona ini tembus angka 31.377 kasus.
Sementara jumlah pasien meninggal dunia mencapai 638 orang dan sebanyak 1541 pasien bisa sembuh.
Obat dan vaksin untuk virus corona ini pun juga masih belum ditemukan.
Berbagai cara dilakukan pihak pemerintah China dan negara lain untuk mengurangi penyebaran virus.
Sebelumnya, sejumlah negara telah melakukan evakuasi pada warga negaranya yang berada di Wuhan, China.
Baca: Perawat Menangis dan Kaget, Seorang Pasien Virus Corona Mengamuk di Rumah Sakit hingga Meludahinya
Baca: Fakta Arsitek Rumah Sakit Khusus Virus Corona di Wuhan, Ternyata Lahir dan Pernah Tinggal di Jember
Dilansir oleh World of Buzz, tim medis dari seluruh China dan bagian lain dunia pun mengirimkan persediaan dan staf untuk membantu mengobtai virus corona di Wuhan.
Tim medis dan perawat bagai pahlawan di garis paling depan untuk memerangi virus corona ini.
Mereka secara sukarela membantu meskipun mengetahui bahwa ada risiko tinggi yang memungkinkan mereka tertular infeksi tersebut.
Perawat yang bertugas di Wuhan kebanyakan terdiri dari perempuan.
Perawat-perawat tersebut tentunya memiliki penampilan yang cantik dengan rambut panjangnya.
Namun ternyata mereka harus mengorbankan rambut panjangnya tersebut untuk memudahkan mereka melakukan pekerjaan merawat pasien virus corona.
Mengutip dari Sinchew, 31 perawat di Rumah Sakit Barat Universitas Kedokteran Union Wuhan memutuskan untuk mengorbankan rambut panjang mereka untuk mempermudah perjuangan mereka melawan virus corona.
Hal tersebut mereka lakukan agar mempermudah kerja mereka sebagai perawat.
Selain itu ternyata penelitian menunjukkan bahwa rambut pendek mengurangi risiko tertular virus dan juga menurunkan kemungkinan bakteri berkeringat dan berkembang biak.
Seorang kepala perawat berkata, “Kami memotong rambut kami sehingga memudahkan kami untuk mengenakan alat pelindung dan merawat pasien kami.
Kami tidak punya waktu untuk mandi dan mencuci rambut setiap hari.”
Rumah sakit telah menyiapkan persiapan khusus beberapa hari terakhir, sudah ada lebih dari 700 tempat tidur yang siap untuk para pasien sementara hampir 1.000 staf medis siap untuk melawan virus corona ini.
Baca: Gara-gara Virus Corona, Remaja Keturunan China di Australia Dibully dan Diusir dari Sekolah
Baca: Sudah Habiskan Dana Rp 847 Triliun, Virus Corona jadi Wabah Paling Mahal di Dunia dalam 20 Tahun Ini
Perawat Menangis dan Kaget, Seorang Pasien Virus Corona Mengamuk di Rumah Sakit hingga Meludahinya
Disaat staf medis harus bekerja keras, rupanya masih ada saja pasien yang melakukan hal tak menyenangkan kepada seorang perawat.
Satu diantaranya adalah seorang pasien yang diduga terinfeski virus corona mengamuk di rumah sakit.
Kejadian tak menyenangkan ini terjadi di salah satu rumah sakit di Wuhan, China.
Pasien yang mengamuk merupakan warga Wuhan di China yang merasa hidupnya hancur setelah dirinya diduga terjangkir virus corona.
Saking kesalnya, pasien yang diduga terjangkit virus corona ini sampai nekat meludahi sang perawat.
Sang perawat pun kaget hingga menangis lantaran mendapatkan perlakuan buruk dari pasien yang sedang ia perjuangkan nyawanya.
Ternyata masih banyak orang yang tak tahu bagaimana menghargai perjuangan staf medis seperti yang terjadi di Shijiazhuang, hebei.
Dikutip dari Yahoo TW, seorang netizen China membagikan tangkapan layar dari percakapannya dengan seorang teman yang bekerja di rumah sakit.
Staf rumah sakit tersebut tak mendapatkan izin untuk mengambil liburan selama musim Tahun Baru Imlek karena banyaknya pasien yang harus ditangani.
Staf medis tersebut juga menceritakan salah satu pengalamannya dengan pasien.
Bermula dengan tindakan ramah staf medis memberikan masker kepada pasien yang menderita demam dan saat itu dirawat di rumah sakit, agar tak menular ke pasien lain.
Dia berkata, "Ada banyak orang sakit di rumah sakit. Karena Anda sakit dan sistem kekebalan tubuh Anda lemah sekarang, jadi pakailah masker ini".
Namun pasien pria itu malah histeris saat staf medis perempuan itu memberinya masker.
Si pasien bahkan berteriak, "Aku sudah sakit, apa gunanya memakai masker sekarang?".
Seperti tak cukup dengan membentak, pasien tersebut pun bangun, melepas masker dari wajah staf medis dan meludahinya.
Dia kemudian kembali berkata, "Jika aku sudah tidak bisa hidup lagi, maka kalian semua akan mati bersamaku juga!".
Pasien tersebut diduga marah karena kurangnya sumber daya medis.
Baca: Update Virus Corona - 81 Orang Meninggal, 2700 Pasien Terinfeksi di China dan Bisa Menyebar
Baca: Kejang dan Ambruk Sepulang dari Singapura, Pasien Suspect Virus Corona di Bandung Diisolasi
Staf medis tersebut kemudian menangis untuk pertamakalinya selama ia bekerja di rumah sakit.
Staf medis yang menangis ini harus menjalani karantina di rumah sakit setelah kejadian tersebut.
Ia juga mencoba optimis jika pria yang meludahinya hanya menderita demam biasa dan bukan gejala virus corona.
Selain itu, ada pula kejadian tak mengenakan yang dialami seorang dokter di Wuhan.
Dokter mengatakan bahwa keluarga pasien marah dan merobek pakaian pelindung dokter.
Mereka bahkan berkata, "Mengapa kamu memakai alat pelindung? Jika aku akan mati maka kita semua akan mati bersama!".
Baca: Bacaan Doa Berlindung dari Virus Corona, Dibaca Rasulullah SAW saat Hadapi Wabah Penyakit Menular
Baca: Ternyata Hanya Butuh 15 Detik Orang Sehat Bisa Terinfeksi Pasien Virus Corona, Begini Prosesnya
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/ Abdurrahman Al Farid/Melia Istigfaroh)