Informasi Awal #
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kota Bitung adalah salah satu kota di provinsi Sulawesi Utara.
Kota ini memiliki perkembangan yang cepat karena terdapat pelabuhan laut yang mendorong percepatan pembangunan.
Kota Bitung terletak di timur laut Tanah Minahasa.
Wilayah Kota Bitung terdiri dari wilayah daratan yang berada di kaki gunung Dua Saudara dan sebuah pulau yang bernama Lembeh.
Banyak penduduk Kota Bitung yang berasal dari suku Sangir, sehingga kebudayaan yang ada di Bitung tidak terlepas dari kebudayaan yang ada di wilayah Nusa Utara tersebut.
Kota Bitung merupakan kota industri, khususnya industri perikanan.
Geografi #
Kota Bitung terletak pada posisi geografis di antara 1° 23' 23" - 1° 35' 39" LU dan 125° 1' 43" -1 25° 18' 13" BT dan luas wilayah daratan 304 km². (1)
Batas wilayah Kota Bitung adalah sebagai berikut :
Batas Utara : Kabupaten Minahasa Utara
Batas Timur : Laut Maluku
Batas Selatan : Laut Maluku
Batas Barat : Kabupaten Minahasa Utara
Topografi Dari aspek topografis, sebagian akbar daratan Kota Bitung berombak berbukit 45,06%, bergunung 32,73%, daratan landai 4,18% dan berombak 18,03%.
Di anggota timur mulai dari pesisir pantai Aertembaga sampai dengan Tanjung Merah di anggota barat, merupakan daratan yang relatif cukup datar dengan kemiringan 0-150, sehingga secara fisik bisa dikembangkan menjadi wilayah perkotaan, industri, perdagangan dan jasa.
Di anggota utara keadaan topografi semakin bergelombang dan berbukit-bukit yang merupakan daerah pertanian, perkebunan, hutan lindung, taman margasatwa dan cagar dunia.
Di anggota selatan terdapat Pulau Lembeh yang keadaan tanahnya pada umumnya kasar ditutupi oleh tanaman kelapa, hortikultura dan palawija.
Disamping itu memiliki pesisir pantai yang indah menjadi potensi yang bisa dikembangkan menjadi daerah wisata bahari.
Sejarah #
Sesuai keadaan cerita sejarah, nama Bitung diambil dari nama sebuah pohon yang jumlah tumbuh di daerah utara Jazirah Pulau Sulawesi.
Masyarakat yang pertama yang memberikan nama Bitung merupakan Dotu Hermanus Sompotan yang dalam bahasa daerah disebut dengan Tundu'an atau pemimpin.
Dotu Hermanus Sompotan tidak sendirian namun pada saat itu dia masuk bersama dengan Dotu Rotti, Dotu Wullur, Dotu Ganda, Dotu Katuuk, Dotu Lengkong.
Pengertian akap Dotu merupakan orang yang dituakan atau juga bisa disebut menjadi gelar kepemimpinan pada saat itu, sama seperti penggunaan akap Datuk bagi orang-orang yang berlaku di Sumatera.
Mereka semua dikenal dengan sebutan 6 Dotu Tumani Bitung, mereka membuka serta menggarap daerah tersebut supaya menjadi daerah yang layak bagi ditempati, mereka semua berasal dari Suku Minahasa, etnis Tonsea.
Daerah pantai yang baru ini ternyata jumlah menarik minat orang bagi masuk dan tinggal bertempat tinggal tetap sehingga lama kelamaan masyarakat Bitung mulai bertambah.
Sebelum menjadi kota, Bitung hanyalah sebuah desa yang diberi nasihat oleh Arklaus Sompotan menjadi Hukum Tua (Lurah) pertama desa Bitung dan memimpin selama belum cukup lebih 25 tahun, yang pada saat itu Desa Bitung merupakan termasuk dalam Kecamatan Kauditan.
Dari Sekitar tahun 1940-an, para pengusaha perikanan yang mengusahakan Laut Sulawesi tertarik dengan keberadaan Bitung dibandingkan Kema (di wilayah Kabupaten Minahasa Utara sekarang) yang dulunya merupakan pelabuhan perdagangan, karena sesuai keadaan pandangan mereka Bitung lebih strategis dan bisa menjadi pelabuhan pengganti Kema.
Seiring dengan perkembangan Bitung menjadi suatu daerah yang strategis serta jumlah masyarakat yang semakin bertambah dengan pesatnya maka Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1975 tanggal 10 April 1975 Bitung ditetapkan menjadi Kota Administratif pertama di Indonesia.
Sejarah Bitung Versi Dotu Tunggal Nicodemus Sompotan
Sejarah Kota Bitung berasal dari nama Pohon Witung yang jumlah terdapat di pesisir pantai di Bitung, Timani Bitung (timani adalah : dalam hal ini menjadi penjaga kebun/tanah yang dimiliki oleh pemerintah belanda pada saat itu, yang sekarang telah menjadi kebun/tanah kepunyaan pemerintah Indonesia) adalah Nicodemus Sompotan dan istrinya Sabina Lontoh.
Inilah yang disebut Dotu Tunggal Tumani Bitung ini terjadi di tahun 1800an.Nicodemus Sompotan mempunyai enam orang anak yaitu :
1. Elias Lontoh Sompotan
2. Betsi Betti Sompotan
3. Luisa Sompotan
4. Marthin Sompotan
5. Getroida Frida Sompotan
6. Esau Ningka Sompotan
Pada tahun 1921 anak pertama Nicodemus Sompotan menjadi Hukum Tua pertama desa Bitung adalah Elias Lontoh Sompotan,dari Elias Lontoh Sompotan muncul Emor Sompotan dan dari Emor muncul John Ivan Sompotan ( Bung John ).
Kediaman dari Elias Lontoh Sompotan itulah taman Bangsa saat ini.
Berkembangnya Bitung sampai dengan hari ini,pastinya tidak terlepas dari peran awal dari keluarga kami yang dipercayakan oleh Belanda bagi menjaga tanah/kebun kepunyaan pemerintah Belanda, dimana dalam perjalanan waktu tanah/kebun tersebut telah dikembalikan ke pemerintah Indonesia setelah kemerdekaan tahun 1945.
Dengan berkembangnya kota Bitung ternyata sangat jumlah kejadian-kejadian yang diluar dugaan kami, ternyata begitu jumlah persoalan tanah di kota Bitung yang sebenarnya tidak perlu terjadi, jika semua mengenali bahwa tanah/kebun yang berlaku dibitung bukan kepunyaan para dotu namun murni kepunyaan pemerintah, dotu sebagaimana disebut sebut sebenarnya hanya bagi berugas meregristrasi masyarakat, mencatat hasil kebun kepunyaan pemerintah Belanda.Demikian dituturkan oleh Enggelin Sabina Sompotan anak dari Esau Ningka Sompotan.
Nama Bitung diambil dari nama sebuah pohon yang jumlah tumbuh di daerah utara Jazirah Pulau Sulawesi.
Masyarakat yang pertama yang memberikan nama Bitung merupakan Dotu Hermanus Sompotan yang dalam bahasa daerah disebut dengan Tundu'an atau pemimpin. Dotu Hermanus Sompotan tidak sendirian namun pada saat itu dia masuk bersama dengan Dotu Rotti, Dotu Wullur, Dotu Ganda, Dotu Katuuk, Dotu Lengkong. (2)
Pengertian akap Dotu merupakan orang yang dituakan atau juga bisa disebut menjadi gelar kepemimpinan pada saat itu, sama seperti penggunaan akap Datuk bagi orang-orang yang berlaku di Sumatera.
Mereka semua dikenal dengan sebutan 6 Dotu Tumani Bitung, mereka membuka serta menggarap daerah tersebut supaya menjadi daerah yang layak bagi ditempati, mereka semua berasal dari Suku Minahasa, etnis Tonsea.
Daftar Wali Kota #
W. A. Worang (1975 - 1979)
Drs. K. L. Senduk (1979 - 1986)
Drs. Sarundayang, S. H. (1986 - 1990)
Drs. Sarundayang, S. H. (1990 - 1995) dan (1995 - 2000)
Drs. Is. L.A. Gobel (April 2000 - Agustus 2000)
Milton Kansil, S.E dan wakil; Cornelis Supit (Agustus 2000 - Agustus 2005)
Drs. Max Lumintang (Agustus 2005 - Februari 2006)
Hanny Sondakh dan wakil; Robert Lahindo (21 Februari 2006 - 21 Februari 2011)
Hanny Sondakh dan wakil; MAximiliaan Jonas Lomban (21 Februari 2011 - 21 Februari 2016)
Maximiliaan Jonas Lomban dan wakil; Maurits Matiri (30 Maret 2016 - saat ini/petahana)
Daftar Kecamatan #
Berikut dafta kecamatan di Kota Bitung :
- Kecamatan Aertembaga
- Kecamatan Girian
- Kecamatan Lembeh Selatan
- Kecamatan Lembeh Utara
- Kecamatan Madidir
- Kecamatan Maesa
- Kecamatan Matuari
- Kecamatan Ranowulu
Visi dan Misi #
Visi Kota Bitung : (3)
Bitung yang Maju, Berdaya Saing, Berbudaya, dan Sejahtera menjadi Titik Simpul dan Pintu Gerbang Indonesia di Kawasan Asia Pasifik
Misi Kota Bitung :
- Mewujudkan masyarakat Kota Bitung yang religius, aman, damai, berbudaya dan sejahtera.
- Meningkatkan sumberdaya manusia dan pelayanan publik yang berkualitas.
- Mengembangkan dan mengoptimalkan ekonomi kerakyatan dan sumber daya pariwisata yang memiliki daya saing.
- Membangun dan menciptakan iklim investasi yang bertumpu pada agroindustri, agrobisnis, industri rumah tangga yang ramah lingkungan.
- Meningkatkan pembangunan infrastruktur, aksesibilitas dan mobilitas ekonomi daerah.
- Mewujudkan Bitung sebagai Pintu gerbang Indonesia di kawasan Asia Pasifik dengan kota yang bercirikan kota industri dan bahari.
Ekonomi dan Transportasi #
Perekonomian Kota Bitung di dominasi oleh sektor pertanian dan perkebunan.
Namun dalam perkembangannya sektor industri ternyata berkembang cukup pesat dan mencapai nilai tertinggi.
Bertumbuhnya sektor industri sangat membantu perekonomian terutama dengan meluasnya kesempatan kerja.
Bertambahnya perusahaan industri juga meningkatkan kesejahteraan penduduk terutama dengan terserapnya tenaga kerja sebanyak 21.755 orang, meningkat dari tahun sebelumnya yang daya serapnya mencapai 21.290 tenaga kerja.
Begitu juga dari sisi kapital di mana peningkatan jumlah perusahaan ini diikuti pula dengan peningkatan nilai investasi menjadi 541,67 miliar rupiah atau meningkat 23,47 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada Tahun 2004 sektor angkutan dan komunikasi memberikan kontribusi paling besar dalam perekonomian di Kota Bitung.
Industri di Kota bitung di dominasi oleh industri perikanan, galangan kapal dan industri minyak kelapa.
Disamping itu juga ada industri transportasi laut, makanan, baja, industri menengah dan kecil.
Sarana tranportasi darat yang ada di Kota Bitung adalah mikro sebagai angkutan kota dan bus sebagai angkutan antar kota, seperti bus trayek Bitung-Manado, Bitung-Tondano, Bitung-Gorontalo, Bitung-Tolitoli dan Bitung-Palu.
Sebagai kota pelabuhan, sarana transportasi di Kota Bitung cukup memadai. Sarana transportasi laut di Bitung menghubungkan daerah daratan dan Pulau Lembeh.
Pelabuhan Bitung terdiri dari pelabuhan penumpang dan pelabuhan peti kemas.
Adanya PT. Pelindo IV membuat kota Bitung lebih maju pesat perekonomiannya karena direncanakan akan dibuka sebagai Gerbang Timur Internasional.
Pelabuhan Bitung merupakan satu-satunya pelabuhan di Sulawesi Utara yang disinggahi dan dilabuhi oleh kapal-kapal penumpang antar kota-kota besar di Indonesia dan Internasional.
Pariwisata #
Berikut objek wisata di Kota Bitung: (4)
- Air Hujan di Kel. Danowudu, Kecamatan Ranowulu, 9 Km dari Pusat Kota Bitung.
- Air Perempuan dan Air Laki-Laki di Kel. Pinokalan, Kecamatan Ranowulu, 8 Km dari Pusat Kota Bitung
- Airprang di Kel. Makawidey, Kecamatan Aertembaga Bitung, 1 Jam Dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, dengan 396 anak tangga
- Bakri Cono Marine di Kel. Mawali, Kecamatan Lembeh Utara, ± 30 menit dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving.
- Bastianus Diving Center Resort di Kel. Mawali, Lembeh Utara, ± 30 menit dengan Motor Boat Dari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving.
