Profil #
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kiras Bangun adalah pemimpin gerilyawan Batak yang melawan penjajah Belanda dan diberi anugerah Pahlawan Nasional Indonesia.
Kiras Bangun memiliki julukan Garamata yang berarti 'mata merah'.
Berasal dari Tanah Karo, Sumatera Utara, Kiras Bangun lahir pada 1852.
Dalam melakukan perjuangan melawan Belanda, Kiras Bangun melakukan kerjasama lintas etnis dan agama yang menghasilkan kurang lebih 3000 pasukan.
Tak hanya berjuang melawan penjajah, Kiras Bangun juga berjasa dalam mencerdaskan masyarakat Tanah Karo pada masanya.
Masa Muda #
Kiras Bangun lahir di Tanah Karo, tepatnya di daerah Batu Karang, Kabupaten Karo, Sumatera Utara pada 1852.
Saat berusia muda, Kiras Bangun tidak pernah disekolahkan di organisasi pendidikan formal.
Dengan kecerdasannya, Kiras Bangun berhasil menguasai bahasa Melayu serta aksara Karo dari kunjungannya ke Binjai.
Kiras Bangun juga mampu menulis dan membaca huruf latin.
Hal ini dikarenakan Kiras Bangun sering melakukan perjalanan dari satu kampung ke kampung lain.
Berkat hal itu, Kiras Bangun dapat membangun ikat kekerabatan dengan masyarakat di sekitar Tanah Karo.
Dikenal sebagai sosok yang bijak, selama hidupnya, Kiras Bangun menyandang banyak jabatan.
Jabatan-jabatan tersebut diantaranya yaitu Sesepuh Adat Karo, Ketua Urung (desa) Lima Senina, Penghulu Lima Senina Batu Karang, Juru Damai Perang Antar Desa dan Pemimpin Urung Tanah Karo. (1)
Awal Perjuangan #
Pada tahun 1870, Belanda membuka perkebunan tembakau dan karet di daerah Langkat dan Binjai.
Belanda berniat memperluas lahan kebun ke Tanah Karo, yang kemudian mendorong Belanda untuk menjalin hubungan baik dengan Kiras Bangun.
Meski telah menjanjikan uang, pangkat dan senjata, Kiras Bangun tetap menolak bekerja sama dengan Belanda.
Kiras Bangun mengadakan musyawarah dengan pemimpin desa lain untuk mengantisipasi niat busuk Belanda.
Pada 1902, Belanda mengirim Gullaume bersama sejumlah pengawal ke Tanah Karo dengan niatan mengembangkan agama Kristen.
Kiras Bangun memberi peringatan untuk meninggalkan Tanah Karo.
Setelah 3 bulan bermukim di Kabanjahe, Guillaume akhirnya pergi.
Semenjak itu, Kiras Bangun mulai menghimpun kekuatan dengan mengadakan musyawarah bersama pemimpin desa lain.
Pasukan Urung terbentuk, dan benteng-benteng pertahanan dibangun.
Pertemuan Urung dilakukan sebanyak 6 kali dan yang terbesar pertemuan Jeraya Surbakti. (2)
Perang Gerilya #
Pada 6 September 1904, Belanda memulai operasi militernya ke Tanah Karo.
Pasukan dengan 200 prajurit itu berhasil sampai ke Kabanjahe pada 8 September.
Belanda berhasil menaklukkan Lingga dan merebut Lingga Julu.
Kiras Bangun terdesak dan memerintahkan pasukannya mundur ke Batukarang.
Serangan Belanda ke benteng Tembusuh di Batukarang berhasil digagalkan pasukan Karo.
Namun benteng lainnya, benteng Mbesuka berhasil dijatuhkan Belanda.
Kiras Bangun harus menarik pasukannya ke Kampung Nagari, namun usahanya gagal karena Batukarang telah jatuh ke tangan Belanda.
Sambil melakukan serangan gerilya, Kiras Bangun berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain agar tidak tertangkap Belanda.
Selama 10 bulan sejak Batukarang direbut Belanda, Kiras Bangun masih melakukan perlawanan meskipun secara kecil-kecil.
Terkadang, Batu Kiras mengirim pasukannnya untuk menyabotase patroli militer Belanda.
Opportinuteits Beginsiel #
Belanda menawarkan Opportinuteits Beginsiel (pengampunan umum) terhadap pejuang Karo.
Banyak pejuang Karo yang akhirnya menyerah dan mendapatkan pengampunan Belanda.
Dengan tipuan itu, Belanda berhasil memancing Kiras Bangun keluar dari persembunyiannya.
Kiras Bangun tertangkap dan dibuang di Riung.
Pada 1909, Kiras Bangun dibebaskan namun tetap selalu diawasi Belanda.
Kiras Bangun dan kedua anaknya melakukan perlawanan kembali pada 1919-1926, menyebabkan mereka di buang ke Cipinang.
Meski tak lagi dapat berperang, Kiras Bangun melakukan perjuangan lain di bidang sosial.
Kiras Bangun mendorong anggota masyarakat, khususnya anak-anak muda, agar menimba ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya.
Menurutnya, pengetahuan tersebut dapat dijadikan senjata untuk melawan penjajahan.
Kiras Bangun meninggal di tanah kelahirannya di Batu Karang pada 22 Oktober 1942.
Pahlawan Nasional #
Pada 7 November 2005 berdasarkan SK Presiden RI No.82/TK/Tahun 2005, Kiras Bangun ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
Sosok Kiras Bangun merupakan teladan untuk terus berjuang dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika.
Agama dan adat istiadatyang berbeda bukan menjadi halangan, justru merupakan unsur pemersatu untuk mencapai tujuan bersama. (3)
(TribunnewsWiki/Indah)
Jangan lupa subscribe official Youtube channel TribunnewsWiki
| Nama | Kiras Bangun |
|---|
| Julukan | Garamata |
|---|
| Lahir | Batukarang, Karo, 1852 |
|---|
| Meninggal | Batukarang, Karo, 22 Oktober 1942 |
|---|
Sumber :
1. pahlawancenter.com
2. asanisembiring.wordpress.com
3. www.bin.go.id