TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pria asal Surabaya ini dulunya hanya penjual sabun colek keliling, kini hartanya Rp 11 triliun dan masuk 50 orang terkaya Indonesia.
Dulunya miskin hanya berjualan sabun colek keliling, pria ini kini hartanya Rp 11 triliun dan masuk 50 orang terkaya di Indonesia.
Sebuah kekayaan biasanya didapatkan dengan kerja keras.
Kecuali warisan dari nenek moyang, atau menemukan harta karun yang kita langsung bisa menjadi kaya mendadak.
Salah satu contohnya adalah orang yang dulunya hanya seorang yang biasa kini menjadi orang terkaya di Indonesia.
Baca: Beli Emas 7.071 Kg Senilai Rp 3,5 T, Pengusaha Kaya Surabaya Ini Ternyata Tertipu 4 Broker PT Antam
Baca: Pria Ini jadi Pemulung karena Kapalnya Lenyap, Kini Kaya Mendadak Temukan Benda Ini di Tempat Sampah
Ia adalah Harjo Sutanto yang kini sudah hidup bergelimang harta.
Baru pekan lalu, Forber merilis daftar orang terkaya di Indonesia tahun 2019.
Dari daftar yang dirilis oleh Forbes tersebut ada satu nama yang ternyata memiliki kisah luar biasa.
Ia menjadi sosok 50 orang terkaya di Indonesia yang paling senior.
Harjo Sutanto, yang berada di urutan ke-39 di orang terkaya di Indonesia kini telah berusia 93 tahun.
Total kekayaannya adalah 810 juta dollar AS atau sekitar Rp 11,3 triliun.
Meskipun kini menjadi orang terkaya di Indonesia, namun ternyata dulunya Harjo Sutanto pernah menjadi penjual sabun colek keliling.
Dari sabun keliling tersebut kini bisnisnya menjadi besar hingga menghasilkan pundi-pundi triliunan.
Bersama rekannya Johannes Ferdinand Katuari, Harjo Sutanto mengawali kiprah bisnisnya sebagai sales sabun keliling pada 60 tahun yang lalu.
Dia menjual dagangannya dari rumah ke rumah di Jawa Timur (Jatim).
Dikutip dari situs resmi Wings Group, saat baru berdiri tahun 1949, Wings Group awalnya bernama Fa Wings.
Perusahaan ini memproduksi sabun colek secara rumahan.
Distribusinya pun masih terbatas.
Dipasarkan dari rumah ke rumah, dan dari kampung ke kampung di Surabaya.
Tak disangka, karena merupakan produk kebutuhan dasar, sabun colek mereka laku keras di Jawa Timur.
Saat itu, sabun colek merupakan produk baru yang tak ditemui di daerah lain.
Dengan cepat, sabun colek mampu bersaing dengan sabun deterjen atau bubuk yang sudah lebih dulu mendominasi pasar.
Harga sabun colek juga lebih murah lantaran biaya produksinya yang lebih rendah.
Melalui promosi yang gencar, kepraktisan dan harga terjangkau, membuatnya cepat populer dalam beberapa tahun di Indonesia.
Alhasil berdirilah Wings Group, yang menjadi salah satu perusahaan pembuat sabun terbesar di Indonesia.
Tak hanya sabun, perusahaannya kini merambah ke berbagai sektor usaha lain seperti deterjen, pembersih toilet, pembalut, shampo, pasta gigi, dan berbagai kebutuhan rumah tangga lainnya.
Wings Group juga aktif berekspansi ke bisnis makanan dan minuman (food and beverage) dengan memproduksi mie instan, saus, minuman bubuk, dan kopi.
Wings Group sendiri menjadi salah satu perusahaan yang memiliki jalur distribusi yang sangat kuat.
Produknya hampir sangat mudah ditemui di hampir seluruh toko di Indonesia.
Sejumlah merk produknya juga relatif sudah sangat familiar di Indonesia.
Selain memproduksi kebutuhan rumah tangga, Wings Group juga merambah bisnis minimarket.
Lewat anak usahanya, PT Fajar Mitra Indah, perusahaan mengoperasikan jaringan toko Family Mart.
Baca: Pria Ini Sembelih Ayamnya karena Tak Bisa Bertelur, Kaget Temukan Harta Karun Ini Senilai Rp 70 Juta
Baca: Temukan Harta Karun Senilai Rp 54 Miliar, Dua Pria Ini Malah Dapat Hukuman Mati, Ternyata Karena Ini
Daftar Lengkap Orang Terkaya di Indonesia
Berikut adalah daftar 50 orang terkaya di Indonesia per 2019:
1. R Budi dan Michael Hartono
Kekayaaan: US$ 37,3 miliar atau Rp 525,3 triliun
Sumber: konglomerasi
2. Keluarga Widjaja
Kekayaaan: US$ 9,6 miliar atau Rp 135,2 triliun
Sumber: divesifikasi
3. Prajogo Pangestu
Kekayaan: US$ 7,6 miliar atau Rp 107,03 triliun
Sumber: petrokimia
4. Susilo Wonowidjojo
Kekayaan: US$ 6,6 miliar atau Rp 92,9 triliun
Sumber: tembakau
5. Sri Prakash Lohia
Kekayaan: US$ 5,6 miliar atau Rp 78,9 triliun
Sumber: petrokimia
6. Anthoni Salim
Kekayaan: US$ 5,5 miliar atau Rp 77,5 triliun
Sumber: divesifikasi
7. Tahir
Kekayaan: US$ 4,8 miliar atau Rp 67,6 triliun
Sumber: divesifikasi
8. Boenjamin Setiawan
Kekayaan: US$ 4,35 miliar atau Rp 61,3 triliun
Sumber: farmasi
9. Chairul Tanjung
Kekayaan: US$ 3,6 miliar atau Rp 50,7 triliun
Sumber: divesifikasi
10. Jogi Hendra Armadja
Kekayaan: US$ 3 miliar atau Rp 42,2 triliun
Sumber: barang konsumsi
11. Bachtiar Karim
Kekayaan: US$ 2,6 miliar atau Rp 36,4 triliun
Sumber: sawit
12. Mochtar Riady
Kekayaan: US$ 2,1 miliar atau Rp 29,4 triliun
Sumber: divesifikasi
13. Martua Sitorus
Kekayaan: US$ 2 miliar atau Rp 28 triliun
Sumber: perkebunan kelapa sawit
14. Putera Sampoerna
Kekayaan: US$ 1,8 miliar atau Rp 25,1 triliun
Sumber: investasi
15. Kuncoro Wibowo
Kekayaan US$ 1,7 miliar atau Rp 23,7 triliun
Sumber: retail
16. Peter Sondakh
Kekayaan: US$ 1,65 miliar atau Rp 23 triliun
Sumber: investasi
17. Garibaldi Thohir
Kekayaan: US$ 1,6 miliar atau Rp 22,3 triliun
Sumber: tambang batu bara
18. Theodore Rachmat
Kekayaan: US$ 1,55 miliar atau Rp 21,6 triliun
Sumber: divesifikasi
19. Husain Djojonegoro
Kekayaan: US$ 1,53 miliar atau Rp 21,4 triliun
Sumber: barang konsumsi
20. Djoko Susanto
Kekayaan: US$ 1,5 miliar atau Rp 21 triliun
Sumber: supermarket
21. Alexander Tedja
Kekayaan: US$ 1,45 miliar atau Rp 20,2 triliun
Sumber: real estate
22. Sukanto Tanoto
Kekayaan: US$ 1,4 miliar atau Rp 19,5 triliun
Sumber: divesifikasi
23. Ciliandra Fangiono
Kekayaan: US$ 1,37 miliar atau Rp 19,1 triliun
Sumber: perkebunan kelapa sawit
24. Husodo Angkosubroto
Kekayaan: US$ 1,35 miliar atau Rp 18,8 triliun.
Sumber: diversifikasi
25. Keluarga Ciputra
Kekayaan: US$ 1,3 miliar atau Rp 18,1 triliun
Sumber: real estate
26. Eddy Katuari
Kekayaan: US$ 1,25 miliar atau Rp 17,4 triliun
Sumber: Barang konsumsi
27. Winarko Sulistyo
Kekayaan: US$ 1,2 miliar atau Rp 1,67 triliun
Sumber: pulp and paper
28. Low Tuck Kwong
Kekayaan: US$ 1,17 miliar atau Rp 16,3 triliun
Sumber: tambang batu bara
29. Murdaya Poo
Kekayaan: US$ 1,15 miliar atau Rp 16 triliun
Sumber: diversifikasi
30. Irwan Hidayat
Kekayaan: US$ 1,1 miliar atau Rp 15,3 triliun
Sumber: obat herbal atau jamu
31. Kardja Rahardjo
Kekayaan: US$ 1,02 miliar atau Rp 14,2 triliun
Sumber: ekspedisi
32. Hary Tanoesoedibjo
Kekayaan: US$1 miliar atau Rp 14 triliun
Sumber: media
33. Sjamsul Nursalim
Kekayaan: US$ 990 juta atau Rp 13,9 triliun
Sumber: retail, ban
34. Donald Sihombing
Kekayaan: US$ 970 juta atau Rp 13,5 triliun
Sumber: konstruksi
35. Lim Hariyanto Wijaya Sarwono
Kekayaan: US$ 960 juta atau Rp 13,4 triliun
Sumber: perkebunan kelapa sawit, tambang nikel
36. Sabana Prawirawijaya
Kekayaan: US$ 915 juta atau Rp 12,8 triliun
Sumber: minuman
37. Osbert Lyman
Kekayaan: US$ 865 juta atau Rp 12,1 triliun
Sumber: real estate
38. Kusnan dan Rusdi Kirana
Kekayaan: US$ 835 juta atau Rp 11,6 triliun
Sumber: maskapai penerbangan
39. Harjo Sutanto
Kekayaan: US$ 810 juta atau Rp 11,3 triliun
Sumber: barang konsumsi
40. Hashim Djojohadikusumo
Kekayaan: US$ 800 juta atau Rp 11 triliun
Sumber: diversifikasi
41. Eddy Kusnadi Sariaatmadja
Kekayaan: US$ 780 juta atau Rp 10,9 triliun
Sumber: media dan teknologi
42. Sudhamek
Kekayaan: US$ 745 juta atau Rp 10,4 triliun
Sumber: makanan dan minuman ringan
43. Soegiarto Adikoesoemo
Kekayaan: US$ 730 juta atau Rp 10,2 triliun
Sumber: kimia
44. Aksa Mahmud
Kekayaan: US$ 710 juta atau Rp 9,9 triliun
Sumber:
45. Arifin Panigoro
Kekayaan: US$ 670 juta atau Rp 9,3 triliun
Sumber: semen
46. Hamami
Kekayaan: US$ 660 juta atau Rp 9,2 triliun
Sumber: alat berat
47. Edwin Soeryadjaya
Kekayaan: US$ 635 juta atau Rp 8,88 triliun
Sumber: tambang batu bara, investasi
48. Kartini Muljadi
Kekayaan: US$ 630 juta atau Rp 8,8 triliun
Sumber: farmasi
49. Arini Subianto
Kekayaan: US$ 600 juta atau Rp 8,3 triliun
Sumber: tambang batu bara dan perkebunan kelapa sawit
50. Iwan Lukminto
Kekayaan: US$ 585 juta atau Rp 8 triliun
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Abdurrahman Al Farid/TribunTimur)