TRIBUNNEWSWIKI.COM - Belakangan terdapat kejadian kontroversi terkait pemotretan baju pengantin.
Biasanya pemotretan lain menggunakan latar belakang pemandangan indah atau background di studio dalam ruangan.
Namun kali ini, pemotretan baju pengantin menjadi viral karena dilakukan di sebuah pemakaman.
Berikut beberapa hasil foto yang dilakukan di pemakaman tersebut.
Baca: Terungkap Sosok di Balik Viralnya Toko Tanpa Dagangan di Magelang, Ternyata Ia Punya Mimpi Ini
Baca: VIRAL Bersaing dengan Samyang dan Nissin, 2 Varian Indomie Masuk 10 Besar Mi Instan Terlezat Dunia
Bahkan juga terdapat foto dimana sang model berbaring diantara dua makam.
Hasil pemotretan menjadi kontroversi ketika diunggah oleh akun Twitter @@chrissytwittwit pada (05/11/2019) lalu.
Akun @chrissytwittwit mencuitkan kekesalannya jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia memiliki maksud sebagai berikut:
"Bodoh. Memangnya tidak ada tempat lain untuk melakukan photoshoot? Sangat tidak menghormati orang yang dimakamkan, terlebih makam umat kristiani. Keterlaluan, orang ini pasti hanya mencari perhatian. Kalau yang diduduki adalah makam keluargaku, aku pasti akan mencari kalian!," cuit akun @chrissytwittwit.
Benar saja warganet segera membanjiri cuitan tersebut dengan berbagai komentar.
"Ini bukan kultur kita. Kita yang beragama muslim pun mengetahui dan menghormati agama lain. Mungkin orang yang lakukan photoshoot memang tak punya otak," komentar @Flyswat_.
"Ini kalau yang melakukan adalah orang nonmuslim di pemakaman Islam, Melayu sudah heboh dengan isu SARA," tulis @badrulmohd_mhmd.
"Maaf sis, ini bukan contoh muslim yang baik. Islam tak pernah mengajarkan seperti itu. Bahkan kami kalau hendak berziarah pun ada adabnya. Mereka ini barangkali tak berpikir panjang, pentingkan diri sendiri, dan tak punya common sense," tulis akun @hayihd.
Tanggapan pihak gereja
Baca: Pamer Foto Mesra di Australia Bareng Kekasih, Gisel Ceritakan Momen Lucu saat Pemotretan
Baca: Begini Contoh Swafoto Syarat Pendaftaran CPNS 2019, Berkas Persyaratan hingga Tata Cara Pendaftaran
Dikutip dari thestar.com.my rupanya pemotretan tersebut terjadi di Malaysia, tepatnya di kompleks pemakaman Kristen daerah Batu Pahat, Johor.
Pemotretan tersebut dilakukan pada Minggu, (03/11/2019) lalu.
Pastor Gereja St. Louis daerah Kluang, Monsignor Peter Ng mengatakan bahwa pihaknya kini tengah berupaya meningkatkan keamanan pemakaman Kristiani di Jalan Rambutan.
"Ketika pemotretan dan pengambilan video tersebut dilakukan, pihak gereja menyadari hal tersebut.
Saya sendiri telah memberitahu mereka untuk tidak mempublikasikan foto maupun video secara online," ucapnya.
Pastor Peter juga mengatakan pihaknya telah memaafkan peristiwa pemotretan di pemakaman Kristiani tersebut.
Klarifikasi pemilik butik
Pemilik butik yang melakukan pemotretan, Nur Amirah Mohd Amiruddin (26) memberikan klarifikasi sekaligus memohon maaf.
Dari wawancara Nur Amirah dengan hmetro.com.my, dirinya mengaku khilaf dan memohon maaf kepada semua pihak yang tersinggung dengan perbuatannya.
Nur Amirah menjelaskan foto tersebut akan digunakan sebagai koleksi pribadi dan diunggah dalam akun Facebook pribadi miliknya.
Nur Amirah juga membantah mengenai dirinya yang mencari perhatian dan ketenaran terkait produk baju pengantin miliknya.
"Saya memilih lokasi tersebut karena ingin menjadi unik dan mengambil inspirasi dari pemotretan yang pernah dilakukan orang lain di luar negeri," tutur Nur Amirah.
"Tujuan saya mengunggah foto-foto tersebut di akun Facebook adalah sebagai apresiasi, bukan untuk menjatuhkan nama agama lain," lanjutnya.
Nur Amirah juga menyatakan pemotretan tersebut juga tidak bertujuan untuk publikasi atau iklan.
"Apapun itu, saya akan menerima kritik dari warganet dengan hati yang terbuka karena kekhilafan saya.
Serahkan semua kesalahan hanya pada saya, jangan kepada fotografer dan model karena mereka tidak memiliki salah," ucap Nur Amirah.
Selain itu Nur Amirah mengunggah video berdurasi lima menit dan ditayangkan oleh akun Facebook ViralPress Malaysia.
Dalam video permintaan maaf tersebut Nur Amirah memohon maaf kepada seluruh lapisan masyarakat terutama umat Kristiani.
Nur Amirah juga menekankan agar publik tidak menyalahkan make up artist, para model, dan fotografer.
"Saya berharap foto-foto dan video yang telah beredar dapat dihapus, meskipun saya tahu hal tersebut mustahil dilakukan," ucap Nur Amirah.
Saat ini Nur Amirah telah menutup akun Facebook pribadi miliknya dan menjadikan akun Instagram berstatus private.
Permohonan maaf Nur Amirah dapat disaksikan di video berikut:
Terancam penjara 1 tahun
Meskipun Nur Amirah telah meminta maaf secara terbuka kepada publik Malaysia dan pihak yang tersinggung, bukan berarti dirinya lolos dari jerat hukum.
Dikutip dari thestar.com.my, Kepala Departemen Investigasi Kriminal Johor, Md Yusof Ahmad menyatakan pemeriksaan kepada para pihak yang terlibat telah dilakukan.
Hingga artikel ini diunggah, belum dilakukan penahanan kepada pihak yang terlibat.
"Meskipun Mpemilik butik telah meminta maaf secara terbuka kepada publik, namun kepolisisan akan tetap melakukan penyelidikan pada kasus ini," ucap Md Yusof Ahmad.
"Hal tersebut karena aksi pelanggaran etika di pemakaman agama lain menjadi isu yang sensitif," lanjutnya.
Md Yusof Ahmad juga menyatakan para pihak yang terlibat bisa terancam hukuman penjara satu tahun baik dengan maupun tanpa denda.
Selain itu para pelaku melanggar Undang-Undang Komunikasi dan Media (CMA) 1998.
Mereka yang dinyatakan bersalah akan dikenakan denda maksimal RM 50.000 (senilai sekitar Rp. 170 juta rupiah dengan kurs 1 RM = Rp. 3.400) atau hukuman kurang dari satu tahun, atau keduanya.
(TRIBUNNEWSWIKI/Magi)