Informasi Awal #
TRIBUNNEWSWIKI.COM – Marthen Indey merupakan seorang pahlawan nasional dari Jayapura, Papua.
Awalnya Marthen Indey merupakan polisi pemerintah kolonial Belanda yang ditugaskan untuk menjaga para Digulis yang ditahan.
Ketika bertugas di sanalah Marthen Indey kemudian mulai mendapat pengaruh nasionalisme.
Marthen Indey ditetapkan sebagai pahlawan nasional berdasarkan SK Presiden No.077/TK/1993 pada 14 September 1993 bersama tokoh Papua lainnya, Frans Kaisiepo dan Silas Papare. (1)
Selain itu, Marthen Indey juga dikenal sebagai tokoh Papua di balik bergabungnya Irian Jaya ke dengan Indonesia. (2)
Kehidupan Pribadi #
Marthen Indey lahir di Doromena, Jayapura pada 16 Maret 1912.
Ia menikah dengan seorang perempuan bernama Agustina Heumassey.
Dari pernikahan itu, Marthen Indey dikaruniai dua orang anak yang bernama Frans Marcelino Charles Engelbert Indey dan Fikena Soroway lndey. (3)
Marthen Indey meninggal pada 17 Juli 1986 di tanah kelahirannya juga, Doromena, Jayapura.
Marthen Indey dimakamkan di Desa Sabron Yaru, Distrik Sentani Barat, Jayapura. (4)
Riwayat Pendidikan #
Marthen Indey tercatat pernah bersekolah di sebuah sekolah rakyat selama lima tahun.
Lulus dari sana, Marthen Indey kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Kepolisian di Sukabumi, Jawa Barat.
Marthen Indey juga pernah bersekolah di Sekolah Marinir di Makassar dan Surabaya.
Tidak hanya itu, ketika di Australia, Marthen Indey juga sempat mengikuti pelatihan di Bris-bane Cans Australia. (5)
Baca: PAHLAWAN NASIONAL - Brigadir Jenderal Slamet Riyadi
Riwayat Karier #
Selesai menyelesaikan pendidikan kepolisian di Sukabumi, Marthen Indey kemudian bekerja sebagai petugas pengawas tahanan politik di Boven Digul.
Marthen Indey bekerja di bawah pemerintah kolonial Belanda.
Saat bertugas di Digul itulah Marthen Indey mulai mengnal para tahanan politik, termasuk Sugoro Atmoprasojo yang mulai mempengaruhinya.
Saat itu, Marthen Indey mendengar sendiri bagaimana para tahanan bercerita tentang usaha merebut kemerdekaan Indonesia, termasuk kawasan Papua dari tangan Belanda.
Saat itu, perasaan Marthen Indey mulai campur aduk, dia mulai menunjukkan rasa simpatik kepada para tahanan politik itu. (6)
Jiwa nasionalisme Marthen Indey semakin tumbuh, bersama sekitar 30 orang anak buahnya, ia merencanakan untuk menangkap aparat pemerintah Hindia Belanda di Digul.
Sayangnya rencana itu gagal, Marthen Indey kemudian diangkut Belanda ke Australia ketika Jepang mulai memasuki Irian.
Pada 1944, bersama pasukan sekutu Marthen Indey pulang ke Indonesia.
Marthen Indey kemudian mendapat tugas untuk melatih Anggota Batalyon Papua yng dibentuk sekutu untuk menghadapi Jepang.
Setahun kemudian, Marthen Indey diangkat sebagai Kepala Distrik Arso Yamai dan Waris selama dua tahun.
Di tahun-tahun itu, diam-diam Marthen Indey menjalin komunikasi dengan para mantan pejuang yang ditahan di Digul, salah satunya Sugoro Atmoprasojo yang bekerja sebagai Guru Sekolah Pamong Praja di Kota Nica (sekarang Kampung Harapan).
Marthen Indey pun bergabung dengan kelompok Sugoro untuk menyiapkan pemberontakan menumbangkan kekuasaan kolonial Belanda dan memproklamirkan kemerdekaan Indonesia di Irian Barat.
Sayangnya rencana itu diketahui oleh Belanda sehingga rencana tersebut batal dieksekusi.
Pada Oktober 1946, Marthen Indey bergabung menjadi anggota Komite Indonesia Merdeka (KIM) yang dipimpin Dr Gerungan di Hollandia Binmen (sekarang Abepura).
Marthen Indey kemudian diangkat menjadi ketua organisasi yang selanjutnya berganti nama menjadi Partai Indonesia Merdeka (PIM).
Marthen Indey memimpin delegasi yang terdiri atas 12 kepala suku untuk menyampaikan protes terhadap maksud Belanda memisahkan Irian Barat dari Indonesia.
Marthen Indey juga mengimbau kepada anggotanya yang bukan orang Belanda untuk melancarkan perlawanan terhadap Belanda.
Akibatnya, ia diawasi secara ketat oleh pemerintah Belanda.
Kesempatan cuti ke Ambon dimanfaatkan Marthen Indey untuk menghubungi kelompok-kelompok pro Indonesia di Maluku guna membantu perjuangan penduduk Irian Jaya.
Karena kegiatan itu, Marthen Indey ditangkap Pemerintah Belanda dan dipenjarakan selama tiga tahun.
Sesudah tahun 1950 Marthen Indey tetap menjaga hubungan dengan kelompok-kelompok pro Indonesia yang melakukan gerakan bawah tanah.
Bersama J Teppy, pada Januari 1962 Marthen Indey menyusun kekuatan gerilya sambil menanti kedatangan pasukan Indonesia yang akan di drop di Irian Jaya dalam rangka Trikora.
Marthen Indey berhasil menyelamatkan beberapa orang anggota RPKAD yang didaratkan di Teluk Merah dan melindungi mereka dirumahnya sendiri.
Perjanjian New York tanggal 15 Agustus 1962 mengakhiri Trikora dan Irian Jaya ditempatkan di bawah Pemerintahan sementara PBB (UNTEA).
Pada Desember 1962, Marthen Indey bersama EY Bonay berangkat ke New York untuk memperjuangkan di PBB agar periode UNTEA dipersingkat dan Irian Jaya secepatnya dimasukkan ke dalam Wilayah Republik Indonesia.
Sesudah itu Marthen Indey ke Jakarta untuk menyampaikan Piagam Kota Baru kepada Presiden Soekarno yang berisi ketegasan tekad penduduk Irian Jaya untuk tetap setia kepada Republik Indonesia.
Selama tahun 1963 sampai 1968 Marthen Indey duduk sebagai Anggota MPRS mewakili Irian Jaya, di samping jabatannya sebagai kontrolier diperbantukan pada Residen Jayapura.
Marthen Indey juga diangkat sebagai Mayor Trituler.
Marthen Indey meninggal dunia pada 17 Juli 1986.
Atas jasa dan perjuangannya, Pemerintah RI menganugerahi gelar Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI No. 077/TK/Tahun 1993 tanggal 14 September 1993. (7)
Selain itu, namanya juga dipakai sebagai nama sebuah rumah sakit milik TNI AD di Jayapura. (8)
(TribunnewsWIKI/Widi Hermawan)
Jangan lupa subscribe kanal Youtube TribunnewsWIKI Official
| Info Pribadi |
|---|
| Nama | Marthen Indey |
|---|
| Lahir | Doromena, Jayapura, 16 Maret 1912 |
|---|
| Meninggal | Doromena, Jayapura, 17 Juli 1986 |
|---|
| Makam | Desa Sabron Yaru, Distrik Sentani Barat, Kabupaten Jayapura |
|---|
| Riwayat Pendidikan | Sekolah Rakyat |
|---|
| Sekolah Polisi di Sukabumi |
| Sekolah Marinir di Makasar dan Surabaya |
| Latihan Militer Pard di Bris-bane Cans Australia |
| Riwayat Karier | Polisi Pemerintah Belanda |
|---|
| Kepala Distrik Arso Yamai dan Waris (1945 – 1947) |
| Ketua Partai Indonesia Merdeka (PIM) |
| Anggota MPRS (1963 – 1968) |
| Pejuang Kemerdekaan dan Pahlawan Nasional |
| Keluarga |
|---|
| Ayah | Indey |
|---|
| Pasangan | Agustina Heumassey |
|---|
| Anak | Frans Marcelino Charles Engelbert Indey |
|---|
| Fikena Soroway lndey |
Sumber :
1. disduk.com
2. daerah.sindonews.com
3. pahlawancenter.com
4. www.pasificpos.com
5. disduk.com
6. www.boombastis.com
7. pahlawancenter.com
8. www.boombastis.com