TRIBUNNEWSWIKI.COM – Dua mahasiswa asal Institut Teknologi Bandung (ITB) merorehlan prestasi yang membuat Indonesia bangga.
Mereka adalah Marchio Kevin Abdul Azis dan Intan Nur Amanah yang berhasil menciptakan tas anti copet berteknologi tinggi.
Keduanya terinspirasi dari kasus pencopetan yang marak terjadi pada kondisi penumpang saat berdesak-desakan.
Hal itu berpeluang lebih besar dari pada pencopetan yang dilakukan secara paksa.
Baca: Eks Pemain Timnas Ungkap Borok Pemain Asing di Liga, Termasuk Penyerang Persib Bandung
Baca: Gletser di Puncak Jaya Papua Diprediksi akan Mencair dalam Waktu Kurang dari Satu Dekade?
Oleh sebab itu mereka berpikir tas ransel sebaiknya memiliki sistem pengunci resleting yang hanya bisa dibuka oleh si pemilik saja.
“Caranya dengan tap kartu atau gelang RFID,” ujar Marchio, mahasiswa Teknik Elektro 2015 ITB, Sabtu (14/12/2019) seperti dikutip dari Sonora.id.
Marchio menambahkan, tas yang diberi nama Izzipack ini berbeda dengan tas anti copet yang beredar di pasaran.
Umumnya, tas di pasaran menggunakan pengaman tetapi aksesibilitasnya buruk.
Baca: Sandiaga Uno Akui Siap untuk Bantu Erick Thohir di BUMN: Ini Bentuk Kontribusi Bangsa dan Negara
Baca: Hasil Pekan 17 Liga Inggris: Liverpool Kokoh di Puncak, Chelsea dan Leicester Gagal Menang
Oleh sebab itu, sistem pengunci resleting yang mereka ciptakan didesain sedemikian rupa, sehingga Izzipack memiliki aksesibilitas yang lebih baik.
Mereka mengkombinasikan teknologi dengan karya tas anti copet ini.
Izzipack yang mereka rancang terintegrasi dengan aplikasi smartphone untuk memantau isi baterai.
Tak hanya itu, koneksi ini juga dapat mengaktifkan sistem alarm dan melacak tas yang hilang atau dicuri dengan GPS tracker.
Fitur secure mode mengirimkan notifikasi berupa alarm ke aplikasi smartphone jika tas dibuka secara paksa atau dicuri.
Sementara fitur find my pack membantu pengguna melacak keberadaan tasnya apabila dicuri.
Baca: Aksi Para Bintang Papan Atas Hollywood di The Expendables 3, Tayang di Bioskop TransTV Pukul 00.00
Baca: Viral Video Sarwendah Tepis Tangan Betrand Peto, Tanggapan Psikolog: Edukasi Seks Harus Diajarkan
“IZZIPACK adalah tas backpack anti maling dengan teknologi smart locking and security system.”
“Berbeda dengan tas anti maling biasa yang aman tetapi agak rumit untuk diakses, tas ini menawarkan keamanan dan kemudahan,”
“pengguna mengakses tasnya secara cepat dan mudah layaknya tas normal pada umumnya,” ujar Intan seperti dikutip dari laman ITB.
Pengoperasian produk ini menggunakan batrai dan daya batrai pada tas dapat dilihat pada aplikasi tersebut.
Baca: Ramalan Zodiak Hari Ini Minggu 15 Desember 2019: Scorpio Sebarkan Aura Positif, Leo Tak Mudah Puas
Baca: Chord dan Lirik Lagu Adore You oleh Harry Styles, Single Ketiga dari Album Fine Line
“Untuk cara kerjanya sendiri yaitu dengan cara menarik zipper tas sampai tertutup dan tas akan aman terkunci dengan mekanisme rachet yang ada pada ujung zipper tas,”
“lalu untuk membuka tas dengan cara tap RFID bracelet/card di daerah zipper,”
“kemudian kunci akan terbuka dan tas dapat diakses oleh pengguna secara mudah dan aman tentunya,” jelas Intan.
Selama penelitian, pihakya menemukan banyak kendala teknis.
Baca: Boruto Episode 136 Sub Indonesia, Rilis Hari Ini: Permintaan Khusus Jiraiya ke Sasuke saat Berpisah
Baca: Viral Penumpang Pesawat Bawa Kuda di Kabin Ekonomi, Disebut Hoaks, Ternyata Begini Penjelasannya
Menurutnya, teknologi yang dibuat oleh timnya memang terbilang orisinil sehingga harus sangat banyak mengalami trial and error ketika diimplementasikan.
Selain itu, timnya juga cukup kesulitan saat mengintegrasikan segala komponen elektrik dan mekanik pada tas yang notabenenya berbahan kain lunak.
“Jadi teknologinya harus kokoh, kedap air, tahan guncangan,” ujar Marchio.
“Tapi tas juga harus tetap elastis dan ringan,” ungkapnya yang mengaku sampai sekarang masih menemukan kendala teknik.
Baca: Thomasin McKenzie
Baca: Anak Pedagang Sayur Berhasil Kuliah di AS, Ibunya Dapat Penghargaan Orangtua Hebat dari Kemendikbud
Tas ciptaannya tersebut dibawa ke ajang Global Capsone Design Fair: Engineering Education Festival (E2Festa) 2019, akhir November lalu.
Keduanya bergabung bersama tim dari Chonbuk National University Korea.
Dalam ajang tersebut, keduanya meraih Excellence Award Winner atau setara dengan predikat Runner Up.
Marchio mengungkapkan, timnya merupakan tim delegasi dari Hub of Innovation Chonbuk National University.
Timnya terpilih menjadi salah satu delegasi dikarenakan pernah meraih predikat Grand Prize Award di ajang perlombaan sebelumnya.
Yaitu Student Joint Capstone Design Project (i-CAPS) 2019 di Daejeon, Korea Selatan, Agustus 2019.
“Untuk mengikuti perlombaan ini, persiapan kami cukup panjang, sejak Januari 2019,” tuturnya.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Saradita/Sonora.id)