Mengambil setting di Polandia dan Prancis sepanjang Perang Dingin, 1940-1960an, film Cold War (2018) bercerita ihwal seorang direktur musik yang jatuh cinta dengan seorang penyanyi muda bertalenta.
Mengambil setting di Polandia dan Prancis sepanjang Perang Dingin, 1940-1960an, film Cold War (2018) bercerita ihwal seorang direktur musik yang jatuh cinta dengan seorang penyanyi muda bertalenta.
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sutradara Pawel Pawlikowski membuat film Cold War (2018) sebagai film drama yang mengambil latar belakang perang dingin antara akhir 1940 hingga 1960an.
Produksi Film Cold War (2018) dibuat dengan kerjasama berbagai rumah produksi di beberapa negara seperti Polandia, Prancis, dan Uni Eropa.
Mengambil setting di Polandia dan Prancis sepanjang Perang Dingin, 1940-1960an, film Cold War (2018) bercerita ihwal seorang direktur musik yang jatuh cinta dengan seorang penyanyi muda bertalenta.
Sepanjang pencariannya, ia terjebak dalam kisah cinta yang membuatnya bertahan beberapa tahun sepanjang periode Perang Dingin tersebut.
Film Cold War (2018) sebagian besarnya juga terinsipirasi dari kehidupan orang tua sang sutradara dan beberapa aktris yang bermain sepanjang masa Perang Dingin.
Premier Film Cold War (2018) ditayangkan di Festival Film Cannes pada 10 Mei 2018.
Kritik serta pujian hadir pada akting pemerannya, naskah, arahan, dan sinematografi.
Film Cold War (2018) menerima banyak penghargaan, termasuk tiga nominasi di Academy Awards ke-91 dalam kategori Film Internasional terbaik, Sutradara terbaik, Sinematografi terbaik dan yang keempat adalah di British Academy Film Awards yang ke-72 dalam kategori Sutradara terbaik, Film diluar bahasa inggris terbaik. [1]
Seusai periode Perang Dunia ke-II di Polandia, Wiktor dan Irena mengadakan audisi musik folk yang disponsori negara.
Perhatian Wiktor muncul pada seseorang yang tak sengaja ia lihat, Zula, seorang perempuan yang menawan dan ambisius. yang berusaha memalsukan identitas udiknya.
Dalam hidupnya, Zula juga memiliki seorang ayah yang suka memukul dan kasar padanya,
Wiktor dan Zula dengan cepat menjalin hubungan yang dalam dan ambisius antarkeduanya.
Sepanjang waktu berjalan, Wiktor dan Zula mendapat tekanan dari birokrasi, termasuk dalam propaganda Pro-Komunis dan Pro-Stalinis atas penampilan mereka.
Tak hanya itu, mereka juga mendapat tekanan atas pilihan untuk mengadakan tur di negara-negara blok timur.
Keduanya sama-sama sulit untuk bersatu dan mendapat banyak hambatan atas hubungan mereka. [2]
lihat foto
