TRIBUNNEWSWIKI.COM - Penyelidikan kasus penyiraman air keras pada Novel Baswedan 2,5 tahun lalu kini masih berlangsung.
Meskipun dua pelaku yang merupakan anggota polisi aktif telah diciduk, banyak pihak yang masih merasa janggal.
Oleh karena itu, diakui oleh pihak kepolisian bahwa terungkapnya dua pelaku merupakan masih dalam tahap permulaan.
Pihak kepolisian meminta pada publik untuk bersabar dan memberikan waktu bagi Polri untuk mengusut kasus tersebut hingga tuntas.
Baca: Pelaku Dendam dan Sebut Novel Baswedan Pengkhianat, Pakar Ekspresi: Tidak Terlihat Perasaan Dendam
Baca: Dendam Jadi Pemicu Serang Novel Baswedan, Soar Siagian: Polisi Kalau Sakit Hati Lakukan Cara Biadab?
Dikutip dari Tribunnews, Senin, (6/1/2020) Novel Baswedan memenuhi panggilan Polda Metro Jaya terkait dengan kasus penyiraman air keras yang terjadi 11 April 2017 lalu.
Novel tiba di Kantor Direktorat Reserse Kriminal Umum pada pukul 10.20 WIB ditemani dengan sang pengacara, Saor Siagian.
"Tentunya saya hadir berkaitan dengan saya sebagai korban, maka saya berkepentingan memberikan keterangan," ucap Novel di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (6/1/2019) seperti yang dikutip dari tayangan Kompas TV.
Novel mengatakan pihaknya masih belum mengetahui materi apa yang akan ditanyakan oleh penyidik Polda Metro Jaya.
"Saya kira itu kawan-kawan akan lebih jelas setelah saya memberikan keterangan baru saya berbicara," kata Novel.
"Saya menunggu penyidik bertanya apa dan kaitannya apa, nanti keterangan apa yang perlu saya terangkan," tambahnya.
Kasus penyiraman air keras kepada Novel Baswedan
Kasus penyerangan terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan terjadi pada 11 April 2017 lalu.
Wajah Novel disiram air keras oleh orang tak dikenal seusai shalat subuh di masjid dekat kediamannya.
Kasus tersebut sangat mencuri perhatian publik.
Pasalnya, Novel kala itu tengah menjadi Kepala Satuan Tugas yang menangani beberapa perkara besar yang sedang ditangani KPK.
Satu di antaranya adalah kasus dugaan korupsi proyek e-KTP.
Tak berhenti disitu, kasus penyiraman air keras yang membuat Novel kehilangan sebelah penglihatannya tersebut sempat diterpa isu rekayasa.
Satu di antara yang paling mencolok adalah politisi PDIP, Dewi Tanjung yang melaporkan Novel karena dianggap telah merekayasa peristiwa penyiraman air keras.
Dua pelaku dibekuk
Pelaku penyiraman air keras yang berinisial RM dan RB terkuak dan telah ditangkap serta diamankan oleh aparat kepolisian.