Ganja

Ganja (Cannabis Sativa) merupakan tumbuhan budidaya penghasil serat. Konsumsi ganja dapat membuat pemakainya mengalami euforia atau rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab.


zoom-inlihat foto
mengenal-efek-baik-dan-buruk-ganja.jpg
Kompas Lifestyle
Mengenal Efek Baik dan Buruk Ganja

Ganja (Cannabis Sativa) merupakan tumbuhan budidaya penghasil serat. Konsumsi ganja dapat membuat pemakainya mengalami euforia atau rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab.




  • Informasi Awal #


Ganja (Cannabis Sativa) merupakan tumbuhan budidaya penghasil serat.

Ganja lebih dikenal sebagai obat psikotropika karena adanya kandungan zat tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol).

Konsumsi ganja dapat membuat pemakainya mengalami euforia atau rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab.

Tanaman ganja umumnya dibuat menjadi rokok mariyuana.

  • Deskripsi #


Ganja atau mariyuana berasal dari tanaman bernama Cannabis sativa.

Tanaman ino memiliki 100 bahan kimia berbeda yang disebut dengan cannabinoid. Masing-masing bahannya memiliki efek berbeda pada tubuh.

Delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) dan cannabidol (CBD) merupakan bahan kimia utama yang kerap digunakan dalam pengobatan.

Perlu diketahui, THC merupakan senyawa yang membuat Anda merasa mabuk atau high.

Senyawa cannabinoid sebenarnya diproduksi juga oleh tubuh secara alami untuk membantu mengatur konsentrasi, gerak tubuh, nafsu makan, rasa sakit, hingga sensasi pada indra.

Daun ganja
Daun ganja

Namun pada ganja, sebagian senyawa ini sangatlah kuat dan bisa menyebabkan berbagai efek kesehatan serius jika disalahgunakan.

Ganja atau yang juga disebut dengan cimeng ini biasanya digunakan dengan cara dibakar seperti rokok.

Tak hanya daunnya, bunga, biji, dan batangnya juga kerap digunakan sebagai bahan untuk merokok.

Selain itu, ganja juga banyak dicampur ke dalam makanan, mulai dari brownies, cookies, gulai, diseduh sebagai teh, atau dihirup dengan vaporizer. (1)

  • Kontroversi #


Di sejumlah negara, ganja masuk dalam golongan narkotika, walau tidak terbukti bahwa pemakainya menjadi kecanduan, berbeda dengan obat-obatan terlarang jenis lainnya.

Sering kali kita melihat tayangan di televisi atau surat kabar yang memperlihatkan orang ditangkap karena memiliki atau menggunakan ganja atau marijuana, seolah-olah penggunaan narkoba sudah menjadi tren atau gaya hidup anak muda sekarang.

Ganja merupakan salah satu obat terlarang yang penggunaannya serta peredarannya telah diatur oleh undang-undang.

Ganja itu sendiri berasal dari tumbuh-tumbuhan sejenis rumput, walaupun ganja adalah sejenis obat tapi tidak dikenal sebagai obat.

Ganja merupakan sejenis narkotika, bagi  yang mengonsumsinya dapat menimbulkan efek tidak sadar, dalam penggunaannya sebagai barang narkotika, ganja biasanya dikonsumsi dalam bentuk rokok atau dimakan.

Dalam mengonsumsi ganja biasanya dicampur dengan jenis minuman keras dan jenis narkotika lainnya.

Sejak jaman dulu ganja sudah digunakan, di India sendiri sering disebut dengan bhang, charas, atau Ghana.

Di negara Mesir disebut dengan hasish, di negara Afrika menyebutnya kef dan di negara maju menyebutnya marijuana.

Biasanya yang menjadi pecandu ganja adalah mereka yang emosinya tidak stabil.

Pernyataan dari Encyclopedia Britanica bahwa akan timbul ilusi atau hal-hal aneh dalam pikiran untuk mereka yang mengisap ganja, biasanya orang yang menghisap ganja akan merasa lapar, haus dan inginnya makanan yang manis.

Seseorang saat menggunakan ganja terlihat bermata sayu, merasa dirinya paling hebat, mengantuk, dan bahkan merasa sedang disiksa.

Kecelakaan di jalan raya banyak sekali terjadi karena pengaruh konsumsi ganja.

Penyalahgunaan pemakaian ganja sering dilakukan kalangan muda, biasanya mereka menggunakan untuk meningkatkan rasa percaya diri.

Orang yang menggunakan ganja tidak dapat mengendalikan tawa dan suka berbicara melantur, dalam kondisi sadar efek dari ganja dapat menyebabkan orang yang mengkonsumsinya memiliki ketakutan berlebih, mengigau, dan bersedih. (2)

Pohon Ganja
Pohon Ganja

Namun, ada penelitian yang menyebutkan ganja bisa menjadi obat bila diolah secara medis.

Dustin Sulak, seorang profesor bedah, meneliti dan membuat mariyuana untuk digunakan secara medis.

Sulak merekomendasikan beberapa jenis mariyuana kepada para pasiennya dan mendapat hasil yang mengejutkan.

Saat diberikan mariyuana, pasien yang memiliki sakit kronis mengalami perbaikan kondisi dari sebelumnya.

Kemudian pasien dengan multiple sclerosis juga mengalami lebih sedikit kejang otot dibanding sebelumnya.

Bahkan, pasien dengan peradangan usus parah mulai bisa makan lagi.

Penelitian Sulak ini cukup kuat dan menambahkan sejarah panjang manfaat ganja yang dapat digunakan sebagai obat terapeutik.

Namun masalahnya, karena tergolong barang ilegal, sulit untuk dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efektivitas ganja dalam dunia medis. (1)

  • Konsumsi #


Menurut laporan PBB mengenai penggunaan narkoba di dunia, ganja adalah narkoba yang paling banyak diproduksi, diperdagangkan dan dikonsumsi di dunia pada tahun 2010.

Mariyuana digunakan oleh sekitar 119 juta sampai 224 juta orang di dunia pada populasi orang dewasa berusia 18 keatas.

Sampai detik ini tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan popularitas ganja akan menurun dalam waktu dekat.

Ganja dikonsumsi dan dibudidayakan dengan berbagai cara di tiap negara di dunia.

Meskipun penggunaan ganja stabil di Amerika Utara dan Oseania, populasi pengguna ganja meningkat di Afrika Barat dan Tengah, Afrika Selatan, Asia Selatan dan Asia Tengah.

Menurut data tahun 2010, penggunaan ganja sangat umum di Australia dan Selandia Baru.

Amerika Serikat dan Kanada berada pada urutan kedua, diikuti oleh Spanyol, Perancis, Italia dan Republik Ceko.

Sedangkan Nigeria, Zambia dan Madagaskar berada pada posisi keempat.

Laporan PBB juga mencatat pergeseran tren budaya. Pasar Eropa bergerak meninggalkan resin ganja (hashish) dan beralih ke perdagangan herb, yang ternyata lebih populer di Amerika.

Ganja menjadi tanaman komersial yang paling menguntungkan di Afghanistan pada tahun 2010 menggantikan heroin.

Pasar penjualan benih ganja tumbuh sangat pesat dari tahun 2008 ke 2010 dengan 100 sampai 200 merek online yang dapat dibeli di internet.

PBB juga melaporkan bahwa popularitas ganja menjadi lebih kuat di negara-negara berkembang.

Dengan semakin populernya budidaya hidroponik, yaitu sebuah metode yang menggunakan solusi menanam ganja tanpa media tanah dan menggantinya dengan air bermineral untuk tumbuh.

Ini berarti tanaman ganja merupakan tanaman yang dapat dibudidayakan di dalam ruangan dengan hasil yang lebih baik dari tanaman ganja yang tumbuh secara tradisional.

Berhati-hatilah terhadap ganja imitasi (tiruan) atau imitasi obat-obatan apapun.

Banyak zat kimia yang direkayasa untuk meniru efek ganja.

Sejak tahun 2008, cannabinoids sintetis yang meniru efek dari ganja marak peredarannya dalam campuran merokok herbal. (3)

  • Dampak Bagi Kesehatan #


Banyak orang menggunakan ganja untuk membuat mereka merasa santai atau sangat bahagia.

Tetapi jika dikonsumsi terus-menerus, dalam jangka waktu lama dengan dosis berlebihan, efek ganja akan berakibat tidak baik bagi kesehatan.

Efek Ganja Bagi Tubuh

Ganja termasuk ke dalam herba, karena bisa digunakan untuk mengatasi kondisi tertentu selama mengikuti supervisi medis.

Meski demikian, pemakaian ganja sebagai obat masih belum dilegalkan secara hukum oleh pemerintah.

Penggunaan tanaman ganja tanpa didasari oleh indikasi medis dan tidak di bawah pengawasan dokter, dalam hal ini sebatas untuk kesenangan, akan memberikan dampak negatif pada berbagai organ dan juga pada kesehatan penggunanya secara umum.

Beberapa efek ganja bagi tubuh adalah sebagai berikut:

Paru-paru

Menurut beberapa penelitian, kandungan tar pada ganja hampir tiga kali lipat lebih tinggi dari tar tembakau.

Selain itu, asap ganja juga diduga memiliki kandungan zat penyebab kanker 70% lebih banyak dari asap rokok tembakau.

Oleh karena itu, risiko Anda terkena kanker paru-paru pun semakin tinggi, terutama jika pemakaian ganja dalam waktu lama, meski hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Dan jika Anda merokok dengan campuran ganja dan tembakau, risiko penyakit paru-paru akan lebih tinggi.

Otak

Terlalu lama menggunakan ganja dapat menyebabkan gangguan pada kemampuan berpikir, kehilangan memori, dan menghambat fungsi otak.

Penelitian dengan memanfaatkan pemindaian MRI otak menunjukkan adanya perubahan struktur di bagian tertentu pada otak pengguna ganja dalam jangka panjang.

Perubahan ini juga memengaruhi kinerja otak.

Kesehatan mental

Biasa mengisap ganja diduga memperburuk atau meningkatkan risiko kambuhnya gejala psikotik (psikosis) pada penderita skizofrenia.

Selain itu, efek ganja juga bisa menimbulkan halusinasi (melihat hal-hal yang tidak benar-benar ada), delusi (percaya dan meyakini hal-hal yang tidak benar),  rasa cemas, dan serangan panik.

Penggunaan ganja dalam jangka panjang juga memungkinkan seseorang untuk terkena gejala putus obat, yang meliputi insomnia, perubahan mood, dan penurunan nafsu makan. Risiko ketergantungan ganja juga bisa terjadi.

Risiko terkena psikosis akan lebih tinggi jika Anda mulai menggunakan ganja di usia remaja, atau memiliki riwayat penyakit mental dalam keluarga.

Sistem peredaran darah

Beberapa saat setelah mengisap ganja, detak jantung Anda akan bertambah 20-50 denyut per menit.

Efek ganja ini berlangsung sampai tiga jam.

Bagi penderita penyakit jantung, detak jantung yang lebih cepat ini bisa meningkatkan risiko serangan jantung.

Selain itu, ganja juga dapat menyebabkan naiknya tekanan darah dalam jangka pendek, risiko perdarahan, dan membuat mata menjadi merah karena pembuluh darah diperlebar.

Sistem pencernaan

Mengisap ganja dapat menyebabkan rasa menyengat atau sensasi terbakar (rasa perih) di mulut dan tenggorokan.

Untuk ganja yang dikonsumsi secara ditelan (oral) makan dapat menimbulkan mual dan muntah.

Namun pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi, efek ganja justru terlihat dapat mengobati gejala mual dan muntah.

Sistem kekebalan tubuh

Efek ganja bisa membuat sistem kekebalan tubuh melemah.

Penelitian juga menunjukkan adanya kaitan antara penggunaan ganja dengan meningkatknya risiko terkena penyakit yang dapat melemahkan kekebalan tubuh, seperti HIV/AIDS.

Akibatnya, tubuh menjadi semakin sulit melawan infeksi.

Kehamilan dan menyusui

Mengisap ganja selama kehamilan dapat memengaruhi perkembangan otak janin, memperlambat pertumbuhan janin, menyebabkan kecacatan dan gangguan pada janin, serta leukemia.

Selain itu, mencampur ganja dan tembakau juga diduga meningkatkan risiko bayi terlahir prematur atau terlahir dengan berat badan rendah.

Ibu yang mengonsumsi ganja ketika menyusui dapat membuat zat kimia dalam mariyuana yang disebut tetrahydrocannabinol (THC) masuk ke dalam ASI.

Akibatnya, pertumbuhan bayi akan terhambat.

Efek ganja selain tidak baik bagi kesehatan juga bisa membuat seseorang terjerat hukum.

Di Indonesia, dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, ganja termasuk dalam narkotika golongan I, yang jika ditanam, dipelihara, dimiliki, atau disimpan, dapat dikenai sanksi pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun dan denda paling banyak Rp 8.000.000.000,00 (delapan miliar Rupiah). (4)

  • Ganja untuk Kepentingan Medis #


Berdasarkan berbagai penelitian yang telah dilakukan, ganja ternyata memiliki sejumlah manfaat lainnya bagi kesehatan, yang mungkin jarang diketahui banyak orang.

Di balik anggapan buruk orang tentang mariyuana, ternyata ada sisi positif atau manfaatnya bagi kesehatan, seperti:

1. Mencegah glaukoma

Tanaman yang satu ini bisa digunakan untuk mengatasi dan mencegah mata dari glaukoma.

Glaukoma adalah penyakit yang meningkatkan tekanan dalam bola mata, merusak saraf optik, dan menyebabkan seseorang kehilangan penglihatan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan National Eye Institute di awal 1970-an, ganja dapat menurunkanintraocular pressure (IOP), alias tekanan bola mata, pada orang dengan tekanan normal dan orang-orang dengan glaukoma.

Efek ini mampu memperlambat proses terjadinya penyakit ini sekaligus mencegah kebutaan.

2. Meningkatkan kapasitas paru

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association pada Januari 2012, disebutkan bahwa ganja tidak merusak fungsi paru-paru.

Bahkan, bahan yang satu ini bisa meningkatkan kapasitas paru-paru.

Kapasitas paru adalah kemampuan paru untuk menampung udara ketika bernapas.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti mengambil sampel dari 5.115 orang dewasa muda sepanjang kurang lebih 20 tahun.

Perokok tembakau kehilangan fungsi paru-parunya sepanjang waktu tersebut, tapi pengguna ganja malah memperlihatkan peningkatan kapasitas paru-parunya.

Hal ini dikaitkan dengan cara penggunaan mariyuana yang biasanya diisap dalam-dalam.

Oleh sebab itu, peneliti menyimpulkan hal ini mungkin menjadi semacam latihan untuk paru.

Namun, tentu saja paparan jangka panjang asap mariyuana dengan dosis tinggi bisa merusak paru-paru.

3. Mencegah kejang karena epilepsi

Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2003 memperlihatkan bahwa ganja bisa mencegah kejang karena epilepsi.

Robert J. DeLorenzo, dari Virginia Commonwealth University, memberikan ekstrak tanaman ini dan bentuk sintetisnya pada tikus epilepsi.

Obat ini diberikan kepada tikus yang kejang selama 10 jam.

Hasilnya, cannabinoid dalam tanaman ini mampu mengontrol kejang dengan menahan sel otak responsif untuk mengendalikan rangsangan dan mengatur relaksasi.

4. Mematikan beberapa sel kanker

Kandungan dalam ganja yang bernama cannabidiol dapat menghentikan kanker dengan mematikan gen yang disebut Id-1.

Bukti ini didapat dari sebuah studi yang dilakukan sejumlah peneliti dari California Pacific Medical Center di San Francisco, yang dilaporkan pada tahun 2007. Dalam banyak kasus, dipercaya bahwa ganja mampu mematikan sel-sel kanker lainnya.

Selain itu, bukti menunjukkan bahwa ganja juga bisa membantu melawan mual dan muntah sebagai efek samping kemoterapi. 

Akan tetapi, meski banyak penelitian menunjukkan keamanannya, tanaman ini tidak efektif dalam mengendalikan atau menyembuhkan kanker.

5. Mengurangi nyeri kronis

Sebuah tinjauan yang dilakukan oleh National Academies of Sciences, Engineering, and Medicines melaporkan fakta bahwa dalam dunia medis, mariyuana kerap digunakan untuk mengatasi rasa sakit kronis.

Hal ini karena mariyuana mengandung cannabinoid yang bisa membantu menghilangkan rasa nyeri ini.

Dilansir dari Harvard Health Publishing, tanaman yang satu ini bisa meringankan rasa sakit akibat multiple sklerosis, nyeri saraf, dan sindrom iritasi usus. 

Tak hanya itu, tanaman yang satu ini bahkan banyak digunakan untuk penyakit yang menyebabkan nyeri kronis, seperti fibromyalgia dan endometriosis.

6. Mengatasi masalah kejiwaan

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Clinical Psychology Review menunjukkan bukti bahwa mariyuana membantu mengatasi masalah kesehatan jiwa tertentu.

Para peneliti menemukan bukti bahwa tanaman ini bisa membantu menghilangkan depresi dan gejala gangguan stres pasca trauma.

Akan tetapi, mariyuana bukan obat yang tepat untuk masalah kesehatan jiwa, seperti gangguan bipolar dan psikosis.

Pasalnya tanaman yang satu ini justru bisa memperparah gejala orang dengan gangguan bipolar.

7. Memperlambat perkembangan alzheimer

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Molecular Pharmaceutics menemukan fakta bahwa THC mampu memperlambat pembentukan plak amiloid.

Plak-plak yang terbentuk ini bisa membunuh sel-sel otak yang berkaitan dengan alzheimer.

THC membantu menghalangi enzim pembuat plak ini di otak agar tidak jadi terbentuk. 

Namun, penelitian juga ini masih berada di tahap awal sehingga butuh lebih banyak studi penguat. (1)

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUTRADI PAMUNGKAS)



Informasi
Nama Tumbuhan Ganja
Kandungan THC (Tetra-Hydro-Cannabinol)
Habitat Kawasan Tropis


Sumber :


1. hellosehat.com
2. doktersehat.com
3. www.lgn.or.id
4. www.alodokter.com


BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

  • Film - Wan An (2012)

    Wan An adalah sebuah film pendek karya sutradara
© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved