VIRAL Bocah Gendong Bayi Mengemis Malam Hari di Pinggir Jalan saat Pekanbaru Dilanda Kabut Asap

Sang bocah seperti tampak dalam foto dan video menggendong bayi di lampu lalu lintas perempatan SKA, Kota Pekanbaru, yang sedang dilanda kabut asap.


zoom-inlihat foto
bocahdanbayi111.jpg
Facebook @ihsan ul hadi
VIRAL Bocah Gendong Bayi Mengemis Malam Hari di Pinggir Jalan saat Pekanbaru Dilanda Kabut Asap.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Seorang bocah yang sedang menggendong bayi mengemis saat malam hari di Pekanbaru, Riau) menjadi viral di dunia maya.

Sang bocah seperti tampak dalam foto dan video menggendong bayi di lampu lalu lintas perempatan SKA, Kota Pekanbaru, yang sedang dilanda kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Foto dan video bocah pengemis ini pertama kali diunggah akun @Ihsan ul Hadi di facebook.

Ada 2 foto dan 1 video yang diunggah warga Pekanbaru bernama Ihsanul Hadi ini.

Ihsanul Hadi memberi komentar dalam postingannya:

bocahdanbayi111
VIRAL Bocah Gendong Bayi Mengemis Malam Hari di Pinggir Jalan saat Pekanbaru Dilanda Kabut Asap.

Assalamualaikum Pak Walikota H Firdaus Mt Full, Wakil Walikota Ayat Cahyadi FullKontak Pemko Pekanbaru, Dinas Sosial Kota Pekanbaru.

Tolong selamatkan bayi yang digendong abangnya (5thn) setiap malam mengemis di lampu merah SKA, Jl Soekarno-Hatta-tuanku Tambusai.

Usia bayi tersebut mungkin tak sampai setahun. Saya khawatir kabut asap pekat malam ini, akan membuatnya sakit.

Tolong selamatkan pak.

Terima kasih

pengemisbocah1211
VIRAL Bocah Gendong Bayi Mengemis Malam Hari di Pinggir Jalan saat Pekanbaru Dilanda Kabut Asap.

Postingan Ihsanul Huda menjadi viral sampai-sampai dinas sosial setempat ikut berkomentar dan mengambil tindakan.

Keluarga Pengemis

Penelusuran tim Dinas Sosial Pekanbaru menemukan fakta bahwa bocah dan bayi tersebut berasal dari keluarga pengemis.

Kakek dan orangtua bocah tersebut juga berprofesi sebagai pengemis.

Fakta ini terungkap setelah Dinas Sosial Kota Pekanbaru menelusuri keberadaan bocah itu, Senin (23/9/2019) malam kemarin.

Tim Dinas Sosial sudah memberi peringatan kepada orangtua bocah tersebut.

Apalagi modus bocah menggendong bayi itu membahayakan keduanya saat di jalanan.

Keduanya diduga korban eksploitasi anak oleh orangtua.

"Anak tersebut rupanya berasal dari keluarga yang sering mengemis di kawasan itu," ujar Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial di Dinas Sosial Kota Pekanbaru, Bustami kepada Tribun, Senin (24/9/2019).

Menurutnya, bocah tersebut bukanlah anak telantar.

bocahpengemis44454
VIRAL Bocah Gendong Bayi Mengemis Malam Hari di Pinggir Jalan saat Pekanbaru Dilanda Kabut Asap.

Ia merupakan anak dari pengemis yang kerap berada di sekitar lokasi Patung Kuda dekat Simpang SKA.

"Mereka adalah warga yang tinggal di Pekanbaru. Bukan dari luar daerah," jelas dia.

Dulunya gerombolan keluarga pengemis itu berada di gubuk sekitar Patung Kuda.

Namun kini mereka tinggal di pemukiman yang ada dekat ruko kawasan itu.

Mereka biasa berada di sana untuk meminta belas kasihan pengendara dan pengguna jalan. Bahkan jumlah anak dari bocah tersebut ada 12 orang.

Seluruhnya memilih kerja sebagai pengemis untuk mencari nafkah.

Tim dari Dinas Sosial dan aparat gabungan sudah berulang kali mengamankan gerombolan pengemis tersebut.

Mereka pun biasanya terisak saat hendak ditangkap.

Namun kembali lagi saat penertiban tidak dilakukan di kawasan itu.

Mereka ini tidak jarang pindah ke lokasi lain untuk mengemis.

Tim pun kembali mendapati mereka mengemis di titik lain.

"Modusnya saat ditangkap ya menangis hingga terisak. Setelah tim hilang, mereka datang kembali," ulasnya.

Bustami tidak menampik bahwa upaya penindakan selama ini tidak membuat mereka jera.

Pihaknya akan koordinasi dengan Satpol PP Pekanbaru untuk menerapkan Permendagri No.54 tahun 2011 tentang Ketertiban Sosial.

"Kita akan jaring bersama, walau selama ini mereka terus membandel," tegasnya. (*)

Dampak Kabut Asap

Kebakaran hutan dan lahan alias karhuta yang melanda disejumlah wilayah di Sumatera dan Kalimantan telah menimbulkan dampaknya.

Seorang bayi meninggal dunia diduga karena sesak nafas akibat karhutla.

Ditemukan juga orangutan dalam wujud mengenaskan di tengah kobaran api karhutla.

Tribunnews.com merangkum dari berbagai sumber berbagai fakta terbaru dampak akibat Karhutla di Sumatera dan Kalimantan.

1. Bayi Meninggal

Dikutip dari TribunPekanbaru.com, seorang bayi berusia tiga hari meninggal dunia diduga akibat terpapar asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau.

Bayi malang tersebut meninggal dunia dalam perjalanan menuju RS Syafira Pekanbaru.

Menurut ayah bayi, Evan Zebdrato anaknya sempat mengalami sesak napas, batuk-batuk dan demam tinggi.

"Pada hari kedua setelah kelahiran, anak saya mengalami batuk-batuk dan juga sesak napas langsung saya ke bidan dan bidan memberikan obat. Setelah pulang dari bidan tiba-tiba demam tinggi," ujar Evan.

bayi meninggal2111
Evan dan istrinya menatap jenazah bayinya dirumahnya di Kelurahan Kulim, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, Kamis (19/9/2019). Bayi yang baru berumur tiga hari tersebut diduga meninggal akibat terpapar kabut asap.

Rabu (18/9/2019) demam bayi yang belum sempat diberi nama ini tidak turun dan bibir bayi mulai menghitam.

"Istri saya terkejut ketika istri saya bilang bibir anak saya menghitam dan panasnya makin tinggi, malam itu juga saya langsung bawa ke RS Syafira, namun dalam perjalanan bayi saya tidak tertolong lagi namun bayi diperiksa dokter RS Syafira," jelas Evan.

Ditambahkan dokter sempat memeriksa bayi dan mengatakan bayi terkena virus akibat asap.

"Rencananya siang nanti sekitar pukul 1 siang akan dikebumikan di Binjai Kecamatan Tenayan Raya," kata Evan.

2. Wujud Orangutan Mengenaskan

Dilansir Sosok.ID dari Kompas.com, sepasang orangutan berhasil diselamatkan dari Balai Konservasi Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat.

Diketahui, wilayah seksi konservasi 1 Ketapang milik BKSDA Kalimantan Barat rupanya ikut menjadi korban amukan api karhutla yang menyerah sejumlah wilayah di Kalimantan.

Akibatnya, sejumlah hewan konservasi BKSDA Kalbar seperti Orangutan pun ikut jadi korban korbaran api karhutla.

Bersama dengan Yayasan IAR Indonesia, sepasang Orangutan berhasil diselamatkan di Desa Sungai Awan Kiri, kecamatan Muara Pawan, Kabupaten Ketapang, Senin (16/9/2019).

Adalah Arang dan Bara, nama sepasang Orangutan yang berhasil diselamatkan IAR Indonesia dari kobaran api karhutla yang melahap habis habitatnya.

Saat ditemukan, sepasang Orangutan ini terjebak di atas pohon yang berada di tengah lahan dengan kobaran api karhutla.

Terkepung di tengah asap tebal dan kobaran api kebakaran hutan, sepasang Orangutan ini gagal menyelamatkan diri.

Beruntung saat itu tim IAR Indonesia tengah berpatroli di antara habitat kedua satwa itu yang sudah habis dilahap api.

"Melihat kondisi hutan di sekitar orangutan yang sudah habis terbakar, IAR Indonesia memutuskan untuk segera mengevakuasi orangutan ini," kata Ketua Yayasan IAR Indonesia, Tantyo Bangun, melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (18/9/2019).

Orangutan ditemukan dalam kondisi mengenaskan
Orangutan ditemukan dalam kondisi mengenaskan (Sosok.id Kolase gambar dokumentasi IAR Indonesia via Kompas.com)

Tim IAR Indonesia pun langsung mengevakuasi kedua Orangutan tersebut sebelum terjadi bencana yang lebih besar lagi.

Saat dievakuasi oleh tim IAR Indonesia, kondisi kedua Orangutan ini dikabarkan dalam keadaan yang cukup mengenaskan.

Kedua Orangutan bernama Arang dan Bara ditemukan dalam kondisi dehidrasi dan tubuh yang lemas karena menghirup terlalu banyak asap.

Bahkan dari salah satu orangutan tersebut ditemukan sebuah peluru senapan angin.

Diduga hal tersebutlah yang membuat Orangutan ini tak memiliki tenaga untuk menyelamatkan diri.

Penyelamatan orangutan di tengah lahan yang terbakar ini menjadi bukti nyata bahwa kebakaran hutan dalan lahan dalam skala sebesar ini turut mengancam eksistensi keanekaragaman hayati.

Termasuk orangutan sebagai salah satu satwa asli pulau Kalimantan yang dilindungi.

"Orangutan, yang selama ini sudah menghadapi ancaman perburuan dan pembukaan lahan, sekarang harus juga menghadapi ancaman kebakaran," tambah Tantyo.

Saat ini kedua Orangutan tersebut masih menjalani observasi dan perawatan lebih lanjut di Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi Orangutan IAR Indonesia di Ketapang.

Pemeriksaan ini guna untuk memastikan kondisi kesehatan kedua orangutan tersebut.

"Kedua orangutan ini akan ditranslokasikan ke tempat yang lebih aman setelah lolos pemeriksaan kesehatan oleh tim medis IAR Indonesia," pungkasnya. (Sosok.id/Tata Lugas Nastiti)

(TribunPekanbaru.com/Sosok.Grid.ID)





Editor: haerahr
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved