Dian Sastro Angkat Suara Soal Penangkapan Dandhy Laksono hingga Ananda Badudu

Dian juga meminta para warganet untuk melihat penangkapan Ananda Badudu di insta story akun instagram mantan jurnalis majalah Tempo.


zoom-inlihat foto
dian-sastrowardoyo-wuhfsdkj.jpg
instagram/therealdisastr
Dian Sastrowardoyo


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Dian Sastrowardoyo angkat suara mengenai penangkapan Dhandy Dwi Laksono dan mantan personel Banda Neira Ananda Badudu.

Lewat akun instagram, Dian Sastro kaget dan heran dengan penangkapan terhadap keduanya.

Tulisan pada insta story Dian Sastro menyebutkan jika Dandhy merupakan aktivis, eks jurnalis, founder Watchdoc, dan produser film Sexy Killers ini ditangkap polisi.

Penangkapan tersebut dikarenakan tuduhan melanggar UU ITE.

"Ananda Badudu, musisi. Ditangkap polisi karena dianggap mendanai demo. Padahal dia cuma galang dana di kitabisa.com untuk bantu logistik mahasiswa. Kenapa jadi begini sih?" tulis Dian.

Dikutip dari Kompas.com, Dian juga meminta para warganet untuk melihat penangkapan Ananda Badudu di insta story akun instagram mantan jurnalis majalah Tempo.

"Lihat IG story @anandabadudu saya jadi inget gimana rasanya nonton film #IstirahatlahKataKata dan proses penangkapan #WidjiThukul dan ketegangan saat membaca novel #LautBercerita karya @leilachudori," tulis Dian lagi.

Dian Sastro juga menambahkan jika kasus Dandhy meski dilepas oleh polisi namun tetap dijadikan tersangka.

"Berhentilah menangkapi orang yang bersuara kritis untuk kemanusiaan Indonesia. Bebaskan yang sudah ditangkap! Pertangungjawabkan penangkapan yang sudah ada. Aparat negara harus melindungi kebebasan ekspresi untuk kemanusiaan. Jangan lari dari 7 Desakan #rakyatbergerak," tulis Dian dengan menautkan unggahan Lisanabona.

Dian sastro kjdsbfdkjasbfs
Tangkapan layar insta story Dian Sastro tentang Ananda Badudu dan Dandhy Laksono.(Instagram/Dian Sastro)

Sebelumnya diberitakan sutradara Dandhy Dwi Laksono ditangkap polisi pada Kamis (26/9/2019).

Penangkapan tersebut terjadi di kediaman mereka di Jatiwaringin, Bekasi, Jawa Barat.

Hal tersebut dikabarkan oleh istri Dandhy, Irna Gustiawati.

Irna menyebutkan jika suaminya itu ditangkap oleh pihak kepolisian karena unggahannya.

"(Polisi) membawa surat penangkapan karena alasan posting di media sosial Twitter mengenai Papua," kata Irna yang dihubungi Kompas.com pada Kamis malam.

Kronologi penangkapan terjadi saat Dandhy baru tiba dirumah pada pukul 22.30 WIB, kemudian setelah itu pintu rumah digedor.

"Pukul 22.45 ada tamu menggedor pagar rumah lalu dibuka oleh Dandhy," ujar Irna.

Kemudian rombongan tersebut mengaku akan menangkap Dandhy terkait unggahannya di sosial media mengenai Papua.

Rombongan yang dipimpin Fathur itu membawa Dandhy sekitar pukul 23.05 ke Polda Metro Jaya menggunakan mobil Fortuner bernomor polisi D 216 CC.

Jurnalis sekaligus aktivis HAM Dandhy Laksono dalam sebuah acara debat dengan politisi PDI-P Budiman Sudjatmiko di auditorium Visinema, Jakarta Selatan, Sabtu (21/9/2019).
Jurnalis sekaligus aktivis HAM Dandhy Laksono dalam sebuah acara debat dengan politisi PDI-P Budiman Sudjatmiko di auditorium Visinema, Jakarta Selatan, Sabtu (21/9/2019). ((KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO))

"Petugas yang datang sebanyak empat orang. Penangkapan disaksikan oleh dua satpam RT," ujar Irna.

Tidak hanya Dandhy Dwi Laksono, mantan personel Banda Neira Ananda Badudu juga ditangkap oleh aparat.

Kabar tersebut dibagikan oleh Ananda Badudu di akun twitternya.

"Saya dijemput polda karena mentransfer sejumlah dana pada mahasiswa," tulis akun @anandabadudu

"Saya dijemput polda," tulisnya lagi.

Tidak lama kemudian Ananda memposting foto seorang pria berbaju hitam dan memegang lembaran kertas berwarna kuning di dalam sebuah map merah.

Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) memberikan dukungan kepada Ananda Badudu,"Kami bersama rekan lainnya berusaha #BebaskanAnandaBadudu. Silakan ramaikan timeline sebagai bentuk solidaritas," tulis @YLBHI.

Sebelumnya Ananda Badudu melakukan penggalangan dana untuk aksi demo mahasiswa di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada 23-24 September 2019.

Ananda Badudu
Ananda Badudu (Instagram)

Penggalangan dana dilakukan oleh Ananda Badudu melalui situs kitabisa.com.

"Jadi urunan di Kitabisa itu untuk support aksi mahasiswa hari ini dan besok ya, itu sebagai bentuk dukungan kita yang selama ini mungkin diam-diam aja tapi mau kasih aksi nyata gitu," ucap Nanda kepada Kompas.com via telepon, Senin (23/9/2019).

"Tapi yang terpenting sebenarnya bukan itu saja, menunjukkan bahwa banyak orang mau men-supportgerakan mahasiswa besok," lanjutnya.

Nanda menyebutkan jika hasil dari donasi tersebut digunakan untuk biaya berbagai kebutuhan aksi mahasiswa selama unjuk rasa berlangsung.

"Itu karena sejak ada banyak banget masalah beruntun yang terjadi, sejak masalah Papua, capim KPK, KUHP, dan sejak itu sudah sedih banget, marah, tapi belum tahu bisa berbuat apa, jadi sekarang marahnya sudah memuncak gitu, jadi lihat orang-orang juga banyak yang ingin mendukung, sehingga saya melihat harus ada kanalnya yang mewadahi gerakan itu," tuturnya.

(TribunnewsWiki/Sekar)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved