Usai Menyerang Militan Palestina di Jalur Gaza, Kini Israel Gempur Hamas

Israel kembali menyerang Jalur Gaza dengan menarget Hamas, usai sebelumnya menyerang kelompok Palestina yang dianggap melanggar genjatan senjata


zoom-inlihat foto
israel-hamas.jpg
Adel Hana/AP Photo via Al Jazeera
Israel kembali melakukan serangan di Jalur Gaza dengan menarget kelompok militan Hamas.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Israel kembali melakukan serangan baru di Jalur Gaza setelah malam sebelumnya menyerang militan Palestina yang dianggap melanggar genjatan senjata dengan menembakkan roket ke Israel.

Berbeda dengan operasi sebelumnya, serangan IDF kali ini tidak lagi menargetkan kelompok militan Palestina di Gaza, melainkan militan Hamas, yang merupakan faksi militer dan politik yang memerintah di Jalur Gaza.

"Dua roket telah diluncurkan dari perbatasan Gaza (oleh militan Palestina) ke wilayah Israel, " ujar Pasukan Pertahanan Israel / Israel Defence Forces (IDF) dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir oleh The Guardian, (16/11/2019).

Pasukan militer Israel menyatakan telah meluncurkan serangan udara ke beberapa wilayah yang dikontrol oleh militan Hamas.

"IDF menganggap organisasi teror militan Hamas bertanggungjawab atas serangan (peluncuran roket) dari Jalur Gaza yang bersumber dari mereka"

"Hamas akan menanggung konsekuensi atas serangannya ke warga sipil Israel" dalam pernyataan IDF.

Serangan Israel di Jalur Gaza kembali muncul setelah sebelumnya Israel dan Militan Jihad Palestina bersepakat untuk mengadakan genjatan senjata yang difasilitasi oleh Mesir.

Hamas, yang beberapa bulan lalu sepakat untuk mengadakan genjatan senjata dalam jangka waktu lama dengan Israel, sebelumnya telah keluar dari arena pertempuran.

Hamas juga tidak membuat klaim atas luncuran roketnya ke wilayah Israel yang sampai saat ini belum jelas siapa yang meluncurkan roket tersebut sehingga membuat Israel membalasnya dengan serangan ke Jalur Gaza.

Beberapa kelompok kecil militan dilaporkan masih beroperasi di Gaza.

Kendati Israel telah menggempur Hamas, menjelang siang hari ini, (16/11) waktu setempat dilaporkan tidak ada lagi peluru balasan yang ditembakkan dari Gaza ke wilayah Israel.

Ini adalah kali pertama Hamas dijadikan target serangan oleh Israel sejak pertempuran dimulai pada Selasa, (12/11) saat Israel menargetkan pemimpin kelompok militan, Bahaa Abu al-ATA, seperti dikutip dari Al Jazeera, (16/11/2019).

Israel kembali melanjutkan serangan udara untuk merespons serangan roket dari kelompok militan Palestina
Israel kembali melanjutkan serangan udara untuk merespons serangan roket dari kelompok militan Palestina (Facebook: Israeli Air Force)

Israel Sempat Umumkan Hentikan Serangan - Jumat 15 November 2019

Sebelumnya, Israel sempat menyatakan telah menuntaskan serangan udaranya terhadap kelompok militan Gaza, Jumat, (15/11/2019).

Militer Israel menyebut akan bersedia mematuhi gencatan senjata apabila tidak ada lagi serangan roket ke wilayahnya.

Gencatan senjata tidak resmi yang dimulai Kamis pagi itu (14/11) mengakhiri eskalasi ketegangan dua hari yang dipicu serangan Israel yang menewaskan seorang komandan militan Gaza.

Pertempuran antara Israel dan kelompok militan itu menewaskan 34 orang Palestina, termasuk 16 warga sipil.

Kelompok militan Gaza menembakkan lebih dari 450 roket ke arah Israel, sehingga melumpuhkan banyak kawasan di Israel Selatan tanpa mengakibatkan korban tewas atau cedera serius.

Usai Pengumuman Genjatan Senjata, Roket Kembali Diluncurkan Militan Gaza ke Wilayah Israel - Kamis 14 November 2019

Dua hari yang lalu, kelompok militan Gaza dilaporkan menembakkan sejumlah amunisi roket kepada Israel pada Kamis, (14/11/2019), beberapa jam usai diumumkannya genjatan senjata untuk mengakhiri serangan intensif selama dua hari antara Israel dengan kelompok jihad militan Gaza.

Sampai berita ini dibuat, belum ada pihak yang mengklaim bertanggungjawab terhadap gelombang serangan roket tersebut.

Selain itu juga belum jelas siapa yang ingin merusak perjanjian genjatan senjata ini, seperti dilaporkan AP, Kamis, (14/11/2019)

Sebelumnya, kelompok militan di Gaza mengumumkan genjatan senjata pada Kamis, (14/11/2019) pagi waktu setempat.

Beberapa saat setelahnya, Israel juga mengumumkan berakhirnya operasi militer di wilayah tersebut.

