TRIBUNNEWSWIKI.COM - Baru-baru ini twitter diramaikan oleh sindiran seorang politikus asal PDI-P, Budiman Sudjatmiko kepada influencer muda, Awkarin.
Budi Sudjatmiko menyindir kegiatan sosial yang kini sering dilakukan oleh Karin Novilda atau yang dikenal dengan Awkarin.
Budi Sudjatmiko menyebut bahwa kegiatan bantuan atau sosial yang sering dilakukan oleh Awkarin tersebut merupakan sensasi semata.
Baru-baru ini, memang Awkarin terlihat aktif dalam kegiatan sosial di antaranya adalah saat demo saat 24 September lalu, ia membagikan makanan gratis.
Selain itu, setelah demo selesai Awkarin bersama dengan timnya membuat gerakan melalui twitter untuk membersihkan sampah yang berserakan di tempat demo.
Baca: Pimpin Bersih-bersih Sampah Sisa Demo, Awkarin Menolak Difoto dan Selfie
Baca: Aksinya Bagikan 3 Ribu Nasi Kotak di Demo Mahasiswa Dianggap Pencitraan, Awkarin: Bodo Amat!
Yang terbaru adalah Awkarin terlihat datang langsung ke Kalimantan untuk membantu korban asap.
Di Kalimantan Awkarin turun langsung memadamkan asap yang masih menjalar di hutan Kalimantan.
Selain itu, dirinya juga datang membawa donasi yang telah dikumpulkan bersama timnya lebih dari Rp 200 juta.
Namun, ternyata kegiatan Awkarin tersebut disebut seorang politikus sebagai kegiatan mencari sensasi belaka.
Budi Sudjatmiko melalui twitternya menyebut tentang kebaikan Awkarin dan membandingkannya dengan Tri Mumpuni.
"2 contoh kebaikan oleh 2 perempuan: 1. Awkarin & 2. Tri Mumpuni.. Yg pertama basisnya sensasi, yg ke 2 esensi," tulis Budiman Sudjatmiko dikutip TribunnewsWiki dari akun twitter @budimandjatmiko, pada Senin (14/10/2019).
Budiman Sudjatmiko menyebut bahwa kebaikan memang perlu sensasional namun lebih penting lagi harus esensial.
"Kebaikan harus sensasional tp yg lebih penting juga esensial. Tak cukup salah 1. Budaya kita lebih suka yg pertama, meski tubuh kita butuh yg ke 2..," lanjutnya.
Tri Mumpuni sendiri merupakan seorang perempuan adsal Semarang, Jawa Tengah yang mampu memberdayakan listrik lebih dari 60 lokasi terpencil di Indonesia.
Tri Mumpuni pun diganjar penghargaan Ashden Awards 2012.
Budi Sudjatmiko membandingkannya dengan yang dilakukan oleh Awkarin sekarang ini yang lebih digembor-gemborkan di media sosial.
Budi Sudjatmiko kemudian menjelaskan tentang konseo kebaikan esensial yang dimaksud olehnya itu.
"Yg esensial mengubah nasib banyak orang dgn mendalam tp jumlah yg terdampak lebih sedikit drpd dampak tindakan kebaikan sensasional. Kebaikan sensasional menginspirasi jauh lebih banyak orang tp dangkal dampaknya," tulisnya lagi.
Budiman Sudjatmiko menyebut bahwa kebaikan yang sensansional semata itu seperti air menggenang dan dangkal.
"Yg esensial itu sumur, ia dalam tp tak lebar. Yg sensasional itu air menggenang, ia lebar tp dangkal. Cuma samudera yg esensial & sensasional. Ia kekal & dikenal karena dalam & sekaligus lebar. Peradaban manusia harus diarahkan ke keseimbangan ini agar adil," imbuhnya.