TRIBUNNEWSWIKI.COM - Otak manusia memperoleh hampir 83 persen informasi menggunakan indera penglihatan.
Namun tidak semua orang memiliki penglihatan yang baik.
Bahkan banyak orang yang mengalami kelainan penglihatan yakni seperti minus, plus, maupun silinder.
Beberapa orang yang mengalami masalah penglihatan mencoba untuk melakukan penyembuhan atau mengatasinya.
Banyak yang berupaya menggunakan kacamata, lensa kontak, maupun mengkonsumsi wortel.
Namun apakah cara-cara tersebut benar efektif?
Dikutip dari Kompas.com, Direktur JEC Lasik Center, Dr Setiyo Budi Riyanto SpM (K) mengatakan kacamata sesungguhnya tidak menjamin daya penglihatan akan lebih baik.
"Ada banyak kasus (di mana) menggunakan kacamata malah meningkatkan minus, plus ataupun silindernya mereka," kata Setiyo dalam acara Small Group Interview - CoZi Lasik di Jakarta, Rabu (14/8/2019).
Kacamata hanya difungsikan menjadi pelindung agar benda asing tidak masuk ke mata.
Kacamata hanya digunakan sementara sebelum lensa harus diganti karena kelainan mata meningkat.
Sama seperti hal mengkonsumsi wortel yang memiliki kandungan vitamin A yang tinggi dan disebut baik untuk mata.
"Mau Anda mengkonsumsi wortel satu kilogram sehari juga enggak begitu ngaruh.
Sifatnya untuk menjaga mata Anda saja tapi tidak untuk menyembuhkan, karena kelainan penglihatan itu pengaruh anatomi mata yang tidak sesuai," ujar Setiyo.
Ia mengatakan boleh saja mengkonsumsi wortel, namun tetap harus dikonsultasikan dengan dokter ahli.
Sebab mata memiliki persoalan anatomi yang bisa menyebabkan kelainan penglihatan.
Setiyo juga mengungkapkan untuklebih berhati-hati menggunakan lensa kontak.
"Mau pake kontak lensa itu harus periksa dulu, berapa kadar airnya mata Anda? Barulah disesuaikan lensa kontaknya.
Bukan asal pakai (atau) asal ada warnanya saja.
Banyak (yang) gara-gara (pakai) lensa kontak sembarangan malah sakit dan meradang matanya," ujarnya.
Namun saat ini dunia ilmiah telah menemukan teknologi lasik atau laser untuk memperbaiki kelainan mata.
Satu diantaranya adalah CoZi Lasik yang diperkenalkan oleh JEC Lasik Center.
Setiyo juga menjelaskan bahwa saat itu prosedur lasik dapat dilakukan dengan lebih mudah dan cepat, bahkan dapat berlangsung hitungan detik dan tanpa rasa sakit.
Namun tidak semua orang dapat melakukan prosedur lasik tersebut.
Hanya pasien yang sudah berusia lebih dari 18 tahun dan memiliki kelainan mata yang tidak terlalu serius.
Prosedur lasik ini dapat mengoreksi mata minus hingga S-14.00, silinder sampai C-5.00 dan plus S+4.00.
Ketebalan kornea mata juga harus sesuai dengan standar yang dilakukan.
Prosedur ini juga tidak diperbolehkan untuk ibu hamil dan ibu menyusui.
Untuk pasien yang menggunakan lensa kontak juga tidak diperbolehkan memakai lensa kontak yang model soft selama 14 hari dan model hard selama 30 hari sebelum lasik dilakukan.
Setiyo mengungkapkan bahwa lasik memang dapat membantu pasien agar tidak menggunakan kacamata lagi.
Namun pasien harus melakukan check up dan menghindari kontak langsung mata dengan air dan menghindari benda asing masuk minimal tiga hari setelah melakukan tindakan lasik.
"Jika tidak, bisa jadi Anda akan melakukan lasik untuk berikutnya dan seterusnya hingga tuntas selama ketebalan kornea mata Anda masih dalam kategori target," ujarnya.
(TribunnewsWiki/Sekar)
Jangan lupa subscribe youtube channel TribunnewsWiki ya!