MH Lukman

TRIBUNNEWSWIKI.COM - M.H. Lukman atau Mohammad Hatta Lukman adalah Wakil Ketua Central Comite (CC) PKI, mantan Wakil Dewan Perwakilan Rakyat – Gotong Royong (DPR-GR), dan Menteri Negara (tanpa portofolio).

M.H. Lukman pernah aktif menjadi anggota perkumpulan Menteng 31 yang dikenal sebagai Angkatan Pemuda Indonesia (API).

Selain itu, dia juga ikut menculik Sukarno dan Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

M.H. Lukman dieksekusi mati secara diam-diam pada akhir 1965 ketika sedang terjadi pembersihan komunis.[1]

Penulisan ini adalah bagian dari kajian data yang dimaksudkan untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

Tidak ada niatan untuk membuka aib atau menyudutkan orang-orang atau organisasi yang terlibat.

Sampai tulisan ini diterbitkan, Tribunnewswiki.com masih terus melakukan validasi data.

Tidak ada niatan untuk membuka aib atau menyudutkan orang-orang atau organisasi yang terlibat.

Tribunnewswiki.com tidak mengubah kata dan atau melakukan interpretasi untuk menjaga otentisitas sumber.

M.H. Lukman lahir di Tegal pada 26 Februari 1926.[2]

Ayah M.H. Lukman adalah seorang kiai dan haji bernama Muchlas.

Muchlas  dibuang ke Boven Digoel pada 1929 karena ikut dalam pemberontakan 1926.

Keluarga Muchlas, termasuk Lukman yang masih berusia sembilan tahun, ikut serta dalam pembuangan.

Selama di Boven Digoel, Muchlas berteman baik dengan Mohammad Hatta, bahkan Lukman menjadi anak angkatnya.

Karena persahabatannya yang dalam dengan Hatta, Muchlas kemudian menambahkan nama M.H. atau Mohammad Hatta di depan nama anaknya. [3]

Pada 1960, Muchlas tewas dibunuh gerombolan DI/TII di Tegal.[4]

Lukman mendapat pendidikan di Sekolah Partikulir di Boven Digul.

Selain itu dia juga bersekolah di Pendidikan Asrama Angkatan 7.

Pada 1936, Lukman turut serta dalam perlawanan terhadap Wilde Scholen di Tanah Merah, Digoel.

Dia dipenjara karena ikut dalam peristiwa tersebut.

Pada 1938, dia kembali ke Tegal dan bekerja sebagai kondektur bus sampai 1942.

Dia juga aktif dalam Barisan Buruh.

Pada Masa Penjajahan Jepang, Lukman bekerja di Kantor Besar Putera dan Hokokai. [5]

Lukman bergabung dengan D.N. Aidit di PKI pada 1943.

Pada 16 Agustus 1945 (Peristiwa Rengasdengklok), Lukman ikut menculik Sukarno-Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka, Lukman aktif di Barisan Rakyat yang berada di luar Jakarta sebagai komisaris.

Pada rapat besar di Ikada, 19 September 1945, Lukman turut serta menggelorakan semangat kemerdekaan.

Selain itu, dia juga aktif di Angkatan Pemuda Indonesia (API) yang bermarkas di Menteng 31.

Lukman ikut serta menjadi pimpinan Barisan Rakyat (Bara) bersama Maruto Nitiharjo, Suko, dan Sidik Kertapati.[6]

Lukman ikut dalam Peristiwa Tiga Daerah yang terjadi Tegal, Brebes, dan Pemalang. [7]

Mulai 1948, Lukman mengikuti sidang-sidang Politbiro, kemudian ditetapkan menjadi anggota CC PKI pada Agustus 1948.

Dia sempat memimpin Departemen Agitasi dan Propaganda CC PKI selama setengah tahun.

Saat Peristiwa Madiun 1948 terjadi, Lukman dikabarkan mendapat perlindungan Hatta.[8]

Pada Kongres PKI pada 1954, dia terpilih menjadi Sekretaris Jenderal PKI.

Lukman menjadi ketua faksi PKI di DPR hasil Pemilu 1955.

Dia juga sempat menjabat sebagai Wakil Ketua DPR-GR.[9]

Pada 1956, Lukman menjadi anggota konstituante sampai dibubarkan Sukarno pada 1959.[10]

M.H. Lukman dieksekusi mati secara diam-diam selama pembersihan komunis 1965-1966.[11]

Hingga saat ini belum diketahui letak makam Lukman.[12]

(TRIBUNNEWSWIKI/Febri Prasetyo)