Soal Tudingan Politik Cuci Tangan Anies Baswedan, Ferdinand Hutahaean: Inginnya yang Enak-enak Saja

Ferdinand Hutahaean komentari kinerja Anies Baswedan selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta: Beliau ingin yang enak-enaknya saja.


zoom-inlihat foto
gubernur-dki-jakarta-anies-baswedan-politisi-demokrat-ferdinand-hutahaean-562.jpg
Tribunnews.com/Kompas.com
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan - Politisi Demokrat Ferdinand Hutahaean


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Politisi Demokrat Ferdinand Hutahaean mengomentari kinerja Anies Baswedan selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Menurut Ferdinand, Anies Baswedan hanya ingin mengerjakan sesuatu yang tak berat dan enaknya saja.

Meski begitu, di mata seorang Ferdinand Hutahaean, sosok Anies Baswedan adalah orang yang baik.

"Saya melihat Anies ini sebetulnya beliau sosok yang baik, hanya selama beliau memimpin Jakarta, saya lihat beliau ingin yang enak-enaknya saja," kata Ferdinand Hutahaean, dikutip dari Youtube Talk Show tvOne yang diunggah pada Jumat (20/12/2019).

Baca: Bepe Pensiun, Anies Baswedan Janji Bambang Pamungkas Jadi Penendang Bola Pertama di Stadion BMW

Tak hanya itu Ferdinand mengatakan bahwa seorang pemimpin seharusnya mengerjakan sesuatu dari hal yang berat atau tidak enak terlebih dahulu.

Namun ia melihat bahwa Anies justru menyalahkan hal-hal lain.

"Padahal kalau seorang pemimpin itu kan ingin melanjutkan estafet kepemimpinan dia tidak boleh hanya mau yang enak, yang sakit-sakit dan rusak ini yang harus diambil lebih dahulu. Kemudian diperbaiki," ujar Ferdinand.

"Bukan kemudian ada yang salah ada yang tidak baik itu nyalahin nuding semua, ini salah Ahok, ini salah air, salah hujan, salah sungai," katanya

"Semua disalahkan, enggak begitu, ini tidak boleh," sambung Ferdinand.

Lantas Ferdinand Hutahaean menilai bahwa saat ini Anies Baswedan hanya fokus pada masalah-masalah yang dinilai ringan dan enak, seperti pelebaran trotoar.

Menurutnya fokus Anies untuk melebarkan trotoar bukan solusi mengurai kemacetan.

"Saya perhatikan Bang Anies ini terlalu fokus pada hal-hal yang mau enak, seperti pelebaran trotoar seperti mempercantik, memperluas, itu enak itu," paparnya.

Baca: Rocky Gerung Bicara Pilpres 2024, Ogah Calonkan Dirinya Sendiri, Sebut Anies Baswedan Layak

"Kita menata Jakarta ini kan bukan menata dari nol lagi tapi berusaha memperbaiki yang sudah semrawut dari dulu." lanjut Ferdinand

Menurut Ferdinand langkah Anies Baswedan untuk memperlebar trotoar dinilai kurang tepat.

"Pelebaran trotoar justru tak bisa mengurai masalah kemacetan di ibukota," tandasnya.

"Buat apa enam meter trotoar, sementara jalannya jadi empat meter. Mana (ada) pengguna trotoar lebih banyak dari pengguna jalan." kata Ferdinand.

"Kan masalah Jakarta dari dulu ini adalah kemacetan," lanjutnya.

Baca: Hadiri Reuni Akbar 212, Anies Baswedan Disambut Meriah dan Dapat Sambutan Gubernur Indonesia

Tak hanya itu, Ferdinand Hutahaean juga menyebutkan bahwa Anies Baswedan seringkali membuat kebijakan yang dinilai malas.

Ferdinand Hutahaean  3628634
Politisi Demokrat Ferdinand Hutahaean mengomentari kinerja Anies Baswedan selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Hal ini misalnya mencopot pejabat-pejabat yang dinilai bermasalah, lalu membuat kebijakan ganjil genap dan pelebaran trotar.