- Benteng Resort di Kel. Batuputih 2, Ranowulu, 24 Km dari Pusat Kota Bitung, Pantai Cottage, Diving dan Rekreasi
- Dermaga Ruko Pateten di belakang Ruko Pateten yang digunakan penumpang yang mengunjungi sekitar Selat Lembeh.
- Divers Lodge Lembeh di Kel.Paudean, Lembeh Selatan, ± 1 Jam dengan Motor Boat dDari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving
- Kelenteng Seng Bo Kiong di Jl. Kadoodan, berupa kelenteng Tao dengan ornamen khas kelenteng Cina yang indah.
- Lembeh Marina Resort di Kel. Pintu Kota Bitung, ± 45 Menit dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving.
- Lokasi Perang Dunia II di Kecamatan Madidir Bitung, ± 1 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Wisata Bawah Laut (Kapal Karamnya).
- Lokasi Perang Dunia II di Laut Kelurahan Mawali, Kecamatan Lembeh Utara Bitung, ± 30 menit dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Wisata Bawah Laut (Kapal Karamnya)
- Millennium Bitung di Kel. Tanjung Merah, Kecamatan Matuari, 7 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Wisata Pantai dan Rekreasi Keluarga.
- Monumen Jepang di Kel. Manembo-Nembo Bawah, Kecamatan Matuari, 7 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Tugu Bersejarah
- Monumen Jepang Winenet di Kel. Winenet, Aertembaga, 3 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Kuburan Tentara Jepang.
- Monumen Trikora Mandala Sakti di Batu Lubang, tepian Pulau Lembeh, yang merupakan wisata sejarah.
- Pantai Batuputih di Kel. Batu Putih 1, Kecamatan Ranowulu, 22 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Wisata Pantai dan Rekreasi Keluarga.
- Pantai Langi di Kel. Waturirir Bitung, ± 1 Jam Dengan Motor Boat Dari Ruko Pateten, berupa Wisata Pantai dan Rekreasi Keluarga.
- Pantai Tanjung Merah di Kel. Tanjung Merah, Kecamatan Matuari, 9 Km Dari Pusat Kota Bitung, berupa Wisata Pantai Dan Rekreasi Keluarga.
- Pelabuhan Bitung di Pelabuhan alam terbesar Sulawesi Utara yang disinggahi kapal antar pulau.
- Sea View Resort di Kel. Tanjung Merah, Kecamatan Matuari, 8 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Wisata Pantai dan Rekreasi Keluarga
- Sulawesi Diving Quest di Kel. Waturirir Bitung, ± 1 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving
- Sumber Air Panas Alam Rumesung di Kel. Makawidey, Kecamatan Aertembaga Bitung, ± 2 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Sumber Air Panas
- Taman Koleksi Satwa Naemundung di Kel. Aertembaga, Kecamatan Aertembaga, 5 Km dari Pusat Kota Bitung, Kebun Binatang
- Taman Laut Batukapal di Kel. Lirang Bitung, ± 2 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Taman Laut.
- Teluk Kasuari di Kel. Makawidey, Kecamatan Aertembaga Bitung, ± 1,5 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Wisata Pantai dan Rekreasi Keluarga, Snorkling dan Diving.
- Teluk Kungkungan di Kel. Tandurusa, Kecamatan Aertembaga, 7 Km dari Pusat Kota Bitung
- Teluk Walenekoko di Kel. Pasir Panjang, Kecamatan Lembeh Selatan Bitung, ± 1 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Danau Pantai
- The Pier To Ferry di Kel. Pateten, Kecamatan Aertembaga, 2,5 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Jembatan Penyeberangan antar Pulau Kecil.
- Two Fish Diving Center Mawali di Kel. Mawali, Kecamatan Lembeh Utara Bitung, ± 30 menit dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving
- Wisata Hutan Alam Bitung di Kel. Danowudu, Kecamatan Ranowulu, 10 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Hutan Wisata.
(Tribunnewswiki.com/Haris)
| Nama | Kota Bitung |
|---|
| Maps | 1°26'14.2 |
|---|
| Batas Utara | Kabupaten Minahasa Utara |
|---|
| Batas Timur | Laut Maluku |
|---|
| Batas Selatan | Laut Maluku |
|---|
| Batas Barat | Kabupaten Minahasa Utara |
|---|
Sumber :
1. id.wikipedia.org
2. www.profesi.web.id
3. bitungkota.go.id
4. travel.kompas.com