Letkol Avichay Adraee selaku Juru Bicara Militer Israel mengonfirmasi kebenaran genjata dengan kelompok militan Gaza.

Genjatan senjata ini terjadi usai pertempuran yang berlangsung selama dua hari terakhir.

"Pertempuran dua hari ini sudah berakhir," cuit Letkol Avichay Adraee dalam sebuah tweet, dilansir oleh AP, (14/11/2019).

Menteri Luar Negeri Israel, Yisrael Katz menanggapi genjatan senjata ini dalam sebuah siaran radio.

"Ketenangan akan dibalas dengan ketenangan," kata Yisrael Katz.

Beberapa jam usai diumumkannya genjatan senjata, dilaporkan sejumlah rudal / roket diluncurkan oleh kelompok militan Gaza kepada Israel. Belum ada pihak yang mengakui bertanggungjawab atas insiden ini
Beberapa jam usai diumumkannya genjatan senjata, dilaporkan sejumlah rudal / roket diluncurkan oleh kelompok militan Gaza kepada Israel. Belum ada pihak yang mengakui bertanggungjawab atas insiden ini (AP via Kompas)

Mesir Fasilitasi Genjatan Senjata

Sebelumnya dilaporkan bahwa genjatan senjata telah berhasil dimediatori oleh Negara Mesir.

Setelah itu, juru bicara kelompok militan Gaza, Musab al-Berim mengumumkan genjatan senjata pada Kamis pagi, (14/11), yang terhitung sejak 05.30 waktu setempat.

Namun demikian, beberapa saat setelahnya dilaporkan masih terdapat dua roket dan serangan udara yang diluncurkan oleh masing-masing pasukan.

Usulan Genjatan Senjata

Kelompok militan Gaza yang mengajukan genjatan senjata ini memiliki beberapa tuntutan.

Beberapa tuntutan di antaranya yang paling mendasar adalah; mengakhiri serangan yang menargetkan pemimpin-pemimpin mereka (kelompok militan Gaza), menghentikan penembakan kepada para demonstran di sepanjang perbatasan Israel, serta menurunkan blokade Israel yang telah menghancurkan ekonomi Gaza selama 12 tahun terakhir ini.

Salah seorang pejabat Mesir berkomentar perihal aktivitas genjatan senjata ini.

"Gencatan senjata ini datang dari usaha pemerintah Mesir dan telah didukung oleh faksi-faksi Palestina termasuk kelompok Jihad Islam di Gaza," kata salah seorang pejabat Mesir.

Saling Serang - Rabu 13 November 2019

Sebelumnya pada Rabu, 13//11/2019, waktu setempat, pertempuran di perbatasan Gaza antara tentara Israel dengan militan Palestina terus berlanjut.

Serangan udara tentara Israel dilaporkan telah menewaskan seorang komandan jihad Islam Palestina.

Usai jeda satu malam, pasukan militan Palestina melakukan serangan balasan dengan menembakkan roket ke Israel.

Hal ini direspon dengan serangan balasan dari tentara Israel yang dilakukan menggunakan pesawat tempur.

Menteri Kesehatan Gaza menyatakan sekitar 12 warga Palestina dilaporkan terbunuh oleh serangan Israel pada Rabu, (13/112019), seperti dilaporkan BBC.

Sementara di wilayah Israel, hampir 50 orang dipastikan mengalami luka-luka baik fisik maupun mental.

Dilaporkan oleh BBC, (13/11/2019), Para pejabat di Negara Mesir serta Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) sebelumnya telah berusaha untuk meredam gejolak yang memanas.

Namun demikian, menurut militan Palestina yang tergabung dalam kelompok jihad Palestina atau Palestinian Islamic Jihad (PIJ), menuturkan bahwa ini belum saat yang tepat untuk bicara tentang mediasi.

Dilaporkan BBC, usai jeda selama enam jam, militan Palestina dilaporkan melanjutkan serangan roketnya pada sekitar pukul 06.30 waktu setempat.

Serangan militan Palestina ini memicu peringatan bahaya di daerah selatan dan pusat Israel.

Pasukan Pertahanan Israel / The Israel Defence Forces (IDF) mengatakan bahwa lebih dari 50 roket telah diluncurkan oleh militan Palestina pada siang hari.

Peluncuran roket ini terhitung total sebanyak 250 roket yang diluncurkan sejak Selasa, (12/11/2019).

Satu roket yang diluncurkan dilaporkan mengenai sebuah pabrik di selatan Kota Sderot, Israel yang dekat dengan perbatasan Gaza.

Serangan misil pasukan udara Israel pada dini hari waktu setempat dilaporkan mengenai bangunan penduduk di timur Kota Gaza.

Roket misil ini menewaskan Baha Abu al-Ata, seorang komandan militer senior dari PIJ.

Pada waktu yang sama, serangan misil Israel juga mengenai rumah dari pemimpin kelompok militan Iran yang ikut dalam perjuangan di Damaskus.

Dipastikan dua orang terbunuh dalam serangan ini, seperti dilaporkan humas negara Suriah.

Dilansir oleh BBC, Israel tidak berkomentar atas insiden ini.

--

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved