Udeng

Udeng merupakan ikat kepala khas dari Bali. Udeng umum dipakai oleh kaum laki-laki di Bali dari berbagai lapisan masyarakat. Udeng bisa dipakai oleh orang-orang dari kalangan bangsawan sampai orang biasa, dari anak-anak hingga sesepuh.


zoom-inlihat foto
udeng.jpg
(KOMPAS.COM/SRI LESTARI)
Puluhan udeng atau destar berbagai motif dan bentuk dijual di Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-38. PKB berlangsung 11 Juni sampai 9 Juli 2016 di Taman Budaya, Art Center, Denpasar, Bali.

Udeng merupakan ikat kepala khas dari Bali. Udeng umum dipakai oleh kaum laki-laki di Bali dari berbagai lapisan masyarakat. Udeng bisa dipakai oleh orang-orang dari kalangan bangsawan sampai orang biasa, dari anak-anak hingga sesepuh.




  • Informasi Awal #


TRIBUNNEWSWIKI.COM – Udeng merupakan ikat kepala khas dari Bali.

Udeng umum dipakai oleh kaum laki-laki di Bali dari berbagai lapisan masyarakat.

Udeng bisa dipakai oleh orang-orang dari kalangan bangsawan sampai orang biasa, dari anak-anak hingga sesepuh.

Udeng terbuat dari kain dengan ukuran panjang sekitar setengah meter.

Udeng memiliki bentuk asimetris bilateral dengan sisi sebelah kanan lebih tinggi ketimbang sisi kirinya.

Bentuk asimetris tersebut memiliki makna filosofis bahwa setiap orang selalu berusaha melakukan kebajikan.

Pembuatan udeng memerlukan keahlian tersendiri, karena itu umumnya produksi udeng berada di daerah-daerah tertentu.

Perajin udeng dan kerajinan-kerajinan berbahan kain lainnya banyak dijumpai di daerah Karangasem.

Satu desa yang terkenal sebagai sentra kerajinan udeng adalah Desa Sidemen.

Kamu pria di Bali memakai udeng dalam berbagai aktivitas kesehariannya.

Masyarakat menggunakan udeng baik dalam pertemuan informal, acara-acara resmi, hingga ritual peribadahan dan upacara keagamaan.

Ketika dipakai saat bersembahyang, udeng dipakai untuk mencegah adanya rambut yang rontok dan bisa melanggar kesucian pura.

Warna dan motif udeng juga ada berbagai macam mulai dari polos, ornamen metalik, corak batik, serta corak lain yang lebih modern.

Ketika sembahyang, udeng yang dipakai biasanya berwarna putih polos. (1)

udeng 1
Prosesi upacara Melasti di Pantai Batu Bolong, Canggu, Kuta Utara, Bali, Senin (4/3/2019). Upacara Melasti dilaksanakan dalam rangkaian perayaan Nyepi Tahun Baru Caka 1941 yang jatuh pada tanggal 7 maret 2019. (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

  • Makna Filosofis #


Parisadha Hindhu Dharama Indonesia (PHDI) Bali menetapkan udeng untuk ke pura harus berwarna putih.

Hal itu berujuan untuk menciptakan kesan kejernihan dan kedamaian pikiran.

Adapun udeng yang dipakai ketika berkabung adalah udeng berwarna hitam, sedangkan untuk kegiatan sosial lainnya berwarna batik atau selain hitam dan putih.

Udeng memiliki simbol sebagai “ngiket maneh” atau memusatkan pikiran yang merupakan sumber penggerak panca indera.

Setiap lekukan udeng juga memiliki makna tersendiri.

Lekuk di bagian kanan yang lebih tinggi dari lekuk di kiri berarti seseorang hendaknya lebih banyak melakukan hal yang baik (dharma) daripada berbuat buruk (adharma).

Ikatan di tengah-tengah kening bermakna sebagai pemusatan pikiran.

Sementara ujung ke atas melambangkan pemikiran lurus ke atas untuk memuja Tuhan Yang Maha Esa.

Sebagai kelengkapan busana adat dan sembahyang, udeng memiliki simbol Ketuhanan orang Bali yang menyatukan Tri Murti dalam simpul “nunggal”.

Pada sisi tersebut, tarikan kain juga memiliki makna.

Tarikan ujung kain kanan melambangkan Wisnu, tarikan ujung kain kiri melambangkan Brahma, sementara ujung kain di atas yang ditarik ke bawah melambangkan Siwa.

Maknanya, orang Hindu Bali mempertuhankan Tri Murti sebagai satu kesatuan yang utuh dalam perlambang udeng yang digunakan.

Dengan memakai udeng, secara garis besar bisa disebutkan bahwa hendaknya penganut Hindu Bali selalu berbuat baik sehingga nantinya dapat bersatu dengan-Nya atau moksa. (2)

udeng 2
Udeng digunakan untuk sembahyang. (Pixabay)

  • Jenis-jenis Udeng #


Selain memiliki makna yang mendalam, udeng juga dapat dibedakan dalam beberapa jenis.

Jenis-jenis tersebut diantaranya:

Udeng Jejateran

Udeng jejateran merupakan udeng yang digunakan dalam aktivitas peribadahan.

Udeng jejateran memiliki simpul hidup yang ada di depan, ditempakan di sela mata yang merupakan lambang dari mata ketiga atau cundamani.

udeng 3
Prosesi upacara Melasti di Pantai Batu Bolong, Canggu, Kuta Utara, Bali, Senin (4/3/2019). Upacara Melasti dilaksanakan dalam rangkaian perayaan Nyepi Tahun Baru Caka 1941 yang jatuh pada tanggal 7 maret 2019. (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Udeng Dara Kepak

Udeng dara kepak adalah udeng yang ditujukan untuk para pemimpin.

Ciri khas udeng dara kepak adalah memiliki penutup kepala yang menjadi simbol kemampuan pemimpin dalam melindungi rakyat.

Udeng Beblatukan

Udeng beblatukan merupakan udeng yang secara khusu dipakai oleh pemangku dan tidak disertai bebidakan.

Udeng beblatukan memiliki ciri khas dengan simpul belakang yang diikat ke arah bawah.

Ciri tersebut ditujukan agar pemakainya mendahulukan kepentingan umum ketimbang kepentingannya pribadi. (2) (3)

(TribunnewsWIKI/Widi Hermawan)

Jangan lupa subscribe kanal Youtube TribunnewsWIKI Official



Nama Udeng
Kategori Pakaian Tradisional
Asal Daerah Bali
   


Sumber :


1. www.indonesiakaya.com
2. sportourism.id
3. www.kintamani.id


BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved