TRIBUNNEWSWIKI.COM - Melahirkan dalam kubur merupakan peristiwa langka yang terjadi pada seorang perempuan yang melahirkan di dalam peti mati, makam, atau kuburan.
Pada konteks peristiwa, melahirkan dalam kubur adalah kejadian manusia yang amat langka dan dimungkinkan jarang terjadi pada seseorang yang masih hidup dengan sengaja dan secara sadar ingin melahirkan di dalam kubur.
Fenomena "Melahirkan dalam kubur" banyak menjadi latar belakang drama film, salah satunya adalah film horor sejak 1972 - 2018 dengan judul hits "Beranak Dalam Kubur" yang diperankan artis Suzanna sebagai karakter yang terkenal dalam film.
Apabila ditempatkan dalam penjelasan akademis maka istilah "Melahirkan dalam kubur" merupakan istilah yang ambigu, karena tidak mungkin sebuah jenazah dapat melahirkan bayi.
Dalam konteks akademis, tidak pernah ada peristiwa biologis melahirkan dalam kubur.
Baca: Melahirkan Dalam Kubur (Coffin Birth)
Kemungkinan besar yang dapat terjadi dalam fenomena medis adalah saat fetus atau janin keluar dari jenasah seorang perempuan yang sedang hamil.
Istilah melahirkan dalam kubur yang dipakai di konteks ini adalah keluarnya fetus dari tubuh perempuan yang sedang hamil, karena hampir mustahil bahkan tidak ada penjelasan medis bahwa sebuah jenasah dapat melahirkan bayi.
Tribunnewswiki akan menerangkan istilah 'Melahirkan dalam kubur' dalam sebuah fenomena langka dalam proses kematian seorang perempuan hamil.
Istilah
Dalam artikel Post-mortem fetal expulsion: Forensic anthropology lessons from the archaeological field, dijelaskan fenomena melahirkan dalam kubur dikenal dengan istilah Coffin Birth.
Istilah Coffin Birth adalah sebutan yang telah beredar di masyarakat atas kasus ditemukannya janin yang keluar dari tubuh jenazah yang sudah mati.
Namun demikian, dalam akademis, terdapat istilah Post Mortem Fetal Extrusion.
Extrusion berarti menekan atau mendorong keluar.
Istilah Post Mortem Fetal Extrusion dalam perkembangannya telah bercampur dengan sebutan yang beredar di masyarakat yaitu Coffin Birth.
Di Indonesia terdapat istilah 'Melahirkan dalam Kubur'.
Coffin Birth terjadi pada seorang perempuan hamil yang sudah mati.
Istilah Coffin Birth (melahirkan dalam kubur) digunakan oleh seorang coroner atau pemeriksa mayat untuk mengidentifikasi fetus atau janin yang keluar dari perempuan hamil yang telah meninggal.
Baca: VIDEO VIRAL, Pemakaman Tak Biasa: Perabotan Rumah, Motor hingga TV Ikut Dimasukkan ke Kuburan
Fenomena Langka
Fenomena Coffin Birth terjadi ketika gas pembusukan jenazah perempuan terbentuk lalu menumpuk.
Kemudian gas pembusukan tersebut mendorong fetus atau janin yang dikandungnya untuk keluar dari rahim.
Gas pembusukan tersebut terbentuk pasca seseorang meninggal.
Tentu bayi atau janin yang dikeluarkan juga sudah tidak bernyawa.
Gas pembusukan yang terbentuk secara alami di perut dan daerah panggul pada tubuh perempuan akan mendorong fetus, janin atau bayi dalam perut ke vagina dan keluar karena otot-otot yang rileks setelah meninggal.
Caitlin Doughty seorang Mortician (Pemilik Perusahaan Pemakaman), menerangkan bahwa fenomena Coffin Birth adalah salah satu fenomena langka dalam peristiwa kematian.
Fenomena tersebut jarang terjadi, langka, dan kebenarannya masih menjadi perdebatan.
Penjelasan dan Contoh Kasus
Fenomena Coffin Birth biasanya terjadi beberapa hari atau minggu setelah perempuan meninggal.
Coffin Birth bergantung pada faktor eksternal pendukung, yaitu suhu di luar tubuh atau dari dalam tubuh perempuan yang meninggal.
Faktor suhu tubuh jenazah perempuan yang meninggal ini merupakan faktor yang kuat untuk membentuk gas pembusukan yang cukup kuat saat mendorong fetus atau janin keluar.
Sebagian peneliti justru berpendapat bahwa fenomena Coffin Birth adalah tidak benar.
Namun demikian, fenomena tersebut banyak membuat orang penasaran.
Caitlin Doughty menemukan sumber arsip dalam jurnal kebidanan tahun 1912 tentang coffin birth.
Dalam definisi forensik, coffin birth dapat terjadi 48 sampai 72 jam setelah meninggalnya perempuan yang hamil.
Penyebabnya adalah gas dari dalam perut yang menumpuk karena proses pembusukan.
Tekanan dari gas pembusukan yang menumpuk tersebut kemudian menekan kuat rahim sehingga mendorong fetus, janin, atau bayi keluar dari tubuh ibunya.
Baca: 4 Fakta Pria di Tuban yang Sudah Dikubur Pulang ke Rumah, Kronologi hingga Penjelasan Polisi
Proses keluarnya fetus, janin, atau bayi tersebut bisa dimungkinkan utuh maupun hanya beberapa bagian saja.
Faktanya adalah bahwa mayat atau jenasah tidak dapat melahirkan sebuah bayi.
Peristiwa Coffin Birth adalah fenomena langka yang jarang terjadi bahkan jarang pula untuk dilaporkan atau diberitakan.
Hal tersebut terjadi karena biasanya pemberitaan hanya terletak pada sebab seseorang itu mati, atau bagaimana ia dikuburkan.
Berikut beberapa contoh kasus yang berkaitan dengan Coffin Birth:
- Lacy Peterson
Lacy Peterson yang mengandung 8 bulan dibunuh oleh suaminya sendiri, Scott, dan jenasahnya ditemukan di teluk San Fransisco .
Laporan petugas kesehatan menemukan fakta bahwa perut Laci telah bocor atau pecah karena pembusukan yang disebabkan karena aktivitas organ dalam termasuk fetus atau janin yang tersapu ke laut.
Sejak jenasah Laci dan bayinya ditemukan terpisah, diberitakan meluas oleh media bahwa telah terjadi fenomena coffin birth, seperti dilaporkan dalam Medical Daily.
- Penemuan Arkeologi
Menurut penelitian dalam bidang bio-arkeologi dari A. Augias, E. Prot, C. Etchemendigaray, D. Gourevitch, J. Nogel Jaeger, C. Herve, P. Charlier, yang berjudul Post-mortem fetal expulsion: Forensic anthropology lessons from the archaeological field, menjabarkan perihal fenomena Coffin Birth.
Beberapa kuburan yang di-ekskavasi pernah ditemukan kerangka tulang perempuan dan kerangka anaknya.
Namun demikian, tidak pernah ditemukan kebenaran apakah kedua kerangka yang ditemukan merupakan dua jenasah yang dikuburkan jadi satu atau berupa janin mati yang keluar dari jenasah tubuh perempuan karena gas pembusukan.
Di pemakaman Anglo-Saxon pada permulaan Abad Pertengahan telah ditemukan kerangka bayi di atas panggul kerangka ibunya.
Dalam kasus ini, arkeolog berpendapat bahwa kepala janin yang mati tidak berada di tempat yang seharusnya.
Kedua, tubuh mayat ini terkubur langsung dengan tanah, sehingga tidak mungkin tanah yang mendorong keluar janin tersebut.
Dimungkinkan peristiwa tersebut adalah bagian dari fenomena Coffin Birth.
Kebenaran terjadinya Coffin Birth atas peristiwa ini masih dipertanyakan karena faktor-faktor di atas.
Baca: Kisah Haslinda, Orang Pertama yang Temukan Bayi Dikubur Hidup-hidup: Bayi Dikubur di Kolong Rumahnya
- Penemuan Mayat di Jerman tahun 2005
Pada tahun 2005, ditemukan tubuh perempuan yang mengkonsumsi heroin di dalam Apartemen, di Hamburg, Jerman.
Ia meninggal dalam keadaan mengandung 8 bulan.
Kepala dan separuh dada janin ditemukan keluar dari rahim dalam keadaan mati.
Heroin dimungkinkan menjadi sebab adanya kontraksi dari uterus yang membuat bayi keluar.
Peristiwa tersebut merupakan satu dari sekian banyak hal tragis lainnya yang ditemukan,
Hal ini kemudian membuka kesempatan bagi para peneliti forensik modern untuk meneliti lebih lanjut bentuk-bentuk kemungkinan terjadinya Coffin Birth atau Post Mortem Fetal Extrusion.
Seorang Perempuan yang Meninggal di Afrika
Fenomena Coffin Birth lainnya dikabarkan ada di Afrika Selatan
Fenomena melahirkan dalam kubur telah terjadi di beberapa negara, salah satu contohnya ada di Afrika Selatan.
Kematian ibu lima anak bernama Nomveliso Nomasonto Mdoyi yang berumur 33 tahun terjadi saat ia sedang hamil 9 bulan.
Ia meninggal secara mendadak setelah mengeluh merasakan sesak napas.
Seorang penjaga pemakaman bernama Fundile Makalana dipercayakan untuk menyimpan tubuhnya di peti mati dalam ruang pemakaman.
Jenasah perempuan tersebut disimpan untuk persiapan upacara pemakaman yang diagendakan 10 hari kemudian.
Namun, pada saat hari pemakaman tiba, Makalana justru menemukan janin bayi yang lahir di peti mayat tersebut.
Bayi yang lahir sudah tidak bernyawa alias mati.
Makalana tidak mengecek jenis kelamin bayi tersebut kemudian tetap melanjutkan pemakaman jenazah.
Sampai saat ini fenomena coffin birth atau melahirkan dalam kubur sering disalahartikan karena penggabungan istilah tersebut dengan nuansa mistis.
Manusia diciptakan untuk berpikir dan menganalisa atas kejadian yang ia dan masyarakatnya alami.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)