Stillbirth

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Stillbirth adalah kondisi di mana bayi saat dilahirkan sudah tidak bernyawa. (1)

Biasanya hal itu terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan.

Stillbirth dapat disebut keguguran, di mana kematian bayi terjadi di dalam kandungan.

Kebanyakan wanita yang mengalami stillbirth akan dapat memiliki bayi yang sehat di kehamilan berikutnya.

Keadaan stillbirth (bayi lahir mati) ini dapat terjadi pada siapapun.

Namun, hal ini dapat diatasi dengan mengurangi beberapa faktor risiko.

Stillbirth adalah kematian janin yang terjadi di antara 20 dan 27 minggu kehamilan. (2)

Beberapa alasan yang dapat menyebabkan seorang wanita mengalami stillbirth adalah adanya komplikasi pada plasenta, kesehatan ibu atau cacat lahir. (3)

Alasan lainnya terjadi stillbirth ialah jika mengandung bayi kembar, bayi tidak berkembang normal, serta ibu yang berusia lebih dari 35 tahun.

Baca: Mirror Syndrome

Ada beberapa faktor yang kemungkinan dapat membuat kondisi stillbirth serta meningkatkan risiko terjadinya stillbirth. (4)

Berikut beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko stillbirth, antara lain:

1. Gangguan plasenta

Plasenta merupakan organ yang menyalurkan nutrisi dan oksigen dari ibu ke bayi dalam kandungan.

Sebagian besar, kasus bayi meninggal atau stillbirth ini dikaitkan dengan plasenta yang tidak bekerja dengan baik.

Apabila terjadi gangguan dalam plasenta, maka hal tersebut dapat mempengaruhi perkembangan bayi.

Perkembangan bayi dapat terhambat dan menyebabkan bayi meninggal di dalam kandungan.

2. Ibu hamil memiliki penyakit

Ibu hamil yang memiliki penyakit tertentu seperti diabetes dapat meningkatkan risiko mengalami bayi meninggal dalam kandungan.

Selain itu, ibu hamil yang menderita tekanan darah tinggi juga dapat menimbulkan risiko terjadinya preeklampsia yang dapat meningkatkan risiko bayi meninggal dalam kandungan.

3. Infeksi

Infeksi yang paling sering menyebabkan stillbirth adalah infrksi bakteri.

Kuman tersebut dapat menyebar dari vagina ke rahim kemudian menginfeksi bayi.

4. Cacat lahir

Gangguan kromososn dapat menyebabkan birth defect (cacat lahir), kondisi di mana struktur tubuh bayi tidak normal.

Hal ini juga dapat meningkatkan risiko terjadinya stillbirth.

5. Terlilit tali pusar

Stillbirth juga dapat disebabkan faktor lain seperti tali pusar yang melilit di leher bayi.

Kondisi ini bisa menghambat aliran oksigen ke bayi dan meningkatkan risiko stillbirth.

6. Obesitas

Ibu hamil perlu menjaga berat badan sebelum maupun selama kehamilan. (5)

Berat badan yang berlebihan (obesitas) dapat meningkatkan risiko kejadian stillbirth.

7. Merokok, minum alkohol dan obat-obatan

Hal yang dapat meningkatkan risiko stillbirth ialah mengonsumsi minuman beralkohol saat masa kehamilan.

Selain itu, ibu hamil juga sebaiknya untuk tidak merokok saat masa kehamilan.

Jika ibu hamil membutuhkan konsumsi obat-obatan saat hamil, sebaiknya hal tersebut dikonsultasikan oleh dokter terlebih dahulu.

Baca: Twin to Twin Transfusion Syndrome (TTTS)

Stillbirth dapat diketahui tanda-tandanya dengan cara memeriksakan kandungan ke dokter. (6)

Apabila gerakan janin sudah tidak lagi terasa, maka segera untuk memeriksakan kandungan ke dokter.

Dokter akan mengecek detak jantung dengan alat doppler, lalu apabila diperlukan USG untuk memperjelas kondisi janin.

Pada beberapa kasus, dengan melakukan USG dapat menjelaskan penyebab terjadinya stillbirth.

Baca: Irish Bella

Baca: Ammar Zoni

Untuk menghindari stillbirth akibat penyebab seperti pola hidup yang tidak sehat. (7)

Maka berikut cara mencegah stillbirth dalam kandungan, yaitu:

- konsumsi makanan sehat dan gizi seimbang,

- hindari asap rokok dan minuman beralkohol, serta obat-obatan terlarang,

- pastikan ibu hamil memiliki berat badan yang ideal sebelum merencanakan kehamilan,

- selalu perhatikan pergerakan bayi pada minggu ke-26 hingge k-28 masa kehamilan,

- rutin memeriksakan diri dan USG ke dokter kandungan.

(TRIBUNNEWSWIKI/Afitria Cika)