TRIBUNNEWSWIKI.COM – Sehari menjelang pelantikan menteri Kabinet Kerja II yang akan dilaksanakan pada Rabu (23/10/2019), sudah ada beberapa nama lagi yang terlihat datang ke Istana Kepresidenan Jakarta.
Sejauh ini sudah ada 15 orang yang datang ke Istana Negara pada Selasa (22/10/2019).
Mereka adalah Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, mantan Gubernur Sulsel dari NasDem Syahrul Yasin Limpo, mantan Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Wakil Bendahara Umum PDIP Juliari Batubara.
Plt Ketua Umum PP Soeharso Monoarfa, Basuki Hadimuljono, Bahlil Lahadalia, politikus PKB Ida Fauziyah, Ketua Tim Bravo-5 Jenderal Purn Fachrul Razi, Politikus Golkar Zainudin Amali, mantan ketua HIPMI Bahlil Lahadalia serta Abdul Halim Iskandar.
Meski begitu, wakil dari Partai Demokrat belum terlihat ada yang mendatangi Istana Negara.
Beberapa waktu lalu, nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) santer dikabarkan bakal menjadi menteri di Kabinet Kerja Jilid II Jokowi-Maruf Amin.
Nama Wakil Ketua Umum Partai Demokrat AHY bahkan tercantum dalam bocoran nama-nama calon menteri Jokowi dan Maruf Amin.
Baca: Dipanggil Jokowi ke Istana, Ini Alasan Sri Mulyani Siap Jadi Menkeu Lagi: Ini Suatu Kehormatan
Baca: Resmi Jadi Jubir Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman Belum Mau Mundur sebagai Komisaris PT Adhi Karya
Daftar nama itu beredar luas di dunia maya sebelum Jokowi dan Maruf Amin dilantik menjadi presiden dan wakil presiden untuk periode 2019-2024.
Sebelumnya, nama AHY juga disebut oleh Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan sebagai kader Demokrat yang akan ditawarkan kepada Jokowi untuk menjadi menteri.
"Jadi saya membayangkan tadi dia (Jokowi) sudah punya nama (menteri). Mungkin kalau dia butuh anak-anak muda yang kalau soal kecepatan ya saya tidak ragu untuk menyebut nama Mas AHY sebagai tokoh muda yang tampil itu," kata Hinca usai menghadiri pelantikan Presiden dan Wakil Presiden di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Minggu (20/10/2019) dikutip Tribunnewswiki.com dari Kompas.com.
Meski begitu, Hinca menyatakan bahwa Demokrat menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Jokowi terkait penunjukan menteri.
"Kita tunggu saja siapa yang akan diumumkannya, Demokrat akan menjadi bagian yang utuh sesuai talenta-talenta kami lah yang kami punya," ujar Hinca.
Senasib dengan Demokrat, PAN juga belum mendapatkan panggilan dari Jokowi untuk datang ke Istana Kepresidenan.
Sejak Senin (21/10/2019) hingga Selasa (22/10/2019), sudah ada 31 orang yang mendatangi Istana Kepresidenan.
Baca: Tolak Jadi Menteri demi Fokus Pendidikan, Begini Sikap SK Trimurti pada Tawaran Presiden Soekarno
Baca: Istana Negara Borong Kemeja Putih, Akankah Menjadi Seragam Baru Para Menteri Kabinet Kerja Jilid II?
Berikut ini 31 orang yang telah dipanggil Jokowi:
1. Mahfud Md
2. Nadiem Makarim
3. Wishnutama
4. Erick Thohir
5. Tito Karnavian
6. Airlangga Hartarto
7. Pratikno
9. Nico Harjanto
10. Prabowo Subianto
11. Edhy Prabowo
12. Sri Mulyani
13. Syahrul Yasin Limpo
14. Agus Gumiwang
15. Juliari Batubara
16. Siti Nurbaya Bakar
17. Suharso Monoarfa
18. Basuki Hadimuljono
19. Fachrul Razi
20. Ida Fauziyah
21. Bahlil Lahadalia
22. Zainudin Amali
23 Abdul Halim Iskandar
24. Yasonna Laoly
25. Budi Karya Sumadi
26. Sofyan Djalil
27. Moeldoko
28. Tjahjo Kumolo
29. Bambang Brodjonegoro
30. Johny G Plate
31. Bupati Minahasa Selatan Christiany Eugenia Tetty Paruntu
Sebelumnya Bupati Minahasa Selatan Christiany Eugenia Tetty Paruntu (Golkar) sempat dipanggil Jokowi, namun dinyatakan batal mendapat posisi menteri.
Dikutip dari Kompas.com, Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman mengakui bahwa Bupati Minahasa Selatan Christiany Eugenia Paruntu memang diundang ke Istana sebagai calon menteri pada Senin (21/10/2019) kemarin.
Namun, menurut Fadjroel, perempuan yang disapa Tetty itu dicoret di menit akhir karena rekam jejaknya terkait korupsi.
"Memang diundang, tapi ada pertimbangan prinsip kehati-hatian," kata Fadjroel di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/10/2019).
Fadjroel membenarkan prinsip kehati-hatian yang dimaksud yakni karena Tetty pernah diperiksa sebagai saksi dalam kasus yang menjerat politikus Partai Golkar Bowo Sidik Pangarso. "Terutama soal pemanggilan beliau (di KPK)," ucap Fadjroel.
Fadjroel Rachman pun mengakui bahwa pihak Istana tidak mendeteksi sejak awal soal rekam jejak Tetty Paruntu dan baru menyadari setelah Tetty datang.
Akhirnya, Tetty pun tak jadi bertemu Jokowi dan hanya bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di luar Istana.
Setelah itu, Tetty Paruntu meninggalkan Istana Kepresidenan lewat pintu samping.
Keterangan berbeda sebelumnya disampaikan Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Bey Mahmudin.
Bey membenarkan bahwa Tetty Paruntu adalah menteri usulan Partai Golkar.
Namun, ia menyebut kehadiran Tetty tidak atas undangan dari Jokowi. "Tidak (diundang Presiden), tadi datang untuk menemui Pak Airlangga," kata Bey dikutip dari Kompas.com.
(Tribunnewswiki.com/Kompas.com/Ami Heppy)