Aksi 'Walk Out' Mahasiswa Harvard saat Kuliah Umum Diplomat Israel: 'Pemukiman Israel itu Ilegal'

Lebih dari seratus mahasiswa jurusan Hukum Universitas Harvard melakukan aksi 'Walk Out' saat kuliah umum oleh diplomat Israel, Dani Dayan


zoom-inlihat foto
protes-mahasiswa-harvard-atas-pemukiman-israel.jpg
Facebook: HCPSC
Mahasiswa Harvard melakukan aksi Walk Out saat Kuliah Umum Konjen Israel , Dani Dayan. Mereka membentangkan poster dan spanduk yang tertulis bahwa "Pemukiman Israel adalah Ilegal"


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Lebih dari seratus mahasiswa jurusan Hukum Universitas Harvard melakukan aksi 'Walk Out' atau pembubaran diri saat kuliah umum oleh diplomat Israel, Dani Dayan.

Konsulat Jenderal Israel untuk New York Amerika Serikat, Dani Dayan terkejut saat melihat ratusan pelajar ini berdiri lalu membubarkan diri ketika akan membawakan kuliah umum di Harvard Law School, pada Rabu, (13/11/2019).

Sesuai agenda, Dani Dayan akan membicarakan materi "Strategi Hukum Pemukiman Israel" yang menduduki Palestina.

Beberapa detik usai Dani Dayan dipanggil ke depan auditorium dan memulai bicara, mahasiswa-mahasiswa ini terlihat berdiri serentak membentangkan beberapa poster yang satu di antaranya bertuliskan "Settlements are a war crime" / "Pemukiman-pemukiman (Israel) adalah Kejahatan Perang".

Sembari membentangkan poster perlahan mahasiswa ini melangkah ke belakang dan membubaran diri, seperti dilaporkan Middle East Monitor, (15/11/2019).

Usai membubarkan diri, kuliah tetap dilanjutkan dengan sedikit mahasiswa
Usai membubarkan diri, kuliah tetap dilanjutkan dengan sedikit mahasiswa (Facebook: HCPSC)

Aksi mahasiswa ini dilakukan tanpa bicara, beberapa suara yang terdengar dalam video yang diunggah di media sosial Twitter @HarvardPSC adalah langkah kaki para pelajar  yang membubarkan diri.

Dani Dayan pada mulanya nampak terkejut melihat aksi mahasiswa ini.

Setelah ruangan kosong dan hanya tersisa beberapa mahasiswa, ia kemudian bergumam, "Aku ingat pernah lakukan ini saat masih TK (Taman kanak-kanak)".

Dani Dayan kemudian melanjutkan ceramahnya yang disimak oleh beberapa mahasiswa saja yang masih berada di ruangan tersebut.

Respon Dani Dayan

Dani Dayan tercatat bekerja sebagai diplomat di Konsulat Jenderal Israel di New York, Amerika Serikat.

Ia kerap melakukan advokasi atas pendirian dan pemelihataan pemukiman Israel di wilayah West Bank (Tepi barat) dekat Pesisir Mediterania.

Usai kuliah umumnya berlangsung, Dani Dayan menyebut mereka yang walk out di Twitter sebagai pecundang, seperti dilaporkan Arab News, (15/11/2019).

Melalui akun Twitter nya, ia menyatakan bahwa dirinya diundang sebagai pembicara materi strategi hukum dari pemukiman Israel.

"Saya bilang (pada panitia) bahwa saya bukan ahli hukum tetapi mereka bersikeras. Akhirnya, saya setuju. Saya tidak yakin posisi Israel dalam isu tersebut pernah ditampilkan dalam kegiatan bergengsi ini" ujarnya melalui akun Twitter,nya, @AmbDaniDayan.

"Saat saya sampai di auditorium, saya terkejut karena banyak yang hadir. Saya harusnya tahu lebih baik.  Ketika saya mulai berbicara, sekitar 100 demonstran yang teroganisir meninggalkan ruangan, mengepalkan tangan, dengan simbol-simbol anti-Israel. Sekitar 80-90 tetap di ruangan dan kami menyelesaikan kegiatan yang hebat ini, termasuk sesi tanya jawab", ujar akun Twitter,nya, @AmbDaniDayan.

"Para demonstran yang biasanya merupakan kerumunan "From the River to Sea" yaitu para pembenci fanatik Israel direkrut dari seluruh kampus. Mereka dipimpin oleh seorang Arab-Israel yang biodatanya ada di website @HarvardDivinity (!!!) yang mengartikan bahwa Israel menduduki Palestina"

"Pimpinan lainnya adalah seorang Muslim-Amerika yang mengacu bahwa Israel seharusnya menjadi tanah air bagi orang-orang Yahudi". Ia tidak memiliki hubungan sama sekali dengan Harvard. Ia datang hanya untuk pergi lagi. Tidak baru di sini, kerumunan biasa anti-Zionist yang dibingkai dengan kebencian lama, antisemitis.

"Saya sekali lagi berterima kasih kepada @Harvard_Law karena mengundang dan memberi saya kesempatan untuk menyampaikan posisi Israel di acara yang bergengsi. Saya mengerti bahwa para panitia akanmempublikasi video pendek presentasi saya. Kalian dapat memilih untuk menontonnya ataupun tidak saat saya mulai bicara".

"Satu hal terakhir, sejak beberapa hari awal Zionism, kami telah membangun, mereka memboikot. Mereka mendelegitimasi dan kami berusaha untuk hidup berdampingan. Kami bicara dan mereka meninggalkan ruangan. Tidak ada yang baru, namun sayangnya, tak pernah dilakukan Harvard Law School pada tahun 1936, 1947, atau 2000".





Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved