Pengguna Whatsapp Disuruh Bayar Pajak Rp 30 Ribu, Ribuan Warga Lebanon Teriaki Pemerintah 'Maling'

Sejak diusulkan adanya pungutan pajak baru bagi pengguna Whatsapp dan lainnya, warga Lebanon melakukan aksi demonstrasi besar.


zoom-inlihat foto
warga-lebanon-2.jpg
[Anwar Amro/Al Jazeera ]
Ribuan warga Lebanon berunjuk rasa menentang diadakannya pajak baru bagi warganya. Mereka membakar jalan dan menghentikan mobil Menteri.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sejak diusulkan adanya pungutan pajak baru bagi pengguna Whatsapp dan lainnya, warga Lebanon melakukan aksi demonstrasi besar.

Ribuan warga Lebanon terlihat turun ke jalan untuk melakukan unjukrasa menentang rencana pemerintah mengenakan pajak baru bagi penguna Whatsapp.

Mereka meneriakkan "Revolusi" dan "Maling" - merujuk kepada korupsi yang merajalela di negeri yang memiliki salah satu hutang terbesar di dunia.

 

Baca: Menterinya Dibilang Goblok saat Aksi Demonstrasi Mahasiswa 1966, Presiden Soekarno Tersinggung

Baca: Seorang Perempuan Tertembak di Rumahnya saat Demonstrasi di Kendari, Begini Penjelasan Polri

 

Warga Lebanon 3
Warga yang marah membakar jalanan dan fasilitas publik  (AP: Hassan Ammar untuk ABC News Australia)

Pajak yang diterapkan di Lebanon adalah berupa pajak harian sebesar Rp 30 ribu bagi para pengguna pesan internet, satu diantaranya adalah Whatsapp, seperti dilansir oleh ABC News Australia, Jumat, (18/10/2019).

Aksi demonstrasi ini adalah bentuk pelampiasan kemarahan warga kepada para politisi yang dianggap korup dan salah urus negara yang mengakibatkan krisis ekonomi di Lebanon.

Selain Whatsapp dan penggunaan internet lainnya, pemerintah Lebanon juga akan meningkatkan pajak untuk rokok dan BBM yang diagendakan akan masuk pada rancangan APBN tahun 2020.

Protes warga dimulai dengan beberapa belas orang yang mendatangi di pusat kota Beirut.

Warga Lebanon 5
Warga Lebanon bersitegang dengan pihak keamanan (AP: Hassan Ammar untuk ABC News Australia)

Protes ini kemudian dengan cepat menyebar menjadi demo besar.

Demonstrasi besar ini terjadi sejak adanya krisis sampah tahun 2015 dengan ribuan orang yang melakukan protes di seluruh daerah di negara Lebanon.

Ratusan orang berkumpul di dekat kantor-kantor pemerintah dan gedung Parlemen di Beirut.

Beberapa pengunjuk rasa melemparkan batu, sepatu dan botol air minum ke arah petugas keamanan dan terlibat bentrok dengan polisi.

Aparat Kepolisian dan Tentara Mengalami Luka

Ketika iring-iringan mobil membawa Menteri Pendidikan Akram Chehayeb yang melewati pusat kota Beirut, pengunjukrasa terlihat mengerebuti mobil menteri dan menendang mobil tersebut.

Seorang pengawal keluar dari mobil dan melepaskan tembakan otomatis ke udara.

Chehayeb kemudian keluar dari kendaraan dan mendorong pengawal tersebut untuk tidak melakukan tembakan lagi.

Tidak ada yang terluka dalam insiden tersebut.

Baca: Medina Zein Laporkan Irwansyah ke Polisi Atas Penggelapan Uang Rp 1,9 Miliar, Ada Bukti Transaksi

Baca: Berkasih di Facebook, Seorang Pria di Merangin Ditipu Rp 141 Juta, Pelaku Ternyata Laki-laki

Demonstran Tidak Akan Berhenti Sampai Pemerintah Lebanon Mengundurkan Diri

Para pengunjukrasa juga menutup jalan di beberapa kota di Lebanon, termasuk kota Tripoli di Utara, Tyre di Selatan dan Baalbek di Timur Laut.

Beberapa pengunjuk rasa mengatakan mereka akan tetap berada di jalan sampai pemerintah mengundurkan diri.

"Bila ada pemerintahan baru yang dibentuk, mereka akan mengambil kebijakan serupa," katanya.





Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved