Informasi Awal #
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Gunung Tangkuban Parahu adalah salah satu gunung berapi yang masih aktif di Jawa Barat.
Jika dilihat dari atas Gedung Sate di kota Bandung, bentuk gunung ini terlihat jelas seperti perahu besar yang terbalik.
Dalam bahasa Sunda, tangkuban parahu berarti perahu terbalik.
Bentuk gunung ini dikaitkan dengan cerita rakyat yang berjudul Sangkuriang.
Dalam cerita itu dikisahkan Sangkuriang yang marah karena merasa tidak mampu menyelesaikan persyaratan untuk bisa menikahi Dayang Sumbi, ibunya sendiri.
Sangkuriang pun akhirnya menendang perahu buatannya sehingga terbalik dan membentuk gunung. (1)
Geologi #
Berada di ketinggian 2.048 meter di atas permukaan laut, Gunung Tangkuban Parahu mempunyai sembilan kawah yang masih aktif.
Jika diperhatikan dari sejarah geologinya, Gunung Tangkuban Parahu terbentuk dari letusan Gunung Api Sunda di zaman prasejarah.
Catatan letusannya dalam dua abad terakhir dimulai dari tahun 1829, 1846, 1863, 1887, 1896, 1910, dan yang terakhir terjadi pada tahun 1929.
Akibat seringnya gunung ini meletus, sehingga banyak kawah yang terbentuk di sekitarnya, seperti Kawah Ratu, Upas, Domas, Baru, Jurig, Badak, Jurian, Siluman, serta Paguyuban Badak.
Kawah yang paling besar adalah Kawah Ratu yang bersebelahan dengan Kawah Upas.
Kawah-kawah ini masih aktif mengeluarkan asap belerang, bahkan beberapa kawah terlarang untuk didekati karena masih mengandung uap beracun.
Kawah Gunung Tangkuban Perahu begitu mengagumkan.
Pada saat cuaca cerah, pengunjung bisa menyaksikan dengan jelas lekukan-lekukan pada dinding kawah, dan juga pemandangan dasar kawah yang menakjubkan.
Selain itu, obyek wisata yang berada di daerah Lembang ini memiliki panorama alam yang indah. (1)
Letak, Luas dan Aksebilitas #
Letak
Gunung Tangkuban Parahu terletak sekitar 20 Km di Utara Kota Bandung.
Gunung Api yang masih aktif ini merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang menarik di Jawa Barat.
Dengan lingkungan alam yang sejuk, deretan kawah yang terbentang menjadi daya tarik tersendiri.
Suhu rata-rata harian adalah 170 c pada siang hari dan 20 c pada malam hari.
Luas
Berdasarkan adendum Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.576/Menhut-II/2010, tanggal 10 Oktober 2010 yaitu pemberian izin kepada PT. Graha Rani Putra Persada untuk mengelola wilayah TWA.
Gunung Tangkuban Parahu seluas 171,40 hektar di Kabupaten Subang dan Kabupaten Bandung Barat.
Luas blok pemanfaatan yang diberikan kepada pihak pengelola adalah 10% dari luasan TWA.
Aksesbilitas
Berjarak sekitar 30 Km dari bandung dan dapat ditempuh dengan melalui jalur Bandung-Ledeng-Lembang.
Bagi penggguna kendaraan roda dua, dapat mrnggunakan jalur alternatif Bandung-Lembang, yaitu melalui Dago dan Pagerwangi yang berjarak sekitar 5 km, melewati Pasar Lembang.
Jalan menuju kawasan Wisata Tangkuban Parahu ini sudah dalam keaadan baik, tetapi terdapat beberapa tikungan yang cukup tajam dan curam.
