TRIBUNNEWSWIKI.COM – Sebuah studi ilmiah menunjukkan bahwa berbuat baik kepada orang lain ternyata benar-benar dapat membuat seseorang merasa bahagia.
Terlepas dari tujuan seseorang berbuat baik, namun pada dasarnya berbuat baik dapat membuat seseorang lebih bahagia.
Dikutip dari Nationalgeographic.grid.id, Sabtu (14/9/2019), dengan memutuskan untuk bermurah hati dan memahami orang lain ternyata dapat mengaktifkan area di otak yang bernama striatum.
Menariknya, area ini merespons hal-hal yang dianggap bermanfaat, seperti makanan enak hingga obat-obatan yang membuat ketagihan.
Perasaan baik setelah menolong orang lain memiliki istilah “cahaya hangat”.
Aktivitas yang seseorang lihat di striatum merupakan dasar biologis dari perasaan baik tersebut.
Tentu saja, tidak perlu memindai otak untuk melihat bagaimana kebaikan memberi manfaat pada otak seseorang.
Penelitian dalam psikologi menunjukkan kaitan antara kebaikan dan kesehatan mental sepanjang hidup.
Sebenarnya bagaimana berbuat baik dapat membuat seseorang merasa bahagia?
Ada beberapa mekanisme yang terlibat yang bergantung pada kepribadian masing-masing orang.
Baca: 6 Zodiak yang Sikapnya Sering Membingungkan dan Tak Tahu Apa yang Mereka Inginkan, Cek Zodiakmu!
Senyum yang menular
Salah satu contoh berbuat baik adalah dengan membuat orang lain tersenyum.
Apabila seseorang melihat orang lain tersenyum, orang tersebut pun bisa ikut bahagia.
Teori kunci mengenai bagaimana kita memahami orang lain dalam ilmu saraf menyatakan bahwa melihat orang lain menunjukkan emosinya, mengaktifkan area yang sama di otak seolah-olah kita merasakannya juga.
Misalnya seseorang yang ikut tertawa karena orang-orang di sekitarnya tertawa.
Hal itu menunjukkan bahwa kebahagiaan juga dapat menular.
Baca: Tertawa Terlalu Keras, Mulut Seorang Wanita di China Tak Bisa Ditutup
Melakukan sesuatu yang benar
Melakukan kebaikan untuk menghibur orang yang sedih bisa membuat perasaan kita lebih nyaman.
Alasannya, karena kita merasakan kelegaan yang sama seperti mereka serta menganggap telah melakukan sesuatu yang benar.
Efeknya akan lebih kuat jika terjadi pada orang-orang terdekat.
Meski begitu, ini juga berlaku setelah kita membantu hal-hal terkait masalah kemanusiaan, seperti kemiskinan dan perubahan iklim misalnya.
Terlibat dalam penggalangan dana untuk melawan isu ini memiliki dampak positif pada diri kita: yakni, bisa memperbaiki mood.
Membangun koneksi
Berbuat baik membuka banyak kemungkinan baru dan mengembangkan hubungan sosial dengan orang lain.
Tindakan baik hati seperti memberikan seseorang hadiah atau menemaninya minum kopi bisa menguatkan pertemanan.
Efeknya untuk diri sendiri adalah membuat mood lebih baik.
Sama halnya dengan kegiatan amal yang menawarkan kesempatan untuk terhubung dengan orang lain melalui donasi, kegiatan relawan juga membuka lingkaran sosial baru.
Baik bagi diri sendiri, sesama relawan, dan orang-orang yang telah kita bantu.
Baca: Lirik dan Terjemahan Lagu Never Enough, OST The Greatest Showman
Identitas yang baik
Kebanyakan orang senang jika mengetahui dirinya termasuk orang yang baik.
Jadi, tindakan kebaikan membantu kita menunjukkan identitas positif dan bangga dengan diri sendiri.
Dalam sebuah studi, anak-anak kelas satu SMP bahkan bisa memahami bahwa kebaikan bisa membuat kita jadi ‘pribadi yang lebih baik dan lengkap’, mengarahkan pada perasaan bahagia.
Baca: Lirik Lagu beserta Video Klip Mencari Cinta Sejati - Cakra Khan, OST Film Rudy Habibie
Kebaikan bisa datang kembali
Penelitian psikologi menunjukkan bahwa kebaikan bisa kembali kepada kita. Ini bisa terjadi secara langsung atau tidak.
Seseorang mungkin ingat bahwa Anda pernah menolongnya, maka ia mungkin membantu Anda di kemudian hari.
Bisa jadi, kebaikan seseorang dalam sebuah kelompok meningkatkan semangat yang lainnya untuk melakukan hal yang sama.
Tidak hanya itu, berbuat baik juga bisa meningkatkan mood. Dan memiliki mood yang baik membuat kita jadi orang yang baik hati.
Jadi, kebaikan dan kebahagiaan sebenarnya merupakan hubungan dua arah.
(TribunnewsWIKI/National Geographic/Widi Hermawan)