TRIBUNNEWSWIKI.COM – Menko Polhukam Wiranto ditusuk orang tak dikenal pada Kamis (10/10/2019).
Kedua pelaku penyerangan terhadap Wiranto itu lantas diamankan oleh polisi.
Syahril Alamsyah (SA) alias Abu Rara dan Fitri Andriana (FA) merupakan pasangan suami istri pelaku penusukan terhadap Wiranto.
Dikutip dari Kompas.com, kedua pelaku mengontrak sebuah rumah di Kampung Sawah yang lokasinya tak jauh dari Alun-alun Menes.
Menurut ketua RT setempat, kedua pelaku sudah menyewa rumah tersebut sejak Februari 2019.
"Mulai ngontrak kira-kira Februari, sudah sekitar 7 bulanlah, pertama masuk dia yang laki-laki bernama SA sama anak perempuannya umur sekitar 13 tahun," kata Mulyadi, kepada Kompas.com, di Kampung Sawah, Desa Menes, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Kamis (10/10/2019).
Baca: Misteri Hubungan 2 Pelaku Penusukan Wiranto, Syahril & Fitri, Tinggal Serumah tapi KTP Belum Menikah
Baca: Polisi Masih dalami Kaitan Pelaku Penusukan Wiranto yang Diduga Terpapar Radikalisme dengan JAD
Saat itu, SA alias Abu Rara mengaku berbisnis online berbagai macam barang, mulai dari madu, pakaian anak-anak, pulsa dan travel.
Berdasarkan data yang dirilis oleh kepolisian, Abu Rara diketahui lahir pada 24 Agustus 1988 di Medan, Sumatera Utara.
Abu Rara tercatat sebagai warga Jl Syahrial VI No 104 LK, Desa Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan.
Abu Rara diketahui merupakan lulusan fakultas hukum di salah satu universitas di Sumatera Utara.
Pernah dipenjara
Abu Rara juga diketahui pernah terlibat kasus hukum karena melarikan anak gadis orang.
Hal tersebut terjadi ketika Abu Rara menikahi seorang wanita bernama Yuni pada tahun 2000-an.
Ini merupakan pernikahan kedua Abu Rara.
Sayangnya, pernikahan pasangan ini tidak mendapatkan restu dari keluarga pihak perempuan.
Alhasil, Abu Rara dilaporkan ke polisi dengan tuduhan membawa anak gadis orang.
Abu Rara dipenjara tiga bulan dan Yuni diambil paksa oleh orangtuanya saat anak keduanya masih berumur 10 hari.
"Orangtua Yuni kan tak setuju dengan hubungan mereka. Keluarga Yuni berontak. Diambil lah Yuni sama orangtuanya, dikasuskan dia sama orangtuanya karena melarikan orang. Dipolisikan," kata Alex sahabat Abu Rara di Medan.
Frustasi karena bercerai dengan istri pertama
Pernikahan pertama Abu Rara terjadi pada 1995 dengan wanita bernama Netty.
Sayangnya, pernikahan tersebut hanya berlangsung selama tiga tahun.
Perceraian dengan netty membuat Abu Rara frustasi dan kemudian ia mengkonsumsi narkoba jenis pil kurtak.
Selain itu, Abu Rara juga sering ikut judi togel.
Baca: Setelah Jalani Operasi, Menko Polhukam Wiranto Kini Dirawat di ICU RSPAD
Baca: BIN Sebut Dua Pelaku Penusuk Wiranto Anggota JAD, Incar Moeldoko hingga Jokowi
"Sampai hitam keningnya disundutnya dengan api rokok setelah makan 12 butir kurtak. Itu di depanku," kata Alex.
Setelah bercerai dengan istri pertamanya, Abu Rara berangkat ke Malaysia dan kembali lima bulan kemudian.
Alex, sahabat Abu Rara menuturkan jika dirinya hanya mengetahui bahwa Abu Rara ke Malaysia dengan tujuan untuk jalan-jalan.
Beniat pergi ke Suriah
Alex juga bercerita bahwa Abu Rara pernah mengtakan bahwa ia memiliki rencana untuk pergi ke Suriah.
Kala itu, Abu Rara bercerita kepada Alex bahwa proyek yang digarapnya di Sulawesi Selatan batal.
Padahal menurut Abu Rara, keuntungan dari proyek tersebut rencananya akan digunakan untuk pergi ke Suriah.
"Kalau itu jadi, nanti akan digunakannya untuk pergi ke Suriah. Kalau saya, jihad itu ya untuk keluarga," kata Alex menirukan omongan Abu Rara.
Alex sendiri terakhir bertemu dengan Abu Rara alias SA pada 2015 sebelum akhirnya muncul berita terkait keterlibatan Abu Rara pada peristiwa penusukan Wiranto.
Sudah merencanakan aksinya
Saat jumpa pers, Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo memastikan pelaku penusukan Wiranto sudah mempersiapkan aksinya.
Selain itu, polisi juga sedang mendalami senjata tajam yang digunakan pelaku saat melakukan aksinya.
"Sedang kami dalami apakah berbentuk pisau atau semacam gunting, tapi yang jelas ini sudah dipersiapkan oleh kedua pelaku tersebut," kata Dedi saat konferensi pers di Mabes Polri, Kamis (10/10/2019).
Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, polisi juga masih mendalami berapa lama pelaku tinggal di daerah tersebut, termasuk juga soal motif menyerang Menkopolhukam Wiranto.
Diduga terkait ISIS
Menurut Dedi, dua pelaku yang terdiri dari satu perempuan dan satu laki-laki, berinisial SA dan FA, terpapar radikalisme ISIS.
Selain itu, polisi juga tengah mendalami kaitannya dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
"Ya kalau misalnya terpapar radikal ya pelaku pasti menyerang peabat publik, utamanya aparat kepolisian yang dianggap thaghut karena kita lakukan penegakan hukum terhadap kelompok seperti itu," kata Dedi dalam jumpa pers di Mabes Polri, Kamis (10/10/2019).
(Tribunnewswiki.com/Ami Heppy, Kompas.com/Dewantoro)