Latar Belakang #
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Raja Ali Haji merupakan pahlawan nasional yang lahir pada 1808 di pusat Kesultanan Riau-Lingga di Pulau Penyengat, saat ini masuk Kepulauan Riau.
Raja Ali Haji meninggal dunia di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau pada 1873.
Pulau Penyengat pada zaman Belanda dikenal dengan sebutan Mars.
Menurut masyarakat di Pulau Penyengat, nama pujian untuk pulau ini adalah Indera Sakti.
Di Pulau Penyengat banyak lahir karya sastra dan budaya Melayu yang ditulis oleh tokoh-tokoh sepanjang abad 19 dan 20.
Satu di antaranya adalah Raja Ali Haji.
Pada saat itu, orang Melayu melihat kelahiran dan kematian seseorang berdasarkan peristiwa penting.
Oleh karena itu, kelahiran dan kematian Raja Ali Haji menjadi perdebatan kapan tanggal tepatnya.
Raja Ali Haji dikabarkan lahir setelah lima tahun dibukanya Pulau Penyengat untuk kediaman Engku Putri.
Ada pula yang menyebutkan bahwa Raja Ali Haji lahir setelah dua tahun Benteng Portugis A-Famosa yang berada di Malaka diruntuhkan atas perintah dari William Farquhar.
Meninggalnya Raja Ali Haji juga menjadi perdebatan bagi beberapa tokoh.
Namun diperkirakan Raja Ali Haji meninggal pada 1873 di mana pada tahun itu sahabatnya juga meninggal dunia. (1)
Peran #
Raja Ali Haji terkenal sebagai pencatat pertama dasar-dasar tata bahasa Melayu.
Bahasa Melayu standar itulah yang pada Kongres Pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 ditetapkan sebagai bahasa nasional yaitu Bahasa Indonesia.
Baca: Mekkah
Baca: Agresi Militer Belanda II
Raja Ali Haji merupakan keturunan kedua dari Raja Haji Fisabilillah.
Karya Raja Ali Haji dalam penulisan sejarah Melayu patut dihargai jasanya.
Tuhfat al-Nafis ('Bingkisan Berharga' tentang sejarah Melayu), menggambarkan peristiwa secara rinci walaupun dalam penulisan sejarah tersebut sangat lemah karena tidak mencantumkan sumbernya.
Beberapa pihak mengatakan jika Raja Ali Haji hanya meneruskan karya sang ayah yang sebelumnya sudah pernah menulis Tuhfat.
Raja Ali Haji juga berjasa dalam bidang ketatanegaraan dan hukum.
Raja Ali Haji menjadi penulis Mukaddimah fi Intizam (hukum dan politik) dan merupakan penasihat kerajaan. (2)
Pendidikan #
Raja Ali Haji memperoleh pendidikan agama dari sang ayah.
Setelah menyelesaikan pendidikan ilmu agama, Raja Ali Haji menunaikan ibadah Haji pada 1828 di umur 19 tahun.
Raja Ali Haji juga sempat bermukim selama satu tahun di tanah suci.
Di sana, Raja Ali Haji belajar Bahasa Arab dan kitab berbahasa Arab.
Ketika berada di Mekkah, Raja Ali Haji bertemu dengan ulama-ulama besar Melayu antara lain Syekh Daud al-Fattoni dan Syekh Syihabuddin al-Banjari.
Raja Ali Haji memegang Fiqih Mazhab Syafi'i.
Aqidah Raja Ali Haji berpegang pada Ahlus Sunnah Wal Jama'ah dengan mengasah pemikirannya melalui Imam Abu al-Hasan al-Asy'ari dan Abu Mansur al-Maturidi.
Raja Ali Haji juga mengamalkan ajaran sufi melalui tarikat Naqshabandiyah al-Khalidiyah yang diterima dari Syeikh Ismail Minangkabawi. (3)
Karya Terkenal #
Puisi
1847 : Gurindam Dua Belas (12)
Buku
1860s : Tuhfat al-Nafis (bingkisan berharga)
1865 : Silsilah Melayu dan Bugis
Karya lain
1857 : Bustan al-Kathibin
1850-an: Kitab Pengetahuan Bahasa (tidak selesai)
1857 : Intizam Waza’if al-Malik
1857 : Thamarat al-Mahammah
Penghargaan #
Raja Ali Haji diberi gelar Pahlawan Nasional pada 10 November 2004 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat peringatan Hari Pahlawan di Istana Negara.
Gelar pahlawan nasional ini dikeluarkan pada 5 November 2004 melalui Keppres No. 89/TK/2004. (4)
(TribunnewsWiki/Sekar)
Jangan lupa Subscribe youtube channel TribunnewsWiki ya!
| Nama lengkap | Tengku Haji Ali al-Haj bin Tengku Haji Ahmad bin Raja Haji Fisabilillah bin Opu Daeng Chelak |
|---|
| Nama lain | Raja Ali Haji |
|---|
| Lahir | Pulau Penyengat, 1808 |
|---|
| Meninggal | Pulau Penyengat, 1873 |
|---|
| Dikebumikan | Komplek Pemakaman Engku Putri Raja Hamidah |
|---|
| Orang tua | Raja Ahmad |
|---|
| Encik Hamidah |
Sumber :
1. www.rajaalihaji.com
2. initu.id
3. nuun.id
4. portaltujuh.com