Ini Bahaya Jaringan 5G Bagi Kesehatan

Jaringan 5G bertujuan untuk memberikan kecepatan data yang 10 hingga 100 kali lebih cepat dari jaringan 4G saat ini.


zoom-inlihat foto
ilustrasi-jaringan-5g-2.jpg
freepik
ilustrasi jaringan 5G


TRIBUNNEWSWIKI.COM – Setelah jaringan 4G kini kemajuan teknologi mendorong manusia dengan kecepatan yang didapat dari jaringan generasi keluma, 5G.

Hadirnya 5G bertujuan untuk memberikan kecepatan data sebesar 10 hingga 100 kali lebih cepat dari jaringan 4G yang ada saat ini.

Pengguna 5G dapat berharap bahwa kecepatan unduhan pada gigabit per detik (Gb/s), jauh lebih besar dari puluhan megabit per detik (Mb/s) kecepatan 4G.

"Itu penting karena akan memungkinkan penggunaan aplikasi baru yang tidak mungkin pada hari ini," kata Harish Krishnaswamy, seorang profesor teknik elektro di Universitas Columbia di New York seperti dilansir dari live science.

“Sebagai contoh, dengan kiecepatan data gigabit per detik, Anda berpotensi mengunduh film ke ponsel atau tablet Anda dalam hitungan detik.

Jenis kecepatan data itu dapat memungkinkan aplikasi realitas virtual atau mobil mengemudi otonom,” lanjutnya.

Baca: Intip Spesifikasi Samsung Galaxy A90 5G dengan Snapdragon 855, Modem X50 dan 3 Kamera Belakang 48 MP

ilustrasi jaringan 5G
ilustrasi jaringan 5G

Meskipun 5G dapat meningkatkan kehidupan kita sehari-hari, beberapa pengguna telah menyuarakan keprihatinan tentang potensi bahaya kesehatan.

Sebagian besar pengguna mengkhawatirkan radiasi gelombang millimeter energi yang lebih tinggi.

“Sering ada kebingungan antara radiasi pengion dan non-pengion karena istilah radiasi digunakna untuk keduanya,” kata Kenneth Foster, seorang profesor bioteknologi di Pennsylvania State University.

"Semua cahaya adalah radiasi karena itu hanya energi yang bergerak melalui ruang. Ini radiasi pengion yang berbahaya karena dapat merusak ikatan kimia," lanjutnya.

Radiasi pengion adalah alasan orang memakai tabir surya di luar karena sinar ultraviolet gelombang pendek dari langit memiliki energi yang cukup untuk mengetuk eleKtron dari atomnya, merusak sel-sel kulit dan DNA.

Di sisi lain, gelombang millimeter tidak terionisasi karena memiliki panjang gelombang yang lebih panjang dan tidak cukup energy untuk merusak sel secara langsung.

"Satu-satunya bahaya radiasi non-ionisasi adalah pemanasan yang terlalu banyak," kata Foster, yang telah mempelajari efek kesehatan dari gelombang radio selama hampir 50 tahun.

"Pada tingkat paparan tinggi, energi frekuensi radio (RF) memang bisa berbahaya, menghasilkan luka bakar atau kerusakan termal lainnya,

tetapi paparan ini biasanya hanya terjadi dalam pengaturan pekerjaan di dekat pemancar frekuensi radio berdaya tinggi, atau kadang-kadang dalam prosedur medis serba salah," katanya lagi.

Pada 2018, Program Toksikologi Nasional merilis penelitian selama satu dekade.

Dalam penelitian tersebut menemukan beberapa bukti peningkatan tumor otak dan kelenjar adrenalin pada tikus jantan yang terpapar radiasi RF yang dipancarkan oleh ponsel 2G dan 3G, tetapi tidka pada tikus atau tikus betina.

Hewan-hewan itu terpapar ke tingkat radiasi empat kali lebih tinggi dari ringkat maksimum yang diizinkan untuk paparan manusia.

Menurut Foster, banyak pertentangan penggunaan studi gelombang RF yang mendukung argument mereka.

Dan sering mengabaikan kualitas metode eksperimentan atau hasil yang tidak konsisten.

Meskipun dia tidak setuju dengan banyak kesimpulan yang skeptic tentang generasi jaringan seluler sebelumnya, Foster setuju bahwa perlu penelitian lebih lanjut tentang dampak kesehatan potensial dari jaringan 5G.

"Semua orang yang saya kenal, termasuk saya, merekomendasikan lebih banyak penelitian tentang 5G karena tidak ada banyak studi toksikologi dengan teknologi ini," kata Foster.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Saradita Oktaviani)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved