TRIBUNNEWSWIKI.COM - Viral foto Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berseragam SPBU Pertamina, ini fakta sesungguhnya yang terjadi.
Foto mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengenakan seragam petugas SPBU Pertamina viral di media sosial.
Foto Ahok berseragam Pertamina tersebut pertama kali diunggah oleh akun Instagram @aganharahap pada Selasa (19/11/2019).
Foto tersebut mendapat atensi besar.
Hingga kini, telah disukai oleh belasan ribu akun.
Dalam keterangan foto itu, disebutkan bahwa pengunggah mendapatkan foto tersebut dari salah satu grup WhatsApp dengan kalimat:
Sumber A1: Beliau tadi siang baru fitting seragam. INFO VALID!
Dikutip dari Kompas.com, Selasa (19/11/2019), Agan Harahap mengakui bahwa foto tersebut merupakan foto editan.
Bentuk Sarkasme "Foto editan (yang dilakukan oleh Agan).
Itu caption-nya cuma ngikutin postingan-postingan orang yang suka share di grup-grup WhatsApp atau Facebook" kata Agan Harahap kepada Kompas.com.
Menurutnya, keterangan foto yang ia cantumkan dalam unggahan tersebut adalah sebuah bentuk sarkasme.
Agan mengatakan, editan foto tersebut berkaitan dengan isu Ahok ditempatkan di Pertamina.
"Semakin besar penolakannya, saya semakin yakin kalau Ahok memang tepat berada di sana," papar Agan.
"Bangsa kita itu paling cepat kalau urusan-urusan beginian.
Sedikit-sedikit bikin dan sebar hoax, fitnah dan sebagainya tanpa yakin akan kebenaran dan akibatnya," sambungnya.
Menurut Agan Harahap, banyak orang saat ini suka menyebarkan kabar atau berita yang sesuai dengan hatinya, meski belum tentu kebenarannya.
Sebaliknya, mereka akan membuang jauh berita atau kabar yang bertentangan dengan hatinya.
Oleh karena itu, apa yang ia lakukan selama ini adalah sebagai respons atas kecenderungan warganet Indonesia dalam media sosial.
"Apa yang saya lakukan selama ini adalah merespons social behaviour kita dalam hidup bermedsos," tutupnya.
Hobi mengedit foto tokoh Diketahui, Agan Harahap beberapa kali telah melakukan editing foto terhadap beberapa tokoh politik Indonesia.
Sebelumnya ia juga pernah mengedit foto Ahok berada di antara dua wanita.
Foto itu kemudian tersebar luas dan disalahgunakan dengan mengaitkan isu penutupan Alexis.
Dukungan Fahri Hamzah
Politisi kontroversial yang merupakan mantan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mendukung adanya rencana yang menyebut bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok akan masuk dalam jajaran bos BUMN.
Meski Fahri Hamzah selama ini dikenal berseberangan dengan Ahok, namun ia mendukung Ahok menjadi bos BUMN sepanjang prosesnya tak menyalahi peraturan perundang-undangan.
"Kalau itu dia (pemerintah) bikin clear, belalah sudara Basuki dengan terbuka."
Saya akan bela jika itu tidak ada kesalahan.
Harus fair dong."
Semua orang di Republik ini berhak mendapatkan hak-haknya.
Gak boleh orang selama-lamanya kita siksa," kata Fahri sebagaimana dikutip Tribunnews.com dari tayangan Aiman Kompas TV, Senin (18/11/2019) malam.
Politikus Partai Gelora itu meminta Pemerintah menjelaskan dan memastikan pengangkatan Ahok nantinya tak melanggar undang-undang.
Menurut Fahri, Presiden dan Menteri BUMN harus berani membela Ahok sepanjang penangkatannya sesuai dengan peraturan.
Presiden harus siap dengan resiko politik yang bakal diterima.
"Resiko politiknya akan diterima oleh Presiden, resiko politiknya akan diterima oleh menteri BUMN.
Tidak populer.
Dikritik orang.
Itu memang resiko hari hari politisi," ujar Fahri.
Fahri mengakui BUMN membutuhkan sosok Ahok.
"Kalau soal talenta, saya mengatakan BUMN itu memerlukan saudara Ahok," kata politikus Partai Gelora ini.
Ahok diperlukan, lanjut Fahri, karena BUMN membutuhkan sosok yang tegas dan keras.
"Karena ada beberapa institusi di BUMN itu yang memerlukan orang keras, orang tegas," ujar dia.
Ditanya soal kemungkinan masuknya Ahok di BUMN bakal membuka borok-borok korupsi di BUMN, Fahri mendukung hal itu terjadi.
Fahri menyarankan agar Ahok dimasukkan ke BUMN yang selama ini dianggap paling korup.
"Saya ingin melihat itu dilakukan.
Karena itu masukkan Ahok ke tempat yang paling banyak dituduh korupsi.
PLN, Pertamina. Masukin ke situ.
Apapun (direksi atau komisaris), kita ingin lihat keberaniannya di situ," ujar dia.
Ahok mengungkap obrolannya dengan Menteri BUMN Erick Thohir, Rabu (13/11/2019).
Ahok menyebut dirinya sempat nyaris diangkat menjadi komisaris utama di satu perusahaan Erick Thohir.
Dilansir Tribunnews.com, hal tersebut diungkapkan Ahok dalam wawancara unggahan kanal YouTube KOMPASTV, Minggu (17/11/2019).
Awalnya, Ahok menceritakan hal apa saja yang dibahas saat bertemu Erick Thohir di Kantor Kementerian BUMN.
Di antaranya membahas beberapa BUMN di Indonesia seperti Sarinah hingga Krakatau Steel.
"Ya Pak Erick bilang ngundang buat kita diskusi-diskusi soal BUMN.
Ya udah kita diskusilah, dari Sarinah, Krakatau Steel, PTP, perusahaan air minum, pokoknya macam-macamlah," terang Ahok.
Ahok menyebut dirinya memang sudah dekat dengan Erick Thohir sebelum diangkat menjadi Menteri BUMN di periode kedua Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Ngobrol kan, kami sudah kenal Pak Erick," kata Ahok.
Bahkan Ahok sempat akan diangkat menjadi komisaris utama di perusahaan Erick Thohir.
Namun saat itu Ahok lolos dalam pencalonannya sebagai DPR RI dengan daerah pemilihan Bangka Belitung.
"Dulu saya malahan sempat kalau enggak masuk dewan waktu itu mungkin sudah jadi komisaris utama salah satu perusahaannya dia," aku Ahok.
Soal bagaimana sosok yang dibutuhkan Erick Thohir untuk perusahaan BUMN, Ahok menyebut harus orang yang tak ada kepentingan pribadi.
"Pak Erick bilang kita butuh orang-orang yang kerja tuh enggak berkepentingan pribadi," ujar Ahok.
Menurut Ahok, Erick Thohir berharap orang yang ia pilih sebagai Bos BUMN nantinya bisa memikirkan kepentingan perusahaan yang notabene milik negara tersebut.
"Karena kita juga ngerti kan, kadang-kadang sifat manusia juga kan ya, kalau kamu gedein perusahaan kamu sendiri kan punya kamu," kata Ahok.
"Kalau punya negara kan kamu bisa...jangan-jangan ada oknum berpikir 'Ngapain gue kerja baik-baik, bukan punya gue kan'," sambungnya.
(Tribunnewswiki.com/Putradi Pamungkas, Kompas.com/Ahmad Naufal Dzulfaro)