Sempat Jadi Misteri, Militer Iran Akui 'Tak Sengaja' Tembak Pesawat Boeing 737, Dikira Pesawat Musuh

Setelah sempat menangkal, Militer Iran akui 'tak sengaja' tembak jatuh pesawat Boeing 737 milik maskapai Ukraina


zoom-inlihat foto
ukraina-airlines-boeing-737.jpg
Wikimedia
Pejabat AS umumkan sebab jatuhnya pesawat Ukraina Boeing 737 karena Iran. (Ilustrasi: Ukraina Airlines)


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Setelah sempat menyangkal, Pemerintah Iran mengatakan militernya 'tak sengaja' menembak jatuh Pesawat Boeing 737-800.

Jatuhnya pesawat Ukraina ini memang hanya beberapa jam setelah serangan Iran terhadap dua pangkalan Amerika Serikat di Irak.

Dilansir dari bbc.com (11/1/2020), pernyataan militer Iran disiarkan di TV Pemerintah.

Dalam siaran itu, mereka mengumumkan rudal mereka mengenai pesawat karena sebuah kesalahan.

Menurut siaran tersebut, pesawat terbang di dekat 'pusat militer yang sensitif'.

Kesalahan itu terjadi karena pesawat dianggap milik musuh.

Mereka yang memang bertanggung jawab atas insiden ini akan dimintai pertanggungjawaban.

Baca: Iran Bantah Tembak Jatuh Pesawat Boeing 737 Ukraina, Serang Balik Sejumlah Negara Barat

Baca: Iran Ajak Pihak Boeing dan Ukraina untuk Investigasi Kotak Hitam atas insiden Jatuhnya Pesawat

Sempat Menjadi Teka-teki

Sebelumnya, jatuhnya pesawat ini sempat menjadi teka-teki.

Dilansir dari bbc.com, Kedutaan Ukraina di Teheran sempat menyebut kegagalan mesin sebagai penyebab.

Akan tetapi mereka segera menarik pernyataan itu, dengan mengatakan keterangan tersebut bukan keterangan resmi.

Data penerbangan Ukraina menunjukkan pesawat Boeing 737-800 tersedia secara online.

Hal tersebut menunjukkan bahwa pesawat mengudara dengan normal setelah lepas landas.

Pesawat hampir mencapai ketinggian 8.000 kaki (2.400 m), sebelum pada akhirnya data pesawat menghilang tiba-tiba.

Menurut seorang mantan penyelidik kecelakaan udara, pencapat mengenai kegagalan mesin maish terlalu dini untuk diutarakan.

Kemungkinan ini tidak bisa dikesampingkan pada tahap awal ini.

Akan tetapi, pesawat seperti Boeing 737-800 dirancang untuk tetap terbang meski terjadi kerusakan mesin.

Selain itu, jika ada kegagalan mesin maka data penerbangan biasanya menunjukkan pendakian/kenaikan pesawat menjadi kurang curam (namun hal itu tidak terjadi pada kasus ini).

Baca: Donald Trump Klaim Tak Ada Pasukan AS Terluka Saat Serangan Rudal Iran, Ternyata Ini Rahasianya

Baca: Insiden Jatuhnya Boeing 737, Kemenhub Beri Pesan untuk Maskapai Penerbangan yang Melintasi Iran

IUSTRASI - Rudal balistik jarak jauh Iran, Shahab 2. - Pasca Serangan ke Pangkalan Militer AS di Irak, Iran Minta Amerika Tarik Pasukan dari Timur Tengah
IUSTRASI - Rudal balistik jarak jauh Iran, Shahab 2. - Pasca Serangan ke Pangkalan Militer AS di Irak, Iran Minta Amerika Tarik Pasukan dari Timur Tengah (BBC)

Sempat Berusaha Kembali ke Bandara

Diberitakan bbc.com, pesawat sempat berusaha kembali ke bandara sebelum akhirnya jatuh.

"Pesawat itu pada awalnya menuju ke barat untuk meninggalkan zona bandara, kemudian berbelok ke kanan menyusul masalah yang terjadi, dan menuju kembali ke bandara ketika kecelakaan," kata Kepala Organisasi Penerbangan Sipil Iran (CAO) Ali Abedzadeh.

Memang, sebelum terjadi kecelakaan, saksi sempat melihat pesawat terbakar.

Akan tetapi Abedzadeh mengatakan pilot sama sekali tidak melakukan panggilan darurat sebelum berusaha kembali ke Bandara Internasional Imam Khomeini.

Ia juga mengatakan, temuan awal ini sudah dikirim ke AS dan Ukraina, dimana Boeing bermarkas.

Temuan awal juga dikirm ke Swedia dan Kanada, mengingat warga negara mereka turut menjadi korban dalam insiden ini.

Iran Tak Mau Serahkan Black Box ke Boeing dan Amerika

Ali Abedzadeh juga mengatakan Iran tidka akan memberikan Black Box ke Boeing dan AS.

"We will not give the black box to the manufacturer and the Americans," katanya.

Biasanya, Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS akan berperan dalam penyelidikan internaisonal yang melibatkan Boeing buatan Amerika.

Meski demikian, hal itu tidak bisa dilakukan begitu saja.

Dewan harus mendapatkan izin dan bertindak sesuai undang-undang negara yang bersangkutan.

Abedzadeh belum bisa memastikan negara mana yang akan menganalisis black box.

Meski demikian, pihaknya mempersilahkan Ukraina untuk terlibat dalam penyelidikan.

"Kecelakaan ini akan diselidiki oleh organisasi penerbangan Iran tetapi Ukraina juga bisa hadir," keterangannya.

Sesuai peraturan penerbangan, Iran memang memiliki hak untuk memimpin investigasi, tapi biasanya produsen pesawat akan dilibatkan.

Dalam sebuah pernyataan di televisi, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky investigasi yang menyeluruh dan independen akan dilakukan sesuai hukum internasional.

Oleh karena itu, pihaknya akan berbicara kepada para pemimpin Iran untuk memulai kerjasama dalam investigasi.

Terkait investigasi, Boeing mengatakan siap untuk membantu apapun yang dibutuhkan.

Sementara itu Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengatakan negaranya berharap dapat terlibat dalam investigasi.

Tak hanya itu, ia juga menawarkan bantuan teknis.

Lokasi jatuhnya pesawat Boeing 737 - Misteri jatuhnya peasawat Boeing 737 di Iran masih menjadi teka-teki. Pesawat sempat berusaha kembali ke bandara.
Lokasi jatuhnya pesawat Boeing 737 - Misteri jatuhnya peasawat Boeing 737 di Iran masih menjadi teka-teki. Pesawat sempat berusaha kembali ke bandara. (Official Twitter Iran Red Crescent Society/ @Iranian_RCS)

Korban

Total, korban kecelakaan pesawat Boeing 737 ada 176 orang.

Jumlah tersebut terdiri atas 82 warga negara Iran, 63 warga negara Kanada, 11 warga negara Ukraina (termasuk sembilan awak), 10 warga negara Swedia, empat warga negara Afghanistan, tiga warga negara Inggris, dan tiga warga negara Jerman.

Namun Kepala Operasi Darurat Iran mengatakan korban warga negara Iran sebanyak 147 korban.

Hal itu menunjukkan bahwa 65 korban memiliki dua kewarganegaraan.

Trudeau mengatakan 138 penumpang akan ke Kanada melalui Kyiv, Ukraina.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Ahmad Nur Rosikin)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved