TRIBUNNEWSWIKI.COM - Partai Gerindra menjadi sorotan lantaran dikabarkan meminta jatah posisi menteri jelang pelantikan presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2019.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengungkapkan bahwa partainya meminta tiga posisi menteri di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Selain itu Ahmad Muzani juga mengakui adanya pembicaraan antara utusan Partai Gerindra dengan Presiden Joko Widodo terkait tawaran posisi menteri dalam Pemerintahan periode 2019-2024.
Ahmad Muzani menyebut bahwa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto hingga kini belum menentukan apakah partainya akan bergabung dalam koalisi pemerintah atau tetap menjadi oposisi.
"Pembicaraan itu memang ada dan kita tidak bisa pungkiri bahwa ada pembicaraan, ada pemikiran di sekitar istana untuk itu," ujar Ahmad Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/10/2019) dikutip dari Kompas.com.
Baca: Gerindra Akui Ada Tawaran Menteri dari Istana, Inilah Nama-nama yang Disebut Akan Diajukan Prabowo
Baca: INI BOCORAN dari Jokowi soal Siapa Menteri Kabinet Baru: Hitung Mundur Pelantikan Jokowi-Maruf
Sebelumnya Arief Poyuono menjelaskan bahwa Partai Gerindra menyodorkan tiga nama sebagai menteri Jokowi-Ma'ruf Amin pada 2019-2024.
Dilansir oleh channel YouTube Metrotvnews pada Selasa (8/10/2019), Arief Poyuono bahkan mengatakan konsep yang diajukkannya dapat memengaruhi keberhasilan Jokowi, dalam memimpin negara Indonesia lima tahun ke depan.
"Yang pasti gini apakah Pemerintah Jokowi mau berhasil atau tidak. Kalau mau berhasil ya ikuti saja program-program yang kami tawarkan," ucap Arief pada Senin (7/10/2019) dikutip dari TribunWow.com.
Pasalnya, Arief menjelaskan bahwa pihaknya bertekad memberikan konsep-konsep pada Jokowi disertai orang-orang yang dipercaya untuk menjalankan.
"Artinya program-program yang kami tawarkan itu berupa pengolahan sumber daya alam, terus ketahanan pangan, terus ketahanan energi, terus kami menyiapkan orang-orangnya untuk bisa dipakai di kementerian," katanya.
"Artinya sektor-sektor itu yang kita menjadi konsen dari Partai Gerindra," imbuh Arief.
Dikutip dari TribunJambi.com, dikabarkan bahwa ternyata Prabowo Subianto siap bergabung ke koalisi Jokowi jika dirinya mendapatkan jatah menteri.
Sebelumnya, Jokowi sudah menyiapkan khusus untuk Gerindra tiga kursi menteri.
Prabowo Subianto diganjar jabatan Dewan Pertimbangan Presiden (Wanitmpres) dari lawan tandingnya di Pilpres 2019.
Selanjutnya pemberian Jokowi setingkat dengan Menteri dan Kabinet.
Dari elite Gerindra menyebut, Jokowi awalnya menawarkan menteri pertanian dan kepala badan koordinasi penanaman modal atau BKPM.
Kursi untuk oposisi demi menjaga stabilitas politik kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf lima tahun ke depan.
Jokowi menilai hal ini sesuai dengan apa yang sering difokuskan oleh Gerindra dan Prabowo. Di antaranya kedaulatan pangan dan ekonomi kerakyatan.
Edhy Prabowo menjadi orang yang disebut paling pantas disorongkan jadi Mentan.
Bahkan, sambil berkelakar, sudah ada pembicaraan 'Sertijab' antara Mentan Amran Sulaiman dan Edhy Prabowo.
Namun Gerindra, merasa tak tertarik dengan tawaran itu. Apalagi posisi Wantimpres, disebut bukan posisi yang strategis untuk Prabowo.
"Wantimpres itu tugasnya hanya menasihati presiden. Belum tentu juga nasihatnya diterima oleh presiden," kata sumber yang juga dekat dengan Prabowo ini.
Gerindra lebih tertarik posisi Menteri Pertahanan dalam kabinet.
Bukan tanpa alasan, Prabowo selama ini juga memiliki perhatian besar pada bidang pertahanan.
Dalam beberapa debat Capres misalnya, Prabowo menyoroti soal pertahanan.
Mulai dari persediaan amunisi, hingga lemahnya pertahanan nasional.
"Pak Prabowo sudah setuju kalau menteri pertahanan," kata petinggi Gerindra tersebut.
Baca: Jelang Pelantikan Presiden, Berikut Prediksi Kabinet Jokowi 2019-2024, Ada Dua Kementerian Baru?
Baca: Bursa Kandidat Menteri Kabinet Jokowi, Erick Thohir, Putri Hary Tanoe, CEO Go-Jek hingga Wishnutama
Meski begitu, salah seorang anggota Dewan Pembina Gerindra, Habiburokhman mengelak, soal tawar menawar jabatan menteri di kabinet Jokowi-Ma'ruf.
Dia mengaku belum mendengar apabila Prabowo ingin jabatan Menhan.
Dia juga menolak bicara soal posisi yang diminta Gerindra di kabinet. Sebab menurut dia, antara Gerindra dan Jokowi belum bicara apa, berapa dan siapa.
"Setahu saya enggak ada itu (kursi Menhan), enggak ada pernyataan itu ya," kata Habiburokhman.
Secara terpisah, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad membantah kabar bahwa partainya mengincar posisi Menteri Pertahanan dalam kabinet pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Dasco mengatakan, Partai Gerindra tidak mengincar posisi apa pun dalam kabinet.
"Kami sebenarnya tidak mengincar posisi-posisi dalam jabatan tertentu," ujar Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/10/2019) dikutip dari Kompas.com.
Senada dengan Muzani, menurut Dasco, Partai Gerindra memang menawarkan bantuan kepada pemerintah.
Dasco menjelaskan, tawaran bantuan tersebut diajukan dalam bentuk konsep terkait ketahanan pangan, energi, keamanan, dan ekonomi.
Jika konsep tersebut disetujui, Partai Gerindra akan mengajukan orang-orang yang dianggap mampu menjalankan konsep tersebut dalam pemerintahan.
"Nah ketika pemerintah setuju, mana yang dia setujui, bidangnya apa, kalau sudah ketemu bidang baru kita ngomong orang. Nah jadi kalau dari awal incar ini itu, kayaknya enggak deh," kata Dasco.
Meski begitu ada tiga nama yang disebut-sebut disodorkan oleh Gerindra untuk jadi menteri.
Berikut adalah nama-nama tersebut :
Mantan Wakil Ketua DPR, Fadli Zon
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Edy Prabowo
Mantan Calon Wakil Presiden, Sandiaga Uno
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/KOMPAS.COM/TRIBUNJAMBI/ Abdurrahman Al Farid)