TRIBUNNEWSWIKI.COM - Anak seorang pedagang sayur di Aceh, Aula Andika Fikrullah Al Balad (26) berhasil mendapatkan beasiswa magister di Lehigh University, Amerika Serikat.
Sang ibunda, Siti Narimah kemudian mendapatkan penghargaan "Orang Tua Hebat 2019" dari Kemendikbud yang diberikan pada November 2019.
Perempuan yang akrab disapa Mak Cut ini mendapatkan penghargaan tersebut atas keberhasilannya sebagai orang tua tunggal yang mendidik tujuh anak.
Mengutip VOA via Kompas.com, Aula kehilangan ayahnya saat terjadi konflik di Aceh pada 2004.
Saat itu, ayah dari anak bungsu dari tujuh bersaudara ini ditemukan tidak bernyawa di dekat sawah.
Masih di tahun yang sama, dua kakaknya juga meninggal akibat sakit dan menjadi korban tsunami Aceh.
Baca: Kemampuan Pelajar Indonesia Peringkat 72 dari 77 Negara, Pakar Pendidikan: Tinggalkan Sistem Feodal
Baca: Tidak hanya Candaan, Ternyata Ada Sekolah yang Terapkan Penggunaan GoPay untuk Bayar Pendaftaran
Walaupun menjadi orang tua tunggal bagi anak-anaknya, Mak Cut tetap memiliki semangat yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Sebelumnya, Aula menyelesaikan pendidikan sarjananya di Universitas Syiah Kuala Jurusan Pendidikan Fisika.
Pendidikan adalah hal utama bagi keluarga Aula
Saat Aula masih berusia 7 tahun, tepatnya pada tahun 2000, ibunya membangun kios kecil sederhana di depan rumah mereka untuk berjualan sayur.
Sebelum memiliki kios sendiri, Mak Cut menjual sayur dengan berkeliling dari satu rumah ke rumah yang lain.
"Saya ingat dulu sekolahnya jam dua siang. Jadi pagi ngantar ibu ke pasar untuk belanja sayur, kemudian saya jemput lagi. Barulah jam 2 saya berangkat sekolah," cerita Aula.
Bagi keluarga Aula, pendidikan merupakan hal utama yang harus diperjuangkan.
Ketika dirinya duduk di bangku SMP, kakaknya bahkan menjual perhiasan untuk biaya sekolahnya.
Hal serupa juga terjadi saat dirinya duduk di bangku SMA.
Perjuangan ibu dan kakaknya tidak sia-sia karena Aula berhasil meraih segudang prestasi saat masih menjadi siswa di sekolah.
Deretan prestasi Aula di antaranya, juara pidato, cerdas cermat, olimpiade fisika dan matematika, public speaking, hingga MTQ.
Bahkan Aula juga pernah meraih penghargaan di Festival Film Aceh yang diselenggarakan oleh dinas sosial dengan dukungan UNICEF Indonesia.
Baca: Tolak Jadi Menteri demi Fokus Pendidikan, Begini Sikap SK Trimurti pada Tawaran Presiden Soekarno
Baca: Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
Aula menolak kuliah jalur undangan di PTN
Setelah lulus dari SMA, Aula mendapat undangan masuk dari beberapa perguruan tinggi negeri di Indonesia dalam program Kemendikbud.
Namun Aula bingung lantaran biaya kuliah yang cukup mahal baginya.
"Saya bingung, karena ini sudah dapat undangan, trus nanti yang bayar uang sekolah siapa? Akhirnya saya tidak terlalu antusias dengan undangan itu," jelas Aula.
Aula kemudian memutuskan untuk mengikuti SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dengan memilih Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh.
Beruntungnya, Aula berhasil lolos seleksi tersebut dan menyelesaikan pendidikannya dengan beasiswa bidikmisi dari pemerintah.
Maka dari itu, Aula tidak perlu membayar sepeser pun biaya kuliahnya hingga lulus.
Tidak hanya meringankan beban ibu dan kakak-kakaknya, Aula bahkan mampu membantu keuangan keluarga.
Di bangku kuliah, Aula juga berhasil mengukir berbagai prestasi, seperti menjadi Duta Baca Provinsi Aceh, Duta Damai Provinsi Aceh, Duta Bahasa, hingga menjadi perwakilan Indonesia dalam kegiatan Nusantara Leadership Camp.
Baca: Pendidikan dan Karier Katamso, Pahlawan Nasional yang Wafat pada Peristiwa G30S
Baca: Demi Bayar Biaya Pendidikan, Mahasiswi Ini Rela Jadi Penari Striptis; Rp 45 Juta per Malam
53 kali ditolak beasiswa
Setelah lulus kuliah pada 2016, Aula menjadi pekerja lepas sebagai blogger untuk dunia gaya hidup.
Selain itu, Aula juga menekuni bidang media sosial.
Untuk mendapatkan uang lebih, Aula bahkan mengajar Al-Qur'an dan Kitab Kuning di pesantren tradisional dan mengajar fisika di kampus dan sekolah untuk persiapan olimpiade sains nasional tingkat Aceh.
Sambil bekerja, Aula mendaftarkan diri di berbagai beasiswa kuliah luar negeri.
"Selama S1 saya coba berbagai beasiswa, short course, conference, exchange program ke luar negeri selalu mendapat penolakan," katanya.
Aula sudah mendaftar program beasiswa hingga 53 kali, tapi tidak ada satupun yang berhasil lolos.
Namun hal ini tidak menghentikan mimpi Aula untuk melanjutkan pendidikannya di luar negeri.
Setelah itu, Aula mendapatkan informasi dari seorang teman untuk mendaftar beasiswa USAID prestasi untuk program S2 di Amerika.
Mak Cut kemudian mendorong Aula untuk mencoba program tersebut.
Tidak disangka, Aula berhasil lolos dan mendapatkan beasiswa di Amerika pada Juni 2018.
Di Lehigh University, Aula mengambil jurusan Instructuional Technology lantaran memiliki rencana untuk membangun teknologi di dunia pendidikan.
Universitas tersebut masuk dalam daftar 50 universitas terbaik di Amerika Serikat.
(TribunnewsWiki.com/Yonas)