Informasi Awal #
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Ade Irma Suryani lahir pada 19 Februari 1960.
Ade Irma Suryani merupakan anak bungsu Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, atau yang biasa dikenal dengan nama AH Nasution.
Ade Irma Suryani turut menjadi korban dalam Gerakan 30 September atau G30S. (1)
Kini nama Ade Irma Suryani diabadikan menjadi berbagai nama jalan, taman kanak-kanak, hingga panti asuhan di beberapa daaerah di Indonesia. (2)
Gerakan 30 September #
Pada tanggal 1 Oktober 1965 dini hari, pasukan yang menyebut diri dengan Gerakan 30 September mencoba menulik perwira Angkatan Darat, termasuk AH Nasution.
Kala itu terdapat pasukan yang terdiri atas empat truk dan dua mobil militer yang berjalan menyusuri Jalan Teuku Umar, sekitar pukul 4.00.
Penjaga rumah yang sedang berada di pos jaga rumah AH Nasution sempat melihatnya.
Akan tetapi setelah mengetahui bahwa mereka adalah tentara, ia tidak menaruh curiga.
Pada waktu itu yang bertanggung jawab menjaga rumah adalah Sersan Iskaq.
Sersan Iskaq berada di ruang jaga depan bersama beberapa tentara.
Diceritakan pada waktu itu seorang penjaga sedang tidur di bagian taman depan, dan satu lagi berada di belakang rumah.
Di sebuah pondok yang terpisah, dua ajudan Nasution sedang tidur, yaitu Pierre Tendean dan Hamdan Mansjur.
Sebelum alarm sempat menyala, pasukan Cakrabirawa melompat pagar dan menguasai penjaga yang mengantuk di pos dan ruang jaga.
Kemudian beberapa tentara masuk ke dalam rumah.
Sebenarnya, AH Nasution dan Johanna Sunarti tidak sadar apabila pasukan penjaga sudah dikuasai.
Akan tetapi Johanna Sunarti mendengar suara pintu yang dibuka dengan paksa.
Ketika memeriksa pintu kamar tidur, ia mendapati tentara Cajrabirawa yang bersenjata lengkap dan siap menembak.
Ketika AH Nasution hendak memeriksa, tentara menembak ke arahnya.
Ia pun langsung melemparkan diri ke lantai dan berusaha menyelematkan diri. (3)
Ade Irma Suryani Tertembak #
Sebenarnya, terdapat beberapa versi cerita mengenai kronologi terbunuhnya Ade Irma Suryani.
Meski demikian, perbedaan tersebut hanya pada detail cerita, tidak terkait langsung dengan kejadian secara keseluruhan.
Berdasarkan penuturan Hendrianti Sahara Nasution, kakak Ade Irma Suryani, adiknya ditembak dari jarak dekat.
Hendrianti Sahara Nasution menggambarkan peristiwa berdarah tersebut di tempat kejadian, yang kini difungsikan sebagai museum.
Ia mengatakan ketika sedang berlangsung penyerbuan, Ade Irma Suryani berada bersama AH Nasution dan Johanna Sunarti.
Johanna Sunarti mencoba melindungi AH Nasution.
Oleh karena itu ia menyerahkan Ade Irma Suryani kepada adik iparnya.
Adik AH Nasution menuruti permintaan Johanna Sunarti, ia menggendong Ade Irma Suryani.
Namun, mereka terkena tembakan dari pasukan.
Hendrianti Sahara Nasution mengatakan, peluru itu melewati tangan adik AH Nasution hingga tembus ke badan Ade Irma Suryani.
Singkat cerita, AH Nasution berhasil menyelamatkan diri ke Kedutaan Irak yang berada di sebelah kediamannya.
Ade Irma Suryani sempat dibawa ke RSPAD untuk diberikan pertolongan.
Kala itu Ade Irma Suryani sempat berbicara kepada Hendrianti Sahara Nasution, "Kakak jangan nangis, adik sehat."
Ia juga sempat bertanya kepada Johanna Sunarti, "Kenapa ayah mau dibunuh, mama?"
Setelah mendapatkan perawatan, pada akhirnya nyawa Ade Irma Suryani tidak tertolong.
Ade Irma Suryani menghembuskan nafas terakhir pada 6 Oktober 1965. (4)
Di depan nisan Ade Irma Suryani, tertulis kata-kata Jenderal Besar TNI AH Nasution yang berbalut haru, "Anak saya yang tercinta, engkau telah mendahului gugur sebagai perisai ayahmu." (2)
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Ahmad Nur Rosikin)
| Nama | Ade Irma Suryani Nasution |
|---|
| Lahir | 19 Februari 1960 |
|---|
| Ayah | Jenderal Besar TNI Abul Haris Nasution |
|---|
| Ibu | Johanna Sunarti |
|---|
| Meninggal | 6 Oktober 1965 |
|---|
Sumber :
1. id.wikipedia.org
2. tirto.id
3. id.wikipedia.org
4. jabar.tribunnews.com