TRIBUNNEWSWIKI.C0M – Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menegaskan janjinya untuk menyerahkan kekuasaannya kepada Anwar Ibrahim.
Mahathir Mohamad itu akan mengumumkan tanggal penyerahan jabatan perdana menteri kepada mantan wakilnya.
“Saya akan membei tahu tanggal pastinya, yang pasti saya akan menepati janji,” kata Perdana menteri yang akrab di panggil Dr M itu seperti dikutip The Star Malaysia, Jumat (20/9/2019).
Mahathir Mohamad tidak memberi rincian lebih lanjut apakah tanggal yang dimaksud adalah Mei 2020, sesuai kesepakatan koalisi berkuasa Pakatan Harapan.
Dikutip dari Kompas.com, beberapa waktu lalu Anwar Ibrahim sempat menyempaikan kepada Bloomberg bahwa dia akan menggantikan Mahathir pada 2020.
"Menurut pemahaman bersama, saya akan menggantikan Mahathir sekitar bulan Mei 2020, namun saya tidak terlalu mempersoalkan tepatnya bulan berapa," ucap Anwar, Rabu (18/9/2019).
Namun siapakah Anwar Ibrahim yang disebut-sebut pernah tersandung kasus sodomi hingga mendekam di penjara ini?
Awal Karier Politik
Anwar Ibrahim mengawali karier politiknya sebagai presiden Persatuan Pelajar Muslim Malaysia pada 1968-1971.
Namun pria kelahiran Bukit Mertajam 10 Agustus 1947 itu sempat menjalani hukuman dipenjara 20 bulan akibat memimpin unjuk rasa mahasiswa yang menentang kemiskinan dan kelaparan di pedesaan pada 1974.
Anwar Ibrahim ditahan berdasarkan Undang-Undang Keamanan Internal (ISA) yang mengizinkan penahanan tanpa pengadilan bagi siapa saja yang dianggap mengancam keamanan negara.
Pengalaman hidup di penjara tidak membuat Anwar Ibrahim kapok dengan politik yang kemudian memutuskan bergabung dengan Organisasi Nasional Malaysia Bersatu (UMNO) pada 1982, yang dipimpin Mahathir Mohamad.
Setahun setelah bergabung, Anwar ditunjuk menjadi menteri kebudayaan pemuda dan olahraga di cabinet pemerintahan Mahathir.
Ia juga pernah dipercaya menjabat sebagai menteri pertanian dan menteri pendidikan Malaysia, sebelum ditunjuk menjadi wakil perdana menteri pada 1993.
Sejak saat itu, Anwar Ibrahim telah digadang-gadang sebagai penerus Mahathir Mohamad.
Hubungan Merenggang
Hubungan Anwar Ibrahim dan Mahathir Mohamad sempat merenggang dan memburuk.
Hal tersebut dipicu atas perbedaan pandangan keduanya dalam menjalankan pemerintahan.
Ketika Mahathir cuti, Anwar sempat mengambil peran sebagai perdana menteri selama dua bulan pada 1997.
Ia juga mengambil langkah-langkah radikal mengubah mekanisme pemerintahan yang ternyata tak disukai Mahathir.
Salah satu kebijakannya ialah terkait bagaimana Malaysia menghadapi krisis keuangan yang dianggap menjadi pemicu buruknya hubungan kedua politisi ini.
Selain ini, Anwar secara terang-terangan kerap mengkritik apa yang disebutnya budaya nepotisme dan kronisme dalam tubuh UMNO.
Dan menyebutnya menjadi penyebab utama maraknya korupsi dan penyalahgunaan anggaran negara.
Tuduhan Sodomi dan Hukuman Penjara
Anwar Ibrahim kembali mendekam di penjara sebanyak dua kali, yakni pada 1999 dan 2015.
Anwar dituduh melakukan praktik homoseksual dan sodomi serta korupsi, setelah sebuah buku berjudul "50 Dalil Kenapa Anwar Tidak Boleh Jadi PM" beredar pada 1998.
Anwar telah membantah isi buku tersebut dan menggugat penulis dengan pasal pencemaran nama baik.
Polisi menjerat penulis buku dengan dakwaan penyebaran berita palsu, namun juga menginvestigasi kebenaran dalam buku itu.
Pada 20 September 1998, polisi menahan Anwar Ibrahim dengan tuduhan melakukan korupsi dan menghalangi investigasi soal tuduhan sodomi.
Setelah menjalani persidangan pada 1999, Anwar Ibrahim dijatuhi hukuman penjara enam tahun dan vonis kedua selama sembilan tahun penjara.
Pemenjaraan Anwar Ibrahim menuai kecaman dunia internasional setelah dianggap sebagai upaya pemerintah membungkam lawan politik.
Setelah mendapat tekanan dunia internasional, Mahkamah Agung Malaysia mencabut semua dakwaan terhadap Anwar dan membebaskannya pada 2 September 2004.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Saradita Oktaviani)