Kehidupan Pribadi #
TRIBUNNEWSWIKI.COM – Prajogo Pangestu merupakan mendiri Barito Group.
Sebelum menjadi sukses ia pernah menjadi supir angkot.
Prajogo Pangestu lahir dengan nama Phang Djoem Phen.
Ia lahir pada 13 Mei 1944 di Benkayang, Kalimantan Barat, Indonesia.
Prajogo Pangestu menikahi wanita bernama Herlina Tjandinegara.
Atas pernikahannya itu mereka dikaruniai tiga orang anak yaitu Agus Salim Pangestu, Nancy Pangestu dan Baritono Pangestu.(1)
Prajogo Pangestu merupakan anak dari seorang penyadap getah karet Phang Sui On.
Untuk menambah penghasilan, ayahnya berubah profesi sebagai tukang jahit.
Harapan dari keluarganya terdapat di namanya yaitu Phang Djoen Phen yang berarti burung besar yang terbang tinggi dan menguak awan mendung.
Dengan nama ini, diharapkan Prajogo Pangestu dapat merubah hidupnya dan menjadi orang yang lebih sukses daripada kedua orang tuanya.(2)
Pendidikan #
Kesulitan ekonomi pada akhirnya membuat Prajogo Pangestu yang di masa kecilnya akrab disapa A Phen ini hanya mengenyam pendidikan formal hingga tingkat SMP.
Tepatnya di SMP Nan Hua, sekolah berbahasa Mandarin di Singkawang.
Meski putus sekolah, ia tetap bersemangat untuk meraih penghidupan yang lebih baik.
Didorong tekad dan keyakinan yang kuat itulah, Prajogo Pangestu akhirnya hijrah ke Jakarta.(3)
Karier #
Prajogo Pangestu terkenal sebagai taipan kayu terbesar di Indonesia.
Prajogo Pangestu memulai kariernya pada akhir 70-an.
Untuk mencapai kesuksesannya, Prajogo Pangestu pernah mengalami lika-liku kehidupan.
Guna mengubah nasihnya, Prajogo Pangestu merantau ke Jakarta.
Namun keberuntungan belum berpihak padanya, ia tidak kunjung mendapatkan pekerjaan di ibukota.
Oleh sebab itu ia memutuskan untuk kembali ke Kalimantan dan bekerja sebagai sopir angkutan umum.
Ketika sedang menjalani hari-harinya sebagai sopir, di 1960-an, Prajogo bertemu dan berkenalan dengan pengusaha kayu asal Malaysia, bernama Bong Sun On, atau Burhan Uray.
Di sinilah nasibnya mulai berubah.
Prajogo Pangestu memutuskan untuk bergabung dengan Burhan di PT Djajanti Group pada 1969.
Salut dengan kerja keras Prajogo Pangestu, Burhan akhirnya mengangkatnya menjadi Generan Manager (GM) Plywood Nusantara, Gresik, Jawa Timur.
Karirnya sebagai GM Playwood Nusantara sangat singkat.
Bertahan setahun, Prajogo Pangestu akhirnya memutuskan untuk mundur dari perusahaan dan mulai mencoba bisnisnya sendiri.(4)
Prajogo Pangestu mencoba pinjaman dari bank, dia membeli CV Pacific Lumber Coy yang kala itu sedang mengalami kesulitan keuangan.
Ia kemudian mengganti nama Pacific Lumber menjadi PT Barito Pacific Lumber.
Pada 1993, perusahaannya menjadi perusahaan publik.(5)
Dalam perjalanannya, Prajogo mengganti nama Pacific Lumber menjadi PT Barito Pacific setelah mengurangi bisnis kayu pada 2007.
Bisnisnya itu semakin meningkat, hingga ia bekerja sama dengan anak-anak dari Presiden Soeharto dan perusahaan lainnya untuk memperluas bisnisnya.
Bisnisnya dengan bendera Barito Group berkembang luas di bidang petrokimia, minyak sawit mentah, properti, hingga perkayuan.
Kini Barito Group dipegang oleh sang anak, yaitu Agus Salim Pangestu.
Di 2007, Barito Pacific mengakuisisi 70% perusahaan petrokimia, Chandra Asri, yang juga terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Pada 2008, perusahaan mengakuisisi PT Tri Polyta Indonesia Tbk.
Pada 2011, Chandra Asri pun merger dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia.
Chandra Asri Petrochemical bekerja sama dengan pabrikan ban Prancis Michelin pada 2015 untuk mengembangkan pabrik karet sintetis di Indonesia.(6)
Pada Agustus 2019, Prajogo Pangestu mendapat penganugerahan gelar tanda kehormatan 2019 dari Presiden Joko Widodo.
Prajogo Pangestu menerima tanda Penerima Bintang Jasa Utama.
Selain Prajogo Pangestu, pengusaha lain yang menerima penganugerahan adalah Arifin Panigoro dan TP Rachmat.
Penganugerahan ini sejalan dengan Keputusan Presiden (Keppres) 72/2019, Keppres 73/2019, dan Keppres 74/2019.
Penganugerahan ini diberikan sekaligus dalam rangka memperingati HUT ke-74 RI.(4)
Riwayat Pekerjaan
- Pendiri Pabrik Chandra Asri di Cilegon, Banten, 1990
- Pendiri Bank Andromeda, 1990
- Presiden PT Chandra Asri, 1990-1999
- Presiden Komisaris PT Tripolyta Indonesia Tbk
- Presiden Komisaris PT Chandra Asri Petrochemical Center
- Wakil Presiden Komisaris PT Tanjungenim Lestari Pulp & Paper
- Presiden Komisaris PT Barito Pacific Timber, Tbk, sejak 1993
- Komisaris PT Astra International, 1993-1998
- Pendiri sebuah Hotel di Pulau Sentosa, Singapura, 1991
- Pendiri PT Musi Hutan Persada, 1991
- Pendiri PT Barito Pacific Lumber, 1977
- General Manager Pabrik Plywood Nusantara,Gresik, Jawa Timur, 1975
- Pegawai di PT Djajanti Group, 1969-1976.(1)
Kekayaan #
Pada 6 Desember 2019 majalah Forbes merilis barisan orang-orang terkaya di Indonesia.
Di posisi 5 besar, ada nama Prajogo Pangestu yang meroket ke posisi 3 di tahun ini.
Prajogo melonjak tujuh peringkat ke urutan ketiga dengan kekayaan bersih US $7,6 miliar atau setara dengan Rp 106 triliun, dari US $3 miliar tahun lalu.
Kenaikan aset tersebut seiring dengan optimisme investor pada prospek perusahaan yang mengerek harga saham Barito Pacific.(4)
Tahun lalu, Prajogo masuk ke peringkat 10 orang terkaya di Indonesia.
Dia memiliki harta US$ 3 miliar atau setara dengan Rp 42 triliun (dengan kurs Rp 14.000/dolar).
Kini, dia lompat tujuh peringkat menuju posisi ketiga paling kaya di Indonesia.
Jumlah harta Prajogo melonjak hingga US$ 4,6 miliar.(5)
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Saradita)
| Nama lengkap | Prajogo Pangestu |
|---|
| Nama lain | Peng Yunpeng |
|---|
| Phang Djun Phen |
| Lahir | 13 Mei 1944, Benkayang, Kalimantan Barat, Indonesia |
|---|
| Riwayat karier | Pengusaha |
|---|
| Istri | Herlina Tjandinegara |
|---|
| Anak | Agus Salim Pangestu |
|---|
| Nancy Pangestu |
| Baritono Pangestu |
| Berita terkini | Orang terkaya di Indonesia posisi 3 versi Majalah Forbes 2019 |
|---|
Sumber :
1. www.viva.co.id
2. profilbos.com
3. tokoh.id
4. www.cnbcindonesia.com
5. finance.detik.com
6. www.forbes.com