"Pernah saya sebut di TV, apa yang beliau terapkan ini adalah kebijakan yang sedikit malas, karena ketika ada masalah cara menyelesaikannya dengan memperhangus," ujar Ferdinand.

"Orang kalau pejabat ada masalah pecat berhentikan. Ini bukan solusi" tandasnya.

"Saya sebut sedikit malas karena kebijakan beliau selama ini termasuk ganjil genap, pelebaran trotoar itu."

"Itu kebijakan yang tidak responsif terhadap kebutuhan Jakarta ,"terangnya.

Menurutnya kebijakan yang dibuat Anies Baswedan ini tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat Jakarta saat ini.

Ia menekankan bahwa Anies Baswedan hanya ingin membuat kebijakan yang simpel dan enak, hanya demi promosi politik.

"Ini yang mau simpel-simpel saja, mau enak-enak saja, yang penting beritanya naik bahasan publik dan ini menjadi promosi politik yang murah meriah," pungkasnya.

Anies Baswedan Copot Dua Pejabat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta 

Dikutip dari Tribunnews.com, pencopotan dua pejabat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta oleh Gubernur Anies Baswedan masih menimbulkan spekulasi.

Pencopotan dilakukan terkait penghargaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta untuk Colosseum Club.

Cerita bermula saat Colosseum Club mendapatkan penghargaan Adikarya Wisata dari Disparbud pada 9 Desember 2019.

Pemberitaan tersebut pun ramai disoal karena  banyak yang tidak setuju dengan hal itu.

Badan Narkotika Nasional (BNN) memprotes penghargaan tersebut karena terindikasi ada penggunaan narkoba di Colosseum Club.

Atas rekomendasi tersebut, penghargaan terhadap Colosseum Club dicabut.

Baca: Tanggapan Mantan Mendikbud Soal Penghapusan UN, Muhadjir Nyatakan Sepakat, Anies Enggan Berkomentar

Pencabutan diumumkan oleh Sekretaris Daerah Pemprov DKI Jakarta, Saefullah pada Senin (16/12/2019).

Video saat Saefullah mengumumkan sempat viral karena respons awak media terhadap pencabutan tersebut.

Dilansir oleh Kompas.com, sehari setelah penghargaan Colosseum Club dicabut, Pelaksana Tugas (Plt) Disparbud, Alberto Ali dibebastugaskan oleh Anies Baswedan.

Alberto Ali diganti setelah muncul polemik soal pemberian penghargaan tersebut.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jakarta Chaidir mengatakan, Alberto diganti karena diduga keliru setelah memberikan penilaian Diskotek Colosseum 1001.

"Iya, diganti. Ada dugaan kesalahan dalam menjalankan tugas, dugaan atas kekeliruan dalam memberikan penghargaan," ujar Chaidir.

Menurut Chaidir, Alberto diganti pada Senin (16/12/2019) kemarin.

Plt Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta kini dijabat Asisten Perekonomian dan Keuangan, Sri Haryati.

Baca: 10 Film Terbaik dalam Satu Dekade Ini, Ada La La Land, Whiplash hingga The Martian

Setelah pemberitaan ramai kembali, soal pencopotan yang dilakukan Anies Baswedan.

Ia menjadi trending topic di Twitter dengan tagar #4niesCuciTangan.

Trending yang terjadi pada Selasa (17/12/2019) bahkan telah dicuitkan sebanyak 20.000 warganet Twitter.

Ketua Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono membenarkan jika Anies Baswedan "cuci tangan" atas kasus pemberian penghargaan Adikarya Wisata 2019 kepada Colosseum Club.

Pasca pencopotan Albertino, Gembong Warsono mengatakan, seharusnya setiap keputusan akhir termasuk pemberian penghargaan berada di tangan gubernur.

"Iya ini kan kecerobohan. Sekali lagi, kalau soal pemberian penghargaan finalnya ada di tangan Gubernur."

"Karena finalnya di Gubernur, maka Gubernur harus bertanggung jawab, bukan cuci tangan. Itu maksud saya," kata Gembong saat dihubungi Kompas.com, Selasa (17/12/2019).

(Tribunnewswiki.com/Ekarista/ Tribunnews.com/Inza Maliana)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved