Informasi #
TRIBUNNESWIKI.COM - Abdulrahman Saleh merupakan pahlawan nasional Indonesia yang lahir pada 1 Juli 1909 di kampung Ketapang (Kwitang Barat) Jakarta.
Abdulrahman Saleh adalah seorang ahli penerbangan, dan pangkat terakhirnya adalah Komandan Pangkalan Udara di Madiun.
Abdulrahman Saleh juga ahli dalam bidang Radio dan juga kedokteran.
Abdulrachman Saleh dilahirkan dari keluarga dokter yang mempunyai disiplin dan pendidikan yang sangat kuat.
Ayah Abdulrachman Saleh ialah dr. Mohammad Saleh dari Salatiga dan ibunya adalah Ismudiati. (1)
Pendidikan #
Abdulrahman Saleh lahir mendapatkan pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.
Pada masa kecilnya, Abdulrahman Saleh bersekolah di HIS atau sekolah rakyat berbahasa Belanda setingkat SD.
Setelah lulus dari sekolah dasar, Abdulrahman Saleh melanjutkan sekolah ke MULO yang setingkat SMP, dan AMS yang setingkat SMA.
Setelah pendidikan dasar telah diselesaikan, Abdulrahman Saleh melanjutkan studi ke STOVIA.
Beberapa tahun mendapatkan pendidikan di STOVIA, Abdulrahman Saleh pindah ke GHS lantaran STOVIA dibubarkan.
Di GHS, Abdulrahman Saleh mempelajari ilmu bidang kesehatan dan kedokteran yang membuatnya jadi salah satu dokter terbaik di Indonesia. (2)
Karier #
Sebelum masuk ke pendidikan penerbangan, Abdulrahman Saleh sudah kerap mengikuti olahraga bidang penerbangan.
Bahkan, Abdulrahman Saleh sudah memiliki sertifikat terbang secara resmi.
Setelah berkutat dengan olahraga terbang, Abdulrahman Saleh akhirnya mengikuti pendidikan militer Angkatan Udara.
Abdulrahman Saleh diangkat sebagai Komandan Pangkalan Udara di Madiun pada tahun 1946.
Selain berkarir di dunia militer, Abdulrahman Saleh juga merupakan seorang dokter.
Abdulrahman Saleh menjadi salah satu dokter yang cukup dikagumi di Indonesia. (1)
Karbol #
Lulusan Akademi Tingkatan Udara diharapkan dapat mencontoh keteladanan dan mampu mencapai kualitas seorang perwira seperti Abdulrachman Saleh, maka taruna Akademi Angkatan Udara dipanggil dengan sebutan Karbol.
Sebutan karbol pertama kali diusulkan oleh Letkol Saleh Basarah setelah beliau mengunjungi United States Air Force Academy di Colorado Springs, Amerika Serikat.
Para kadet di United States Air Force Academy di Colorado Springs, Amerika Serikat dipanggil dengan nama Dollies, nama kecil dari Jenderal USAF James H Doollitle, seorang penerbang andal yang serba dapat. (2)
Pendiri Radio Republik Indonesia #
Pada tahun 1934 berdirilah perkumpulan yang bernama Vereniging voor Oosterse Radio-Omroep (VORO) di mana salah satu pelopor dari perkumpulan tersebut yaitu Abdulrachman Saleh.
Tujuan perkumpulan VORO ialah menyiarkan kesenian-kesenian ketimuran.
VORO mempunyai pemancar sendiri berkemampuan 40 Watt dengan gelombang 88 meter.
Pada tahun 1936 pemimpin VORO berpindah dari tangan Gunari ke tangan dr. Abdulrachman Saleh.
Pada waktu itu VORO mengalami kemacetan dalam bidang keuangan, yang disebabkan karena studio berpindah tempat.
Mula-mula studio berlokasi di Kramat 81 kemudian pindah ke jalan Menteng 20. Sejak tahun 1937-1942.
kemajuan VORO bertambah besar, berkat bantuan Abdulrachman Saleh yang besar dalam bidang teknik dan keuangan.
Dalam pertemuan pada tanggal 10 September 1945 di hunian pemuda Adang Kadarusman di Menteng, Jakarta, diambil beberapa keputusan diantaranya: 11 September 1945 dikuatkan sebagai berdirinya Radio Republik Indonesia (RRI).
Tri Prasetya RRI, yaitu sumpah pegawai RRI kepada Republik Indonesia dan menjaga RRI sebagai alat perjuangan bangsa. Kemudian organisasi semua radio tunduk kepada pusat yang diketuai oleh Abdulrachman Saleh.
Setelah siaran-siaran RRI lancar, Abdulrachman Saleh merasa bahwa sudah tiba saatnya beliau mempelopori perjuangan di bidang lain.
Abdulrachman Saleh lalu mengundurkan diri dari bidang radio dan turut ke dalam Tentara Republik Indonesia untuk membentuk Tingkatan Udara Nasional bersama-sama dengan Adi Sutjipto, seorang bekas murid Abdulrachman Saleh di Perguruan Tinggi Kedokteran Jakarta. (2)
Wafat #
Tanggal 28 Juli 1947 pers dan radio Malaya telah menyiarkan berita bahwa sebuah pesawat Dakota VT-CLA dengan muatan obat-obatan akan tiba esok harinya (29 Juli 1947) di Yogyakarta.
Namun pesawat udara yang mengangkut obat-obatan ini diserang dengan tembakan peluru ke pesawat Dakota VT-CLA.
Akhirnya pesawat Dakota VT-CLA membentur pohon, kemudian patah menjadi dua bagian kemudian terbakar.
Semua awak pesawat dan penumpang meninggal dunia kecuali seorang penumpang yang kebetulan duduk di bagian ekor pesawat yang sedang hidup.
Penumpangnya, temasuk Abdulrachman Saleh, Adisutjipto, Adisumarmo Wiryokusumo, Zainal Arifin, pilotnya Alexander Noel Constantine (Wing Comander Australia), Squadron Leader Inggris Roy Hazelhurst, juru teknik India Bidha Ram dan Ny. Constantine, sedangkan yang selamat yakni Gani Handonotjokro. (2)
Penghargaan #
Sebagai rasa terima kasih AURI yang tak terhingga atas jasa-jasa beliau dan Komodor Muda Udara Adisutjipto Abdulrachman Saleh dianugerahi pangkat Admiral Muda Udara.
Serta tempat jatuhnya pesawat didirikan tugu peringatan.
Tepat pada hari ulang tahun Republik Indonesia, 17 Agustus 1952 AURI telah mengambil keputusan Pangkalan Udara Bugis, Malang dibentuk menjadi Pangkalan Udara bernama Abdulrachman Saleh.
Abdulrachman Saleh juga mendapat penghargaan di bidang kedokteran umumnya dan untuk ilmu faal, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pada tanggal 5 Desember 1958 telah meresmikan Abdulrachman Saleh sebagai Bapak Ilmu Faal Indonesia.
Pada tanggal 16 April 1959 Presiden Sukarno berkenan memberikan Satyalencana Bintang Garuda kepada Ibu Abdulrachman Saleh, sebagai tanda terima kasih rakyat Republik Indonesia atas jasanya.
Penghargaan dan penghormatan yang berikutnya juga telah diberikan pada tanggal 15 Pebruari 1961 oleh Presiden kepada Ibu Abdulrachman Saleh yakni Bintang Mahaputra. (2)
Peninggalan #
Abdulrahman Saleh sudah memiliki izin terbang namun saat menerbangkan pesawat, ia diserang hingga awak pesawat terbelah menjadi dua.
Peristiwa heroik yang membuat Abdulrahman Saleh meninggal ini diperingati oleh TNI AU sebagai Hari Bakti.
Jasa-jasa dari Abdulrahman Saleh akhirnya diabadikan dalam nama sebuah bandara bernama bandara Abdulrahman Saleh di Malang.
Terakhir, saat masih hidup Abdulrahman Saleh sering dipanggil dengan nama Karbol. Nama ini akhirnya digunakan untuk menyebut para taruna AAU sebagai penghormatan besar pada Abdulrahman Saleh. (1)
| Info Pribadi |
|---|
| Nama | Abdul Rahman Saleh |
|---|
| Profesi | Dokter, Tentara |
|---|
| Lahir | Jakarta, 1 Juli 1909 |
|---|
| Wafat | Maguwoharjo, Sleman, 29 Juli 1947 |
|---|
| Penghargaan sipil | Pahlawan Nasional Indonesia |
|---|
| Julukan | Karbol |
|---|
| Dinas/cabang | TNI Angkatan Udara |
|---|
| Masa dinas | 1946-1947 |
|---|
| Pangkat | Marsekal Muda TNI(Anumerta) |
|---|
| Satuan | Korps Penerbang (Angkut) |
|---|
Sumber :
1. www.boombastis.com
2. abdulrahman-saleh.pahlawan.web.id