Informasi awal #
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Jalaluddin Rumi adalah penyair besar Persia yang hidup pada abad ketiga belas.
Jalaluddin Rumi mempunyai banyak penggemar hingga saat ini, bahkan karya-karyanya menjadi top bestseller di Amerika Serikat.
Popularitasnya mulai menjadi fenomena global pada akhir abad ke-20.
Jalaluddin Rumi juga masyhur sebagai sufi, dia menulis karya-karya tentang filsafat sufi.
Nama “Rumi” berasal dari “Roman” atau “Rum”, karena dia menghabiskan banyak waktu dalam hidupnya di Kesultanan Sejuk Rum.
Rumi dianggap sebagai pencipta Tarian Sufi Darwis.[1]
Kehidupan dan karier awal #
Jalaluddin Rumi atau dikenal juga dengan nama Maulana, lahir di Balkh, Afganistan pada 30 September 1207.
Ayahnya bernama Bahauddin, terkenal sebagai teolog mistik, penulis, dan guru.
Karena ada persengketaan dengan penguasa atau ancaman Mongol, Bahauddin dan keluarganya meninggalkan Balkh pada 1218.
Menurut sebuah legenda, keluarga Rumi bertemu dengan Fariduddin Attar, seorang penyair mistik Persia, di Nishapur.
Attar memberkati Rumi muda.
Setelah berhaji ke Mekah dan bertualang di Timur Tengah, Bahauddin dan keluarganya sampai di Anatolia atau Rum.
Rumi mendapatkan namanya di sini.
Bahuddin pindah ke Ibu Kota Konya pada 1228.
Di sini dia mengajar di salah satu madrasah.
Ketika meninggal pada 1231, Rumi menggantikannya.
Setahun kemudian, Burhanuddin, salah satu bekas murid ayahnya, datang dan berteman dekat dengan Rumi.
Burhanuddin berpengaruh besar pada formasi spiritual Rumi.
Dia meninggalkan Rumi pada 1240.
Empat tahun kemudian rumi kedatangan seorang darwis bernama Syamsuddin.
Dia juga berpengaruh besar pada Rumi.
Syamsuddin mengenalkan keagungan dan keindahan illahi padanya.
Namun keluarga Rumi tidak mentoleransi kedekatan Rumi dengan Syamsuddin.
Rumi dianggap menelantarkan keluarga semenjak Syamsuddin.
Syamsuddin pun pergi. [2]
Menjadi penyair #
Setelah hampir sepuluh tahun berpisah dengan Syamsuddin, Rumi mencurahkan perhatiannya untuk menulis ghazal atau syair cinta.
Dia membuat kompilasi ghazal dan menamakannya Diwan-e-Kabir atau Diwan-e-Shams-e Tabrizi.
Rumi kemudian bertemu dan berteman dengan pandai emas bernama Salauddin Zakub.
Ketika Salauddin meninggal, berteman dengan Hussam-e Chalabi, satu di antara murid terfavorit Hussam.
Rumi menghabiskan masa-masa tuanya di Anatolia, di mana dia menyelesaikan enam jilid karya terbaiknya, Masnawi.
Ada dua karya Rumi yang sangat populer, yakni Diwan-e Syams-e Tabrizi atau Diwan Kabir dan Matsnawi.
Diwan-e Syams-e Tabrizi berisi koleksi ghazal untuk menghormati darwis Syamsuddin yang menginspirasinya
Buku ini juga berisi bermacam-macam puisi yang disusun dengan skema berima.
Diwan-e Syams-e Tabrizi ditulis menggunakan dialek Dari dan disebut-sebut satu di antara karya sastra Persia terbesar.
Matsnawi adalah kompilasi enam jilid puisi yang ditulis dalam gaya didaktis.
Puisi-puisi di dalamnya ditujukan untuk menginformasi, menginstruksi, serta menghibur pembacanya.
Rumi dipercaya memulai menulis Matsnawi karena dorongan dari Hussam-e Chalabi.
Matsnawi berusaha menjelaskan berbagai aspek spiritual hidup. [3]
Kematian dan warisan #
Rumi meninggal pada 17 Desember 1273 di Konya, Kesultanan Seljuk.
Dia dikubur di samping kuburan ayahnya di Konya.
Sebuah mausoleum bernama Maulana didirikan di Konya untuk memeringati penyair besar sufi tersebut.
Di dalamnya ada masjid, tempat tinggal para darwis, dan tempat mementaskan tarian.
Karya-karya Rumi sangat populer, tidak hanya di Iran atau Turki.
Popularitas karyanya menginspirasi banyak seniman, termasuk Mohammad Reza Shajarian (Iran), Shahram Nazeri (Iran), Davood Azad (Iran) dan Ustaz Mohammad Hashem Cheshti (Afghanistan), untuk menginterpretasi karya-karyanya.
Karya-karya Rumi telah diterjemahkan ke berbagai bahasa.[4]
(TRIBUNNEWSWIKI/Febri)
| Nama | Jalaluddin Rumi |
|---|
| Lahir | 30 September 1207 |
|---|
| Meninggal | 17 Desember 1273 |
|---|
| Dikenal sebagai | Penyair Persia |
|---|
| Karya populer | Diwan-e Syams-e Tabrizi dan Matsnawi |
|---|
Sumber :
1. www.trtworld.com
2. www.britannica.com
3. www.thefamouspeople.com