Dari Lembang hanya 11 Km ke arah Subang untuk dapat mencapai gerbang utama masuk objek wisata Gunung Tangkuban Parahu. (2)
Flora dan Fauna #
Flora Endemik
Cantigi (Vaccinium varingiaefolium)
Adalah flora Indonesia yang khas tumbuh mendominasi sekitar kawah pegunungan, pepohonan kecil yang selalu hijau sepanjang tahun dengan pucuknya yang berwarna merah-ungu merupakan kelompok tanaman perdu atau terrestrial dengan bentuk sapu memiliki batang kayu yang keras dan berbuah buni, yang lebih menarik Cantigi ini biasa di hinggapi tanaman lain di dekatnya akarnya, orang menyebutnya Peruit Cantigi (Balanovora elongate) tanaman ini banyak di jumpai di sekitar Kawah Ratu dan Kawah Domas.
Rhododendron retusum
Merupakan vegetasi khas Pegunungan tipe Sub-Alpin.
Perdu atau pohon yang dapat Tumbuh di punggung bukit, batu-batu, lereng berbatu, sering disekitar kawah dan solfatara dengan kandungan sulfur dan H2S yang cukup tinggi.
Penyebaran Cantigi spesies Rhododendron ini TWA.
Tangkuban Parahu dapat di jumpai di area Kawah Upas.
Puspa (Schima Walichii)
Kerajaan: Plantae, Ordo: Ericales, Famili: Theaceae, Genus: Schima.
Adalah sejenis pohon penghasil kayu pertukangan berkualitas sedang yang memiliki lapisan semacam miang di bawah pepagannya, yang bisa menimbulkan rasa gatal.
Pakis Emas (Cibotium Barometz)
Tumbuhan ini berasal dari Tiongkok selatan hingga Sumatera dan Jawa Barat, melalui Semenanjung Malaya.
Habitatnya adalah di hutan primer di daerah sejuk yang lembap dan di sana dapat tumbuh hingga 10 m.
Entalnya dapat mencapai panjang 3 m.
Letak sori berada di tepi lekukan anak ental
Anggrek Hutan (Eria erecta)
Tanaman ini adalah salah satu tanaman dari genus Orchidaceae (Anggrek) yang jarang terrestrially, epifit kasar yang hidup pada batang pohon, berbunga banyak, lebih pendek dari pada daun, seperti wol. Daerah penyebaran di hutan tropis Asia.
Fauna Endemik
Elang Jawa (Spizaetus Bartelsi)
Kerajaan: Animalia, Ordo: Falconiformes, Famili: Accipitridae, Genus: Nisaetus. IUCN (Endangered), CITES (Appendix II).
Merupakan salah satu spesies elang berukuransedang yang endemic di Pulau Jawa.
Satwa ini di teteapkan sebagai mascot langka Indonesia sejak tahun 1992.
Dengan jambul hitang ujung putih, mahkota dan kumis berwarna hitam, sedangkan punggung dan sayap berwarna coklat.
Elang Jawa ini merupakan Spesies kunci kawasan TWA. Tangkuban Parahu dan memiliki teritori di Area TWA Tangkuban Parahu.
Meong Congkok (Felis Bengalensis)
Kerajaan: Animalia, Ordo: Carnvora, Famili: Felidae, Genus: Prionailurus, IUCN (Endangered), CITIES (Appendix II), PP. No. 7 Tahun 1999.
Merupakan genus dari empat spesies kecildari kelompok kucing di temukan di Asia.
Mereka biasanya tinggal di hutan serta merupakan perenang yang baik, beberapa spesies sebenarnya semi-akuatik.
Satwa ini terdapat di area Kawah Domas, Area Jayagiri dan area Angkasa Pura TWA. Tangkuban Parahu.
Macan Dahan (Neofelis nebulosa)
Kerajaan: Animalia, Ordo: Canivora, Genus: Neofelis
Adalah sejenis kucing berukuran sedang, dengan panjang tubuh mencapai 95 cm.
Spesies ini memiliki bulu berwarna kelabu kecoklatan dengan gambaran seperti awan dan bintik hitam di tubuhnya.
Macan Dahan merupakan hewan yang aktif pada malam hari (nocturnal), hewan ini banyak menghabiskan waktunya di atas pohon dan dapat bergerak lincah diantara pepohonan.
Satwa ini tersebar di area Kawah Domas TWA. Tangkuban Parahu.
Surili (Presbytis comata)
Kerajaan: Animalia, Ordo: Primates, Famili: Cercopithecidae, Genus: Presbytis, IUCN (Endangered), CITIES (Appendix II), PP. No. 7 Tahun 1999.
Merupakan spesies monyet Dunia Lama terancam endemic pada sebagian pulau Jawa, Indonesia.
Hewan ini menyukaihutan primer dan penghuni pohon (arboreal). Satwa ini tersebar di area Jayagiri, Kawah Upas dan Kawah Domas TWA. Tangkuban Parahu
Lutung Jawa (Trachypiteous auratus)
Kerajaan: Animalia, Ordo: Primates, Genus: Arisaema, IUCN (Vurnerable), CITIES (Appendix II).
Satwa ini merupakan salah satu satwa yang di lindungi dengan ciri fisik memiliki rambut tubuh berwarna hitam dan ekor panjang sekitar 87cm, sedangkan untuk panjang tubuhnya sekitar 55 cm untuk lutung dewasa.
Lutung ini merupakan binatang endemic yang terdapat di kawasan TWA. Tangkuban Parahu, yang tersebar di Blok Pemanfaatan PSP.- Persemaian Jayagiri, Legok Tiis, dan Area Upas. (2)
Riwayat Erupsi #
Ketinggian Gunung Tangkuban Parahu ini kurang lebih 2.084 meter dari permukaan laut.
Gunung ini memiliki kawah aktif, dari jumlah kawah terdapat sembilan kawah, dalam sejarah geologi Gunung Tangkuban Parahu ini merupakan sisa dari Gunung Purba di Indonesia.
Menurut para ahli geologi kawasan dataran tinggi di permukaan tinggi Bandung yang memiliki ketinggian kurang lebih 109 meter dari permukaan laut adalah merupakan sisa dari sebuah danau besar yang terbentuk akibat dari pembendungan sungai Citarum, sehingga bila dikaitkan dengan legenda masyarakat Gunung Ini berkaitan dengan peristiwa saat itu.
Gunung Api Tangkuban Parahu terbentuk dari letusan Gunung Sunda yang memulai letusan pertamanya pada tahun 1829 dan berakhir meletus pada tahun 1929, berikut catatan letusan nya:
1829 : Erupsi abu dan batu dari Kawah Ratu dan Kawah Domas.
1846 : Terjadi erupsi, peningkatan kegiatan kawah
1896 : Terbentuk fumarol baru di sebelah utara Kawah Badak
1900 : Erupsi uap daru Kawah Ratu
1910 : Kolam asap membumbung setinggi 2 Km di atas dinding kawah, erupsi berasal dari Kawah Ratu
1926 : Erupsi freatik di Kawah Ratu membentuk lubang ecoma
1935 : Lapangan fumarol baru disebut Badak terjadi 150n meter kearah selatan baratdaya dari Kawah Ratu
1952 : Erupsi abu didahului oleh erupsi hidrothermal (freatik)
1957 : Erupsi freatik di Kawah Ratu, terbentuk lubang kawah yang baru
1961 : Erupsi freatik
1965 : Erupsi freatik
1969 : erupsi freatik didahului oleh erupsi lemah menghasilkan abu
1971 : Erupsi freatik
1983 : Awan abu membumbung setinggi 159 meter di atas kawah Ratu
1992 : peningkatan kegiatan kuat dengan gempa seismik dangkal dengan erupsi freatik kecil
1994 : Erupsi freatik Kawah Baru (2)
Legenda Sangkuriang #
Diceritakan bahwa raja Sungging Perbangkara mempunyai seorang bayi cantik yang diberi nama Dayang Sumbi alias Rarasati.
Karena kecantikan Dayang sumbi, banyak raja-raja saling berperang untuk mendapatkan hatinya.
Atas permintaannya sendiri Dayang Sumbi mengasingkan diri disebuah bukit ditemani seekor anjing jantan yaitu Si Tumang, ketika sedang asyik bertenun, kain terjatuh kebawah.
Dayang Sumbi karena merasa malas, terlontar ucapan tanpa dipikir dulu, dia berjanji siapa pun yang mengambilkan torak terjatuh bila berjenis kelamin laki-laki, akan dijadikan suaminya.
Setelah mereka menikah, kemudian Dayang Sumbi mempunyai anak laki-laki yang diberi nama Sangkuriang.
Ketika Sangkuriang berburu di dalam hutan di suruhnya si Tumang untuk mengejar babi betina Wayungyang.
Karena si Tumang tidak menurut, lalu dibunuhnya.
Hati si Tumang oleh Sangkuriang diberikan kepada Dayang Sumbi, lalu dimasak dan dimakannya.
Setelah Dayang Sumbi mengetahui bahwa yang dimakannya adalah hati si Tumang, kemarahannya pun memuncak serta merta kepala Sangkuriang dipukul dengan senduk yang tebuat dari tempurung kelapa sehingga luka.
Sangkuriang pergi mengembara setelah sekian lama berjalan kearah timur akhirnya sampailah diarah barat lagi dan tanpa sadar telah tiba kembali di tempat Dayang Sumbi, tempat ibunya berada.
Sangkuriang tidak mengenal bahwa putri cantik yang ditemukannya adalah Dayang Sumbi ibunya.
Terjadilah kisah kasih diantara kedua insan itu. Tanpa sengaja Dayang Sumbi mengetahui bahwa Sangkuriang adalah putranya, dengan tanda luka di kepalanya.
Walau demikian Sangkuriang tetap memaksa untuk menikahinya.
Dayang Sumbi meminta agar Sangkuriang membuatkan perahu dan telaga (danau) dalam waktu semalam dengan membendung sungai Citarum, Sangkuriang.menyanggupinya.
Maka dibuatlah perahu dari sebuah pohon yang tumbuh diarah timur, tunggul atau pokok pohon itu berubah menjadi gunung ukit Tanggul.
Rantingnya ditumpukkan di sebelah barat dan menjadi Gunung Burangrang.. dengan bantuan para guriang, bendungan pun hampir selesai di kerjakan.
Tetapi Dayang Sumbi bermohon kepada Sang Yang Tunggal agar maksud Sangkuriang tidak terwujud Dayang Sumbi menyebarkan irisan boeh raring (kain putih hasil tenunannya), ketika itu pula fajar pun merekah di ufuk timur.
Sangkuriang menjadi gusar, di puncak kemarahannya, bendungan yang berada di Sanghyang Tikoro dijebolnya, sambut aliran sungai Citarum dilemparkannya kearah timur dan menjelma menjadi Gunung Manglayang.
Air Talaga Bandung pun menjadi surut kembali.
Perahu yang sudah dikerjakan dengan bersusah payah ditendangnya kearah utara dan berubah warna menjadi Gunung Tangkuban Parahu.
Sangkuriang terus mengejar Dayang Sumbi yang mendadak menghilang di Gunung Putri dan berubah menjadi setangkai bunga jaksi.
Ada pun Sangkuriang setelah sampai di sebuah tempat yang disebut dengan Ujung berung akhirnya menghilang ke alam gaib (ngahiyang). (2)
Jam Operasional #
Jam Operasional
Jam buka Wisata Tangkuban Perahu adalah dari pukul 07.00 sampai 17.00 WIB.
Tiket Masuk
Tiket masuk wisata Tangkuban Perahu beserta tarif-tarif lainnya adalah sebagai berikut:

*Tarif per Maret 2019 (3)
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUTRADI PAMUNGKAS)
| Informasi |
|---|
| Nama | Gunung Tangkuban Parahu |
|---|
| Lokasi | Bandung, Jawa Barat |
|---|
| Ketinggian | 2.084 m (6.837 kaki) |
|---|
| Jenis | Stratovolcano |
|---|
| Pendakian Pertama | Abraham van Riebeeck |
|---|
| koordinat | 6.77°S 107.60°E |
|---|
| Maps | https://goo.gl/maps/9MkFdZfxP5TCftUV8 |
|---|
Sumber :
1. www.indonesiakaya.com
2. twatangkubanparahu.com
3. alampriangan.com