Begini Kata Panji Petualang Tentang Ular Weling yang Tewaskan Bocah di Bandung: Kecil Tapi Mematikan

Seorang bocah di Bandung meninggal karena gigitan ular weling. Panji Petualang pernah kenali perilaku ular kecil namun mematikan yang satu ini.


zoom-inlihat foto
panji-petualang-ular-weling.jpg
Kolase Tribun Jabar Pixabay via Kompas dan Instagram/panjipetualang_real
Panji Petualang ungkap ancaman ular weling yang bisa merenggut nyawa.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Seorang bocah berusia 11 tahun, bernama Hadi Ramdani yang tinggal di kawasan Ujungberung, Kota Bandung meninggal akibat digigit ular weling.

Sebelum bocah di Ujungberung, beberapa waktu lalu juga sempat heboh berita seorang satpam di Serpong yang tewas akibat gigitan ular weling.

Gigitan ular weling memang mematikan.

Hal ini bahkan pernah dijelaskan Panji Petualang melalui salah satu vlog-nya, saat ramai berita satpam di Serpong meninggal setelah digigit ular weling mencuat.

Menurut Panji Petualang, ular weling atau bungarus candidus termasuk dalam suku atau golongan Elapidae.

Ular berbisa itu masuk ke dalam keluarga besar ular kobra.

"Ular weling jenis Bungarus spesies, Bungarus adalah keluarga ular golongan Elapidae yang masuk dalam keluarga besarnya kobra, hanya mereka berbeda spesies," ujarnya.

Di antara ular Elapidae, ular berbisa itu termasuk pasif dan cenderung jinak. Berbeda dengan ular king kobra yang sangat agresif.

"Di antara jenis elapidae, memang jenis bungarus termasuk ular yang pasif, tidak seperti king kobra yang sangat agresif, bungarus cenderung jinak," kata Panji Petualang.

Baca: Viral Kobra Muncul Di Pemukiman, Panji Petualang Ungkap Alasan dan Cara Lakukan Pertolongan Pertama

Namun, tetap saja ancaman gigitan ular berbisa itu tak bisa dielakkan. Apalagi jika ular weling merasa terusik atau terancam.

Saat sang ular berada dalam kondisi terancam, maka akan lansgung melancarkan gigitan.

"Ketika mereka merasa terusik dan terancam, mereka tak akan segan menggigit," katanya.

Panji Petualang menyebut, ular weling memang sulit ditebak. Ular tersebut disebut nyaris mirip dengan ular paling mematikan di dunia, yaitu ular laut.

"Ular weling, berbisa namun pasif, aktif di malam hari, hampir mirip ular paling mematikan di dunia yaitu ular laut, namun mereka sulit ditebak," katanya.

Ia pun menyebut, secara umum ular berbisa itu sudah memiliki bisa ular sejak menetas dari telurnya.

Hal inilah yang perlu diwaspadai. Gigitan ular berbisa yang masih kecil, termasuk ular weling, jauh lebih mematikan.

"Sejak menetas dari telur, ular berbisa sudah berbisa bahkan gigitannya justru lebih berbahaya drai ular lebih besar," kata Panji Petualang.

Hal ini disebabkan ular yang masih kecil belum bisa mengontrol bisa dalam tubuhnya.

"Ular kecil belum bisa mengontrol dari bisa yang mereka keluarkan," katanya.

Dikutip dari Tribun Jabar, Plt Camat Ujungberung Didin Dikayuana menyebutkan, sang bocah memang tinggal di kawasan perumahan padat.

Di belakang rumahnya, ada beberapa tumbak sawah kering.

Disebutkan, Adi bisa memiliki ular weling karena menangkap dari dekat rumahnya.

"Dia menangkap ular weling di dekat rumahnya," kata Didin seperti yang dimuat Kompas.com.

Menurutnya, sang bocah sempat menunjukkan ular tangkapannya kepada teman-temannya.

Tetangga Adi Ramdani sempat mengingatkan jangan bermain dengan ular weling karena ular tersebut berbisa.

Namun, Adi tak menggubrisnya dan justru menyebut bisa ular tersebut telah dibuang.

Ular Weling termasuk ular berbisa mematikan
Ular Weling termasuk ular berbisa mematikan (Pixabay via kompas)

"Korban bersikukuh bahwa ular tersebut sudah dibuang bisanya," katanya.

Disebutkan juga, bocah asal Ujungberung itu berencana akan menjual ular tersebut.

Berdasarkan kronologinya, Hadi Ramdani digigit ular weling ketika memamerkan ke teman-temannya.

Kemudian, ia pun pulang ke rumah. Namun, orangtuanya belum pulang ke rumah.

Ayahnya masih bekerja, sedangkan ibunya sedang ikut rapat di Kelurahan Pasirjati.

Namun, kondisi bocah tersebut semakin buruk akibat gigitar ular.

Mulutnya berbusa dan tangannya menggaruk-garuk lantai.

Kondisi itu dilihat langsung oleh ibunya ketika tiba di rumah.

Berdasarkan laporan wartawan Tribunjabar.id di Kota Bandung, orangtua sang bocah sempat membasuh tubuh anaknya yang kena gigitan ular, menggunakan air hangat yang ditambah garam.

Kemudian, disebutkan juga daerah tubuh yang kena gigitan ular juga diikat.

Hal itu disampaikan Danton 1 Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung, Solehudin.

"Orang tua sempat memberikan pertolongan pertama pada Andi dengan membasuh pakai air hangat ditambah garam dan diikat di bagian yang digigit," katanya.

Kemudian, sang bocah pun langsung dilarikan ke RSUD Ujungberung untuk mendapatkan pertolongan medis.

Namun, nyawanya tak tertolong. Ia meninggal dunia setelah digigit ular berbisa.

"Korban sempat dibawa ke RSUD Ujungberung namun nyawanya tidak tertolong," kata Solehudin.

Solehudin juga mendapatkan informasi bahwa sang bocah digigit ular welang bewarna hitam dan putih, yang ditemukan korban di masjid dekat rumah.

Ular Weling
Ular Weling (thainationalparks.com)

Ekologi dan perilaku Ular Weling

Ular jenis ini banyak ditemui di hutan dataran rendah, perbukitan, dan di perkebunan dengan ketinggian hingga 1.200 mdpl.

Selain itu Ular Weling menyukai lokasi hutan yang kering dan panas seperti hutan mangrove, semak belukar, perkebunan atau lahan pertanian.

Ular Weling juga kerap ditemukan muncul di pemukiman warga.

Ular Weling beraktifitas pada malam hari dan sebenarnya tidak agresif.

Makanan ular ini adalah kadal, amfibi, mamalia kecil, dan bahkan ular. 

Ketika merasa terganggu, Ular Weling akan melilit longgar dan menyembunyikan kepala di bawah tubuhnya.

Ular Weling tidak akan menggigit apabila tidak diganggu secara terus menerus.

Ular Weling bereproduksi dengan bertelur, sekitar 10 butir setiap kali bertelur.

Ular Weling memiliki bisa yang sangat beracun, bahkan lebih kuat daripada Ular Kobra (Naja kaouthia).

Racun Ular Weling bersifat neurotoksik dan menyerang sistem saraf manusia, mematikannya.

Koma, kematian otak, dan mati lemas karena kelumpuhan otot dan saraf yang diperlukan untuk fungsi-fungsi penting seperti diafragma, dan atau jantung, sering menjadi penyebab kematian.

Apabila tidak diobati, dapat terjadi kematian dalam 12 hingga 24 jam.

Biasanya rasa sakit tidak dirasakan di lokasi gigitan. 

Bahkan jika diobati, ada kemungkinan 50% dari korban gigitan akan menyerah pada efek racun, biasanya mati karena respirasi berhenti ketika diafragma berhenti.

Ular Weling jarang menggigit pada siang hari, umumnya terjadi pada malam hari.

Ada penawar racun khusus yang bisa diberikan untuk mengobati gigitan Ular Weling.

Jika tidak memiliki obat penawar racun Ular Weling, bisa menggunakan alternatif yaitu penawar racun Ular Harimau. 

(TribunnewsWiki.com/Niken Aninsi/Indah, TribunJabar.id